"Oh Tuhan, kenapa begitu sulit melupakan laki-laki itu?" Keluh Soojung seraya menendang bunga yang berjatuhan.
Ia merasakan kegaduhan di belakang dan beberapa dentuman kaki manusia yang berlari kencang. Sampai sebuah tangan dingin melingkar di lehernya dengan benda tajam yang hampir menyentuh kulit lehernya.
"Tugas mu hanya diam! Jangan bergerak." Tiba-tiba sekelompok polisi, lebih tepatnya detekif datang menghampiri pria yang kini dalam posisi memeluk Soojung.
"Hei! Berhenti disana, dan lepaskan dia." Salah satu polisi berujar.
"Tidak, sampai kau mau melepaskanku."
"Oh, ayolah. Kau tau hukuman mu akan bertambah jika melakukan semua ini!"
"Aku tak pedul--" Terdengar suara tembakan pistol dan peluru menancap kaki sang 'penjahat', dan secara bersamaan pula sebuah gesekan pisau menyentuh leher Soojung. Sejenak ia dapat menahannya. Tapi, lama kelamaan semua gelap dan hanya terdengar suara samar-samar yang lama kelamaan menjadi sunyi.
.
.
"Apa ia baik-baik saja?" Tanya Jongin sambil menatap wanita yang kini terbaring di ruang UGD Rumah Sakit Gangnam.
"Ya kondisinya stabil dan juga darahnya tak banyak terbuang. Tapi, apa kau baik-baik saja?" Balas sang Dokter yang lebih tepat sahabat Jongin sejak kecil.
"Ya, tak ada yang bermasalah."
"Baiklah tugas ku sudah selesai, jadi sampai nanti Jong." Laki-laki itu berpamitan dengan Jongin.
"Terima kasih banyak Sehun." Jongin merangkul laki-laki berjas putih itu. Sehun tersenyum menangguk dan belalu meninggalkan Jongin.
Jongin kini menatap wanita yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit, ia sedang berpikir keras apa yang akan ia lakukan jika wanita ini bangun.
Menyapanya? Oh itu terlalu canggung atau mencoba tersenyum manis? Oh itu menjijikan.
Menanyakan keadaannya? Mungkin itu ide bagus. Tapi terlalu biasa? Apa ia harus diam saja?
Ugh. Menyebalkan.
Seorang perawat datang mendekati Jongin, "apa anda wali dari wanita ini?"
"Ya, ada yang bisa saya bantu?"
"Bisakah anda menuju meja adminitrasi sekarang? Untuk membayar biaya pengobatannya."
"Tentu dengan senang hati. " Jongin tersenyum
"Silakan lewat sini." Balas sang perawat ramah.
.Sebuah lenguhan kecil keluar dari mulut Soojung pandangannya yang sedikit gelap kini menjadi terang.
Sejenak ditatapnya sekitar Soojung berani jamin bahwa ia berada di Ruang UGD perempuan itu menghempaskan tangannya kekiri dan didapatinya seorang pria tengah tertidur pulas,
YOU ARE READING
Spring Is Gone by Chance
FanfictionSoojung tak menyangka akan bertemu dengan Kim Jongin dalam keadaan seperti ini. Jongin seperti seseorang yang diutus tuhan untuk menemaninya disaat orangtua Soojung yang sudah meninggalkannya selama bertahun-tahun. Dibalik semua itu, sebuah rahasia...