Riddle pergi meninggalkannya begitu saja, di tengah lengangnya koridor, di tengah pertanyaan-pertanyaannya, yang belum terjawab satu pun, yang masih tersimpan jauh di dalam benaknya.
Apa yang mengubah Tom Riddle?
Cara memanggilnya, Delacroixㅡ bahkan tak ada kesan akrab sama sekali.
Celene terlihat kacau sore itu, dia menjadi sedikit lebih sensitif dari biasanya, sehingga sudah beberapa orang ribut dengannya gara-gara hal kecil.
"Cel, kau baik-baik saja kan?"
Celene mengangguk, namun tanpa memandang Birdy yang jelas khawatir, dia tetap melanjutkan menulis esainya diterangi lampu kecil di dekat jendela ruang rekreasi.
Birdy menghela nafas dan memandang putus asa ke arah Vince, mengedikkan bahunya.
** skip time **
Saat itu sudah senja dan Celene yang kebetulan melewati rumah-rumah kaca bertemu Profesor Sprout yang nampak sibuk keluar masuk dari salah satu rumah kacanya.
Celene mendekat ke arah Profesor Sprout dan mencoba menyapa, "Profesor Sprout, sepertinya Anda cukup sibuk?"
Profesor Sprout menoleh kemudian menjawab dengan hangat, "Ya, seperti yang kau lihat. Slughorn memintaku memetiknya di senja hari! Dan aku tahu, aku harus melakukannya. Ini untuk anak-anak kelas tiga."
Celene memperhatikan Profesor Sprout yang membawa sepelukan tanaman berdaun.
"Izinkan saya membantu Anda, Profesor." Celene dengan cepat mengambil alih pekerjaan tersebut.
"Oh, terima kasih Delacroix, aku akan memetik yang lain, danㅡ kurasa kau bisa membawakan yang itu kepada Slughorn?"
Celene mengangguk. "Tentu saja, Prof. Apakah masih ada pekerjaan lain?"
"Tepat sekali, Nak. Tak apa, hanya harus menyiapkan Snargaluff untuk pelajaran besok pagi.
Celene langsung mengurungkan niatnya untuk membantuㅡ tidak dengan tanaman berbonggol yang satu itu.
"Baiklah Prof, sampai jumpa!"
Profesor Sprout berlalu menuju ke arah rumah-rumah kacanya yang mulai diselimuti kegelapan dan Celene pergi, mencari-cari kantor Profesor Slughorn di dalam kastil yang cukup jauh dari kebun sayur.
Sebelumnya ia sedikit was-was, bisa saja Riddle dan teman geng-nya masih berada di sana, mengobrol atau makan malam bersama Profesor Slughorn yang merupakan Kepala Asrama Slytherin itu?
Namun Celene mencoba mengabaikan masalah tersebut, karena bagaimana-pun, Profesor Sprout yang sudah meminta pertolongan darinya.
Celene menghentikan langkahnya tiba-tiba, dan secepat kilat bersembunyi di balik sebuah pilar pualam.
Lestrange, Avery, dan beberapa anak Slytherin yang tidak ia kenal baru saja meninggalkan kantor Slughorn.
Setelah yakin mereka telah pergi dan tak ada suara lagi, Celene melangkah kembali dan bertanya-tanya. Kenapa Riddle tidak ada bersama mereka?
Setibanya dia di depan kantor Slughorn ia samar-samar mendengar suara dari dalam dan memutuskan perlahan membuka pintu dan berhenti sebelum masuk ke ruangan yang persis ditempati Slughorn dan.. Riddle!
"Sir, saya ingin tahu apa yang Anda ketahui tentang... tengtang Horcrux?"
Celene samar-samar mendengar suara khas Riddle, dan Slughorn masih belum menjawab.
Dalam hati Celene membatin, jelas tidak mengerti. Apa itu Hor..crux?
"Proyek untuk Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam kah ini?" Jawab Slughorn pada akhirnya.
"Sebetulnya bukan, Sir," kata Riddle. "Saya menemukan istilah ini ketika saya membaca dan saya tidak sepenuhnya mengerti."
"Tentu.. yahㅡ kau juga akan sulit menemukan buku di Hogwarts yang bisa memberikan keterangan rinci tentang Horcrux, Tom. Itu ilmu yang sangat Hitam, betul-betul Hitam," Slughorn menambahkan.
"Tapi Anda pasti tahu tentang itu, kan, Sir? Maksud saya, penyihir seperti Andaㅡ maaf, maksud saya, jika Anda tak bisa memberitahu saya, tentu, saya hanya tahu bahwa ada orang yang bisa memberitahu saya, Anda-lah orangnyaㅡ jadi saya pikir saya tanyakan saja?"
Celene menyipitkan matanya. Riddle melakukannya dengan sangat baik, nadanya yang biasa namun memiliki keraguan, pujian yang hati-hati, tak ada yang berlebihan.
Celene sendiri punya pengalaman dalam berusaha memancing informasi dari orang-orang yang enggan, sehingga Celene bisa mengenali ahli yang sedang beraksi.
Dia bisa melihat bahwa Riddle kedengaran sangat, sangat menginginkan informasi itu. Dia barangkali telah mempersiapkan ini beberapa minggu sebelumnya?
*
*Read the Next Chapter ~>
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 A Girl Who Changed The Destiny (Harry Potter: Tom Riddle Fanfiction)
FanfictionKarena Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut tidak akan pernah terjadi dalam cerita ini. warning ; cONTAINS DRAMA HEHEHEHE NB : I made this story, over all, just for fun! ( completed )