"Jung Soojung mendekatlah."
Wanita itu awalnya ragu tapi akhirnya ia membalikan tubuhnya menatap Joonmyeon sejenak lalu melangkah pelan menuju mantan kekasihnya itu.
.
Victoria menghembuskan nafas panjang, "well, Soojung dan Joonmyeon sudah berpacaran selama 2 tahun. Singkat memang tapi untuk hubungan jarak jauh itu keren."
Jongin mengangguk mereka kini mendudukan tubuhnya di tempat duduk samping pintu kamar Joonmyeon, "asal kau tau saja Joonmyeon itu tidak selingkuh. Kami bisa dibilang seperti adik kakak di Amerika tapi aku tiba-tiba mulai mencintainya."
Jongin menatap ubin putih dibawah ia mengangguk pertanda ia mendengarkan cerita gadis disampingnya.
Victoria menyandarkan punggunya, "saat kami kembali ke Korea ia ingin memutuskan Soojung dengan cara membawa 'selingkuhannyan' aku awalnya senang tapi aku tak tega juga. Bahkan setelah tragedi di bandara ia hanya diam tanpa bicara selama 4 minggu."
"Aku benar benar frustasi karena itu akhirnya aku mengungkapkan semuanya dan kami memulai hubungan secara perlahan."
"Dan juga Joonmyeon Oppa selalu berbagi segala rahasia dengan ku tapi tidak dengan Soojung. Ia yakin bahwa Soojung tak akan menerimanya dengan sepenuh hati. Kau pasti tau kan kenapa ia melakukan bisnis terlarang tersebut." Jongin mengangguk dan terdiam sejenak ia teringat akan sesuatu.
Jongin kini menatap seorang didepannya ia membuka kembali catatannya.
"Kenapa kau melakukan semua ini? Kau tau kan seberapa bahaya ini?"
"Kau tau? Aku sangat ingin berhenti. Maksudku aku bukanlah pelaku sebenarnya aku hanya tangan kanan orang di atasku. Jika aku berhenti maka orang-orang yang kucintai.. semua.., akan lenyap."
Orang itu mengusap wajahnya putus asa. Jongin menatap laki-laki itu bingung tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu."Jadi kau belum keluar sepenuhnya dari kelompok itu?"
"Sudah tapi ia mengancam akan membunuh tunangan ku dan mantan kekasihku."
"Kim Joonmyeon?" Jongin mendonga menatap laki-laki itu.
"Jadi semua yang kau lakukan adalah perintah—" DOR! Suara tembakan datang dari sisi barat mengenai lengan atas laki-laki tadi. Jongin menunduk berusaha memanggil Chanyeol.
"Yeol! Sekarang! A-" sebuah hantaman keras datang dari atas Jongin menendang kaki orang itu. Joonmyeon berusaha menghajar siapa saja yang meghajarnya tapi tembakan kedua menyambar kakinya ia merasa ingin jatuh sekarang. Suasana didalam kedai tersebut sangat mencengakkan debu-debu berterbangan di atas. Jongin terus melawan ia mengambil pistol dibelakang sakunya dan menembak benda benda disekitar agar orang tersebut tak mendekatinya.
Merasa ada peluang untuk keluar Joonmyeon berjalan cepat seraya menahan rasa sakit dikaki kirinya ia berhasil keluar disaat bersamaan ia menatap wanita di mobil tersebut.
Jongin terus menembak dan tanpa sadar pelurunya habis dan berbagi orang keluar dari setiap sudut. Jadi kami diawasi dari tadi?
"Berhenti! Mobil polisi akan datang dari arah utara dalam waktu 3 menit." Orang-orang itu berlari keluar tapi terlambat Chanyeol bersama petugas lainnya berhasil memasuki kedai berusaha membawa siapa saja yangan dapat menjadi saksi. Tapi semuanya sudah berlari dengan cepat.
Joonmyeon menatap wanita di dalam mobil tersebut dengan darah yang mengalir di pelipisnya dan tersenyum. Wanita itu keluar perlahan
Joonmyeon memangginya pelan "Soojungah.."
YOU ARE READING
Spring Is Gone by Chance
FanfictionSoojung tak menyangka akan bertemu dengan Kim Jongin dalam keadaan seperti ini. Jongin seperti seseorang yang diutus tuhan untuk menemaninya disaat orangtua Soojung yang sudah meninggalkannya selama bertahun-tahun. Dibalik semua itu, sebuah rahasia...