Bayu seharian nggak bisa tenang di stasiun radio tempatnya bekerja, pikirannya terus melayang-layang ke tempat dimana Syira berada. Berusaha membayangkan apa yang Syira lakukan sama Jauzan. Berlebihan memang. Tapi fakta bahwa Syira mengaku pernah dicium oleh Jauzan secara sadar, dan Jauzan melakukannya saat hubungan Bayu dan Syira sedang di ujung tanduk, membuat Bayu nggak pernah bisa hidup tenang selama Jauzan masih berada di dekat Syira.
Iya. Bayu memang posesif. Dan Bayu merasa berhak untuk posesif.
Akhirnya Bayu memutuskan untuk menolak tawaran siaran tambahan di malam hari, menggantikan temannya yang nggak bisa hadir, dan meluncur ke mal tempat Syira dan Jauzan bertemu. Hanya supaya Syira nggak pulang sama Jauzan.
"Ngapain aja tadi sama Jauzan?" Tanya Bayu tepat setelah pintu mobil ditutup.
"Wow, wow, chill, baby." Ujar Syira, yang menurut Bayu aneh karena Syira jarang sekali bicara dengan gaya seperti itu. "We're just talking about some stuff."
"Kamu abis makan apa sih kok ngomongnya jadi gitu?"
Syira langsung tertawa lebar, "Makan popcorn karamel."
Bayu hanya bisa menghela napas karena tahu betul kalau pacarnya satu ini nggak bisa makan terlalu banyak makanan manis. Kalau nggak ya begini akibatnya, sugar rush. Omongannya jadi nggak jelas, banyak tertawa.
Tangan Bayu otomatis berpindah dari gear ke container box untuk mengambil air mineral yang selalu dia tambah stoknya setiap habis, kemudian memberikannya ke Syira yang masih sibuk tertawa sendiri, "Minum yang banyak."
"Nggak mau. Kembung."
Jari Bayu langsung melancarkan serangan ke pipi Syira bertubi-tubi, "Sadar sadar sadar, kamu lagi sugar rush, cepet minum. Daritadi ketawa sendiri. Tuh coba liat ke luar."
Dan saat kemudian Syira melihat anak kecil yang sedang dibonceng ayahnya menatapnya bingung, pada saat itu pula Syira akhirnya terpaksa menerima botol air mineral tersebut dan langsung meminum semuanya, sampai-sampai Bayu harus menghentikan mobilnya karena kaget.
"Nggak semuanya juga?? One shot??"
Syira tiba-tiba saja mencubit pipi Bayu keras sampai Bayu harus teriak sama kerasnya agar sakitnya nggak begitu terasa, "Kamu tuh, nggak konsisten."
"What??"
Syira nggak berniat menjawab kebingungan Bayu dan langsung tertidur pulas sampai tiba di rumahnya, makanan manis selalu membuat Syira cepat mengantuk.
---
Sesampainya di rumah, Syira langsung masuk tanpa Bayu. Kebetulan Bayu masih ada janji lain dan nggak bisa menyempatkan waktunya untuk singgah sebentar seperti biasanya.
Tapi saat ia menginjakkan kakinya di teras rumah, rasanya Syira berharap Bayu bisa kembali lagi dan memutuskan untuk mengajaknya ke acara apapun yang sedang menantinya. Syira benar-benar nggak mau terlibat dengan apa yang terjadi di dalam.
"Terserah kamu aja deh. Capek."
Syira tahu betul suara siapa itu.
Mayang Mardhiya, sahabatnya sejak SMA yang kebetulan nggak begitu kenal dengan Jauzan karena perbedaan pergaulan-basically, teman dekat Jauzan saat itu juga hanya Syira karena Jauzan saat SMA bisa dibilang terlalu membosankan untuk ditemani.
Syira nggak pernah mengira kalau sahabatnya akan jadian dengan Kenzo, apalagi sifat mereka sama. Sama-sama keras kepala.
Ya, itu dia. Kesamaan sifat lah yang membuat mereka jadi sering bertengkar mengenai hal-hal kecil, seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Around Her
RomanceAs there are too many things revolving around her, they gotta choose between two. Her options are to stay or to move. And his options are to hold on or to let go. --- Please acknowledge that the last chapters are on private mode, make sure to follo...