Meski hanya sebatas makan malam antara dua keluarga, malam itu tetap terasa meriah sekaligus hangat. Hal seperti inilah yang sebenarnya sudah lama diinginkan Syira-agar kedua orangtuanya bertemu dengan orangtua Bayu. Karena, jujur, seringkali ada pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepala Syira, seperti kemungkinan munculnya ketidakcocokan di antara mereka.
Tapi... melihat Om Arya-Ayah Bayu-yang kini sedang asyik tertawa karena baru saja dikalahkan Papa Syira, dalam pertandingan tenis meja kecil-kecilan, serta kedua wanita yang sedang heboh membicarakan sinetron India yang sepertinya tak kunjung habis, membuat Syira merasa seratus lima puluh persen lebih tenang.
Mereka cocok.
Sekarang tinggal tugas Bayu dan Syira untuk mempertahankan hubungan baik hingga saatnya tiba.
Syira sekali lagi memandang laki-laki yang kini sedang sibuk mengotak-atik laptop bersama Kenzo, sibuk dengan proyek lagu yang katanya sudah mereka rencanakan sejak tahun lalu namun belum juga rampung karena kesibukan yang dihadapi keduanya.
"Ah, enggak enak, Zo." Ujar Bayu dengan kening yang sedikit berkerut, seperti ada nada yang tidak sesuai dengan ekspektasinya sampai-sampai muncul rasa pahit di mulutnya.
"Terus gimana dong?" Kenzo mulai sibuk lagi, entah apa, mungkin menyesuaikan pitch? "Gitu?"
"Hmm..." Bayu terlihat menekan headphone-nya, sementara jarinya menyentuh keyboard, seperti sedang mengulang-ulang bagian yang barusan direvisi Kenzo. "Ya, boleh deh. Tapi kayak masih ada yang kurang."
"Duh..." Kenzo mulai memijit keningnya, terlihat jelas bahwa ia lelah. "Besok aja deh, Bay. Atau kapan gitu. Gue capek banget nih. Mana masih ada deadline."
Bayu tertawa kecil, "Yaudah, sana sana. Siapa suruh jadi orang kantoran."
"Yeee, elo juga bentar lagi juga kerja kantoran, kan. Rasain."
Bayu hanya membalas kalimat Kenzo dengan tawa tanpa suara. Ya, Bayu baru saja memasukkan CV-nya ke salah satu perusahaan multinasional, dan Bayu nggak menyangka kalau responnya akan sangat cepat dan baik. Minggu depan dia sudah harus datang untuk walk-in interview.
Dengan mengesampingkan kekhawatirannya terhadap calon pekerjaan barunya itu, Bayu kemudian menepuk bahu Kenzo sebelum Kenzo beranjak ke kamar untuk beristirahat. "Tidur yang nyenyak, ganteng."
Kenzo hanya bisa memasang wajah sinis setelah mendengar kalimat barusan. Kebiasaan. Sejak jaman kuliah Bayu selalu begitu, sampai-sampai dulu teman mereka mengira kalau mereka punya hubungan lain selain berteman. Tahu kan apa.
"Kamu tuh iseng banget sih godain abang terus." Ujar Syira sambil memberi isyarat pada Bayu untuk duduk di sebelahnya.
Yang dipanggil pun langsung bergerak sambil memasang wajah sumringah, "Seru tau ngerjain abang kamu. Ngambekan gitu sih."
"Nanti dipukul lagi kayak waktu kuliah."
Bayu duduk di sebelah Syira dan langsung membenarkan poni Syira yang katanya tidak pernah berubah sejak SD. "Nggak lah. Sekarang mah dia cuma mukul aku kalau aku apa-apain kamu. Dasar kamu, princess."
Syira tergelak, "Kalau aku princess, terus abang apa?" Sebenarnya Syira sudah tahu jawabannya.
"Pengawal lah."
"Hahaha. Parah!!"
Baru saja Bayu mau bersandar di bahu Syira, tiba-tiba Syira bergerak maju untuk mengambil handphone-nya yang menyala karena ada notifikasi baru.
"Kamu ih,untung aku nggak nyungsep." Protes Bayu.
"Hehe, ini ada e-mail." Syira langsung fokus dengan handphone-nya dan wajahnya tiba-tiba berubah excited. "Ih, ih, Bay! Liat sini, liaaat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Around Her
RomanceAs there are too many things revolving around her, they gotta choose between two. Her options are to stay or to move. And his options are to hold on or to let go. --- Please acknowledge that the last chapters are on private mode, make sure to follo...