3.Hubungan?!

122 27 15
                                    

[3].Hubungan?!

"Gue mau lo jadi pacar gue,De."
---
Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
---

Hening terjadi diantara keduanya. Dea yang hanya menatap kosong jendela di samping nya dan Ari yang fokus menyetir.

Dea tau bahwa dirinya baru saja terlihat lemah di depan Ari. Sebenarnya, Kalau ia mau ia bisa saja balas menjambak rambut Putri. Tapi, ntah kenapa tubuh nya menolak dan kakinya juga terasa lemah saat cairan demi cairan itu tumpah di sekujur tubuhnya.

“Lo udah ngabarin Zia?” Ari lah yang pertama memecahkan keheningan di antara keduanya.

Dea menggeleng lemah masih menatap kosong kaca mobil.

“Lo kabarin sekarang takutnya lo dianggep bolos sama anak-anak.”

Dea mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Mengetikkan beberapa kata yang akan ia kirimkan ke Zia.

ClrzAmadea : Zi, gue nggak bisa ngikutin pelajaran. Gue izin ada sesuatu yang terjadi tadi dan lo bisa bawa tas gue kan? Nanti jam 4 lo anter ke rumah gue.

Tidak menunggu lama balasan dari Zia. Tak lama setelah itu ponsel Dea berbunyi.

Ziafhreza : Oke. Lo baik-baik aja kan? Nanti bakal gue anter. Jaangan lupa kabarin abang lo! Nanti dia jemput lo lagi.

ClrzAmadea : iya. Gue baik-baik aja. Oke.

Kalau tidak Zia mengingatkannya ia mungkin lupa dengan saudara nya itu. Ia melirik jam di ponselnya. Pukul 11, masih ada waktu untuk mengabarkan sekarang. Lagipula, ia pulang bersama Ari. Bang Dio juga udah kenal dekat.

ClrzAmadea : Bang, gue pulang sama Ari. Jadi nggak usah jemput gue.

Bang Dio : hm, yaudah. Jaga diri ya.

Dea menghembuskan nafasnya. Ia melirik cowo di sebelahya. Dengan mata tajam, hidung mancung, putih, bibir tipis, rambut acak-acakan. ugh sungguh hari ini Ari tampak tampan. Dea tak menyangkal Ari benar-benar berbeda sekarang.

Ia kembali menatap kaca jendela di samping nya. Langit mulai gelap akan hujan. Kini ia merasakan dingin yang menjalar di tubuhnya. Mungkin, akibat Ac mobil yang menerpa bajunya yang basah. Meskipun, ia telah memakai jaket Ari tapi tetap saja ini sangat dingin.

“De, kita udah sampai.” Ari keluar dar mobilnya yang diikuti Dea di belakangnya. Dea meyisir keadaan sekitar. Sepi . Ya, sangat sepi kemana orang-orang?

“Rumah lo sepi?”

“Nyokap bokap gue lagi kerja di luar kota,Kak Ara juga kan di bandung sekarang.” Ari tersenyum tipis. Lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah bertingkat 2 itu.

Jujur, Ari senyum manis banget.Batin Dea. Kini ia tersenyum tipis akan kata hati nya tadi. Dia tidak menyangkal sekarang. Perkataan Zia ada benarnya juga dan ia menyadari nya sekarang.

“ Lo duduk dulu ya, gue ambil baju kakak gue sama bikinin lo teh hangat.” Dea tersenyum lalu mengangguk. Ari pergi meninggalkannya.

Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang