SIXTH : FEELING

97 6 0
                                    

Dan kala itu Luna semakin dekat dengan Putra saling mengenal kesukaan dan ketidaksukaan masing-masing, makin dekat makin dekat , suatu malam kala itu..

"LUNA!" ujar Putra di room chat
" iya? Jebol capslock segala haaha" jawab Luna
" aku mau ngomong sesuatu tapi aku deg-degan sumpah" ujar Putra
"Kenapa kenapa? Nyantai aja lagi buruaaaan!" Jawab Luna sambil penasaran
" Sumpah aku takut lun masalahnya aku mau nembak bidadari, kamu mau ga jadi pacar aku?" Tanya Putra
"Apa? Apa??? Seriusan? Serius? Hah ga mimpi aku?" Jawab Luna sambil salah tingkah saat menjawab pertanyaan Putra
" hahaha gimana ntar putra aku masih mikir-mikir dulu" Jawab Luna
"Yahhhh, yaudah gapapa aku tunggu kamu siap kok Lun " ujar Putra yang masih ada perasaan yang mengganjal

Malam itu, Luna sempat memikirkan soal Putra, ia terima atau tidak, tapi Luna punya rasa yang sama kepada Putra, namun ia masih ingin melihat seberapa berjuangnya Putra untuk Luna.

Esoknya,
"Fathin!!!!" Teriak Luna sambil ke kelas
"Apa apa?? " ujar Fathin
"Putra nembak aku, aduh aku terima apa engga?" Tanya Luna
"Terima lah, dia kayaknya setia deh Lun" Ujar Vani
"Tapi aku masih takut, trauma ya ampun bingung sumpah" ucap Luna

Bel berbunyi dan kegiatan belajar mengajar pun di mulai.

Seusai pulang sekolah,
"Lun, itu ada Putra lagi Taekwondo di Aula"
"Ih ga ah, aku malu ketemu dia udab ayo pulang" sambil menarik tas Vani dari belakang
"Ayo lah bentar" ujar Vani
"Hey! " ujar Naufal, Naufal ialah teman Putra
"Mau ngapain? Nyari Putra ya? Aku panggil ya, putra putra! " Naufal memanggil keras Putra
"Eh eh jangan, gila, gila, eh boleh tanya, kamu kan temen nya Putra, dia bisa gitar ga?" Tanya Luna
"Iya fal, si Luna pengen di tembak langsung pake bunga trus di nyanyiin pake gitar hahahaha" ujar Vani sambil tertawa
"Bangsat banget ni orang, engga nanya doang" ucap Luna
"Gatau sih " jawab Naufal
Tiba-tiba Putra menghampiri mereka,
Dan
"Ah vani vani! Aku malu ayo ayo pulang " sambil Rusuh dan menarik Vani pulang
" ada apa Luna? " tanya Putra sambil malu dengan memakai baju taekwondonya
"Engga kok tra, tadi si Vani iseng doang " jawab Luna Masih menarik Vani
"Ga tra, dia itu pe-gen bi-lang terima ke ka-mu" jawab Vani ,sambil di bekam mulutnya oleh Luna
"Ga ih ya Ampun, udah ayo pulang" jawab Luna yang berhasil membawa pulang Vani.

Luna pun tersenyum kepada Putra, Putra pun begitu.

Hari itu mereka tidak langsung pulang ke rumah tapi mereka les inggris dulu,

"Luna" ucap Amir
" apa?" Jawab Luna dengan sinis
" denger-denger kamu abis di tembak banyak cowok ya?" Tanya Amir
"Iya " jawab Luna singkat
"Trus udah jadian?" Tanya Amir lagi
"Proses" jawab Luna sinis
"Kamu kok jadi beda sama aku Lun, lun aku mau ngomong " Luna di tarik tangannya ke luar kelas itu.

"Luna, please kamu jangan sesekali terima cowo manapun tunggu aku luna, aku bentar lagi mau mutusin nabilah" ucap Amir sambil memohon kepada Luna
Luna hanya diam
"Lun, aku sayang sama kamu, aku cuma pengen kamu, aku janji setelah aku putus sama dia, aku balik lagi ke kamu dan kita seneng-seneng lagi" ujar Amir sambil menetap Luna dengan fokus
" emang aku mau? " jawab Luna
"Ayo lah Luna please" ujar Amir sambil memegang tangan Luna
"Ih apa apaan megang, kamu tuh bukan milik aku kali, najis" jawab Luna sambil pergi kembali ke kelas

Setelah itu, Pulang Les Amir yang biasanya dijemput, kali ini dia memutuskan untuk pulang bersama Luna,
"Luna! Tunggu" ucap Amir
"Apa lagi sih" jawab Luna
"Aku bareng ya pulangnya, yayayaya" ucap Amir
"Ya udah silahkan " jawab Luna
Sambil berjalan untuk menaiki angkot, tiba-tiba tangan Amir menggenggam tangan Luna
"Ih apa apaan sih" ujar Luna ,kesal.
"Gapapa ya Luna aku kangen kamu " ujar Amir sambil tetap menggenggam Luna
"Kamu tuh punya nabilah bukan aku, tangan ini buat nabilah bukan aku" ujar Luna
"Kamu ga kasian apa sama dia? Kamu pacaran sama dia tapi kamu kayak gini sama aku, sedih amat hidup kamu mir " sambil melepaskan genggaman Amir
"Luna berapa kali aku bilang ,aku putusin dia dan kembali sama kamu " jawab Amir
"Terserah terserah aku udah pusing " jawab Luna sambil risih

Seusai itu,
Malam hari pun tiba, Luna asik chatting an dengan Putra begitu pun Fadhlan
"Kamu di tembak Putra?" Tanya Fadhlan
"Iya lho dhlan, aku ga nyangka ya ampun tapi aku mau nerimanya 2 hari lagi aja deh doain yah!" Jawab Luna
"Oh, hmm lucky him " ujar Fadhlan
" kenapa?"
"Dia bisa dapetin cewe seperti kamu, yang baik,pinter,cantik, trus rame pokoknya kamu segalanya " ujar Fadhlan
"Ga haha justru aku banyak kekurangan Dhlan."
"Aku juga lagi suka sama cewe, deket malah tapi dia kayaknya nganggep aku sahabat aja no more, tapi gapapa mumpung dia belum jadian, aku masih bisa deket sama dia Alhamdulillah " ucap Fadhlan
"Siapa cewenya? Kok kamu ga cerita sih nyebelin, perasaan aku mulu yang cerita " ujar Luna
"Belum waktunya aku kasih tau kamu Lun, "
"Okay"
Mereka melanjutkan chat nya.

"Ya ampun Putra aku ga sabar jadian sama kamu kayaknya kita rame banyak kesamaan pula , temen-temen aku juga pada setuju tunggu aku 2 hari lagi ya Putra" ucap Luna di dalam Hati nya. Hati dan pikirannya penuh dengan Kata Putra dan Bayangan Putra, kali ini ia tergila-gila membayangkan sosok cowo yaitu Putra.

Pagi bersinar terang, Luna bergegas untuk pergi ke sekolah
Sesampai di sekolah,

............................

Cinta Tahu Kemana Dia Akan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang