Together.

605 70 4
                                    

"Apa?"

"Bagaimana kau bisa ada di kamar mayat itu kemarin?" Soojung bertanya dengan sedikit jengkel karena Jongin malah tersenyum dan tertawa pelan.

"Aku pernah ke rumah sakit itu sekitar 3 minggu yang lalu. Aku ingin melihat seorang korban pembunuhan dan sekalian ikut mengantarkan ke tim forensik, ke—"

"Ew pembohong." Soojung mengumpati laki-laki itu.
Jongin terlihat bingung tapi tetap fokus ke jalanan.

"Kau berbohong untuk pergi ke toilet." Soojung bertanya dengan nada sinis.

Jongin membelokan stirnya ke kiri saat lampu hijau menyalah, "aku tak berbohong."

Ia meluruskan stirnya dan menambah kecepatan nya karena jalanan masih sangat sepi pagi ini.

Bagaimana tidak? Mereka berangkat pukul 6 pagi itulah kenapa hanya telihat beberapa pelajar yang memang tidak ingin terlambat.

"Aku memang pergi ke toilet." Soojung terlihat bingung.

"Makanya dengarkan jangan memotong." Jongin melanjutkan.

"Jadi kebetulan pintu kamar mayat itu menyambung ke toilet, aku sebenarnya tak mau melakukan itu tapi karena pintu terlihat terbuka jadi aku hanya ingin mematikan lampunya." Soojung menatap laki-laki itu tajam.

"Saat lampunya mati aku mendengar kau memanggil namaku jadi ide jahil ku makin keluar." Mereka kini sudah memasuki area parkiran mobil rumah sakit.

"Kebetulan ada senter di meja aku langsung saja mengambilnya saat aku sudah masuk dan tempat kau berdiri ada tempat kosong jadi ku baringkan tubuhku disamping—"

Soojung sudah siap dengan tas kecilnya ia ingin menghantam Jongin saat mereka sudah memarkirkan mobil dengan sempurna.

"Dan saat kau menyentuh ujung tempat tidur kau menghidupka—" Jongin melihat kekiri orang yang duduk di jok depan itu menatap dengan tajam bersama tas yang terangkat. "eh?"

"Mau mat--"

Tiba tiba telepon Jongin berbunyi ia buru buru menjawab telepon tersebut agar wanita dengan tas nya itu tak 'membunuhnya'.

"Kau selamat karena itu." Soojung mengumpat ia membuka pintu diikuti dengan Jongin.

"Kau dimana?" Jongin melihat sekitar mencari keberadaan temannya. Tiba-tiba suara wanita menginturpsi

"Jongin kau mau kemana? Bareng siapa?" Suara Seulgi terdengar di seberang dan tepat saa itu Soojung sudah berada di sampingnya.

.

.

"Jongin kuta—"

Chanyeol mengambil teleponya dari Seulgi, " kau dimana? Biar aku yang memberikannya." Laki-laki itu secepat kilat berlari meninggalkan wanita berwajah oriental itu.

Chanyeol berhenti saat menemukan Jongin bersama seorang wanita, Jongin melirik kearah depan dan didapatinya Chanyeol ia melambai dan berlari ke arah Chanyeol.

"Ini kuncinya dan amankan wanita mu itu." Jongin menoleh ke arah Soojung. Ia menyuruh wanita itu agar masuk duluan.

"Seulgi ikut?"

"Yep dan cepatlah kau masuk." Jongin mengangguk dan menepuk bahu Chanyeol ia berlari menyusul Soojung.

Chanyeol hampir saja berbalik kalau saja ia tak mendengar suara wanita yang sangat nyaring dari arah belakang.

"Hei Park Chanyeol! Mau mati ha?" Chanyeol menoleh ke belakang seraya tersenyum paksa menghadap Seulgi.

"Dimana Jongin?"

"Ia melompat tadi dari ata sana." Chanyeol menunjuk keatas.

Wanita itu memutar matanya malas,
"Kau yang akan ku tendang dari atas sana."

Seulgu berjalan ingin memasuki rumah sakit tapi terhalang oleh sebuah gengaman yang mendarat di lengannya.

"Seulgi ayo membeli makanan aku sangat lapar."

"Bodoh apa peduliku?"

Damn.

Chanyeol terus merayu Seulgi agar tak mengganggu Jongin yang sedang libur.

"Ayo kita belanja makanan di Myeongdong. Aku yang traktir." Chanyeol menarik Seulgi awalnya wanita itu menolak tapi akhirnya menyerah karena perutnya benar-benar lapar sekarang.

.

Kini Jongin dan Soojung sudah berada di depan kamar Kim Joonmyeon. Terlihat Victoria sedang mengobrol dengan Joonmyeon, apa mungkin mereka sedang merencanakan pernikahan mereka? Batin Soojung bertanya.

Jongin melirik jam tangannya sudah pukul 06.30 jika mereka pergi lebih dari pukul 7 maka mereka akan terlambat.

Ia melirik Soojung yang dari tadi menunduk, "Jika kau tau mau masuk biar aku saja." Jongin berjalan tiba-tiba wanita itu menahan lengannya.

"Ayo masuk bersama." Wanita itu berjalan duluan dan mendorong pintu itu pelan sontak penghuni di dalam menoleh kearah pintu.

"Selamat pagi Tuan Kim dan Vic." Jongin menyapa Victoria tersenyum dan berjalan kearah Jongin dan Soojung masih memangang lengan bawa Jongin.

"Ini kunci mobil mu." Jongin menyerahkan kunci hitam itu ketika Victoria mendekat. Wanita itu tersenyum dan berucap terima kasih.

"Kalau begitu kami pergi ya. Tuan Kim semoga lekas sembuh."
Jongin tersenyum ramah dan Joonmyeon terlihat hanya menunduk sama seperti yang dilakukan Soojung.

Saat keduanya berbalik suara Joonmyeon mengintrupsi ruangan.

"Bisakah aku berbicara dengan Soojung? Hanya 5 menit." Soojung awalnya terkejut tapi ia berusaha tenang. Victoria yang berada di depan mereka keluar duluan diikuti Jongin dan kini didalam ruangan itu hanya ada mereka berdua.

Joomyeon memanggil Soojung, "Jung Soojung mendekatlah."

Wanita itu awalnya ragu tapi akhirnya ia membalikan tubuhnya ia menatap Joonmyeon sejenak lalu melangkah pelan menuju mantan kekasihnya itu.

.
.

Hai hai disini ada yg bisa bantu aku buat cover utk cerita ini? Ato mungkin ada yg tau buat cover nya pakek aplikasi apa😁
Kebetulan handphone ku Layarnya kecil jadi susah dek buat edit edit🙈
Yg mau bantu silakan komen ya.
Kalo yg mau bantu buat cover boleh cantumin id line nya😚😚 
Trims, Sena.

Spring Is Gone by ChanceWhere stories live. Discover now