4. Dia datang

100 14 0
                                    

" hati-hati deh,dia terlalu bahaya buat lo."
---
Happy reading!
.
.
.
.
.
.
---

Dea berjalan di lorong koridor. Tatapannya jatuh kepada tatapan sinis Putri. Dea menatapnya malas lalu melanjutkan jalannya. Tiba-tiba tangan di cekal. Membuat Dea menoleh ke sampingnya, Putri.

'Ni anak, ngapain lagi?'

Putri menolehkan mukanya. Membuat tatapan keduanya bertemu.

"Hidup lo nggak bakal tenang, De." Dea menarik paksa tangannya. Ia menatap sinis Putri. Putri tersenyum dan melangkahkan kakinya pergi.

Dea kembali melangkahkan kakinya. Tapi, tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh seseorang yang merangkulnya.

" Selamat Pagi, Pacar gue." Ari tersenyum lalu menarik hidung Dea membuat Dea meringis dan mengusap hidungnya pelan.

Dea mencoba melepas rangkulan Ari. Tetapi,semakin ia memberontak, Ari semakin mempererat rangkulannya.

"Apaan sih pacar-pacar." Ari mendengus lalu menoyor kepala Dea.

"Lo lupa atau gimana kejadian kemarin?"

Dea berpikir sejenak. Dan ia meringis saat dia ingat ia menyetujui permintaan bodoh Ari.

"Oke-oke, gue terima permintaan lo yang pertama.gue bakal jadi pacar lo."

Dea merutuki dirinya. 'Bodoh lo De! Lo kenapa terima!'.

Lamunan Dea buyar saat Ari kembali berucap dengan tangan yang masih merangkul dirinya. "Udah inget?"

" Nggak, gue Amnesia." Ari mendengus.

"Kalo lo amnesia. Kenapa lo inget gue,Dea?"

" Gue mungkin amnesia pas kejadian yang soal 'pacar-pacar' tadi lo bilang."

"Terserah lo."

"Jadi, Lepas tangan lo."

Ari melirik Dea sekilas,Lalu melepas rangkulannya. Membuat Dea bernafas Lega.

"Oke, gue lepas rangkulannya." Ari tersenyum. Lalu meraih tangan Dea dan di genggamnya lembut.

Deg!

Dea terpaku. Darah nya berdesir. ' Kok gue deg-degan gini?'. Dea menggelengkan kepalanya. Eh, sekarang pikirannya telah kemana-mana.

" Gila atau gimana lo?" Dea mendelik. Ia melirik ke arah tangan nya dan tagan Ari.

Ari tersenyum. Lalu menarik Dea menyusuri koridor-koridor di seoklahnya.

Tatapan mata-mata beberapa siswa dan siswi kini jatuh kepada mereka berdua. Membuat Dea sedikit risih. Ia melirik Ari yang santai meskipun sebenarnya ia sadar kini dia dan dirinya lah yang menjadi sorotan sekarang.

Ari membawanya ke area taman belakang sekolah. Yang Dea lihat dari jauh ada segerombolan beberapa siswa dan siswi. Ahh, tidak salah lagi mereka sahabat Ari.

Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang