Hening tercipta begitu lama sampai saat mereka sampai ke kediaman mereka.
"Jong.."
"Ya?"
"Kau yakin tak apa?"
Jongin menyeringit, "ya aku baik-baik saja."
"Tapi aku tak merasa seperti itu." Langkah Soojung terhenti diikuti Jongin di depannya. Laki-laki itu memutar badannya.
"Kau seperti sudah mengenal ku lama saja."
Soojung tersentak.
"Apa?"
"Ya, --maksud ku kau seperti sudah kenal lama saja dengan ku sampai tau apa yang kurasakan." Jongin mendekat lalu ia teringat sesuatu, "OH! Kau kan fakultas kedokteran Psikologi."
Jongin tertawa tetapi Soojung berlalu dengan wajah yang muram. Ia berpikir, kenapa ia begitu mengkhawatirkan laki-laki yang baru dikenalnya ini? Apa karena ia mahasiswi psikologi? Itu tak masuk akal.
"Jung.."
"Unnie.." Soojung menemukan Siwon sedang membereskan meja makan
"Kau membeli banyak bahan makanan?" Perempuan dengan dress bermotis floral itu mengarahkan dagunya ke kantong yang di pegang Soojung. Soojung menjatuhkan pandanganya ke bawah melihat tentengan yang ia bawa.
"Ini tak terlalu banyak.." Soojung gugup sembari melihat lagi barang bawaannya.
Siwon tertawa, "Tak masalah kau mau buat Sup Kue Beras yang melimpah, tapi ku pikir kalian akan pulang sore ini. Benar bukan Jong?" Jongin memasuki rumah tanpa bunyi yang dapat didengar.
"Oh ya, aku belum memberitahumu ya Jung?" Soojung menatap laki-laki yang kini berada di sampingnya, kata-kata tadi terus tergiang di pikirannya. Tetapi yang menjadi pertanyaan kenapa pernyataan yang dilontarkan Jongin begitu berbekas di hatinya?
"Jong aku pergi ya. Bibi sudah duluan dan Taehyung sudah pergi sembari mengantar anakku ke sekolah. Jung unnie tinggal ya." Siwon tersenyum ia berjalan pelan menuju tempat mantelnya bergantung lalu berjalan ke rak sepatu dan setelahnya membuka pintu lalu menutupnya lagi dan meninggalkan hening sebagai salam nya.
Soojung berjalan menuju dapur dan mengambil telenan dengan pisau lalu mengekuarkan tteok yang tadi mereka beli dan mengirisnya bundar sesuai potongan untuk sup kue beras yang akan di buatnya. Jongin hanya memberi tatapan bingung untuk perempuan yang sedang memegang benda tajam itu. Ia memilih membantu perempuan itu tanpa bersuara.
Mereka melakukan segala tugas tanpa mengucapkan kata hanya bahasa tubuh yang mereka keluarkan dan untungnya mereka saling mengerti jadi tak membuat semua nya menjadi susah. Setelah di rasa seluruh bahan sudah siap Soojung memasukan seluruh bahan yang di potongnya diikuti bahan yang Jongin potong pula. Setelah tercampur dalam satu wadah besar Soojung menutup wadah tersebut lalu mendudukan diri di meja makan diikuti Jongin yang mengambil tempat di sampingnya.
"Jung."
Soojung menatap Jongin seraya memberi isyarat lewat matanya seperti mengucapkan suatu kata 'ada apa?'
"Apa yang menganggumu hari ini?"
Soojung terbelak-belak lalu menggeleng cepat.
"Lalu kenapa kau mendiamiku selama satu jam ini?" Tegas Jongin.
Soojung terbelakan, lalu ia memberikan kesempatan kepada mulutnya untuk melontarkan kata-kata.
YOU ARE READING
Spring Is Gone by Chance
FanfictionSoojung tak menyangka akan bertemu dengan Kim Jongin dalam keadaan seperti ini. Jongin seperti seseorang yang diutus tuhan untuk menemaninya disaat orangtua Soojung yang sudah meninggalkannya selama bertahun-tahun. Dibalik semua itu, sebuah rahasia...