"Ya, aku tahu kau akan sadar."
Celene terdiam memandang Riddle, dia tak bisa mencegah air mata panas mengalir dari matanya. Ia menangis, untuk seorang Tom Riddle yang bahkan ternyataㅡ tidak peduli dengan cinta dan kasih sayang.
Riddle yang tidak tahu belas kasihan. Riddle yang selalu mementingkan nafsunya akan ilmu hitam dibanding dirinya.
Namun betapa tidak tahunya diaㅡ tidak tahu dengan cara apa Riddle membunuh Myrtle. Dan betapa tidak tahunya dia, bagaimana bisa Riddle sempat mencintainya? Apakah semua itu hanya kebohongan?
Riddle terlihat mendekat ke arah Celene, ia mengulurkan tangannya, hampir menyentuh pundak gadis itu tapi Celene berteriak,
"Jangan sentuh aku! Kauㅡ kau pembunuh keji.."
Celene tidak tahu hal apa yang bisa membuatnya berkata begitu kepada orang yang sangat ia cintai. Mungkin ia hanya kecewaㅡ namun sangat kecewa.
"Celeneㅡ"
Setelah sekian lama, akhirnya Celene mendengar Riddle memanggilnya dengan nama depannya.
"Celeneㅡ aku.."
Celene tak bisa menahannya lagi, perasaan yang selama ini ia tahan di dalam hatinya. Ia menghambur memeluk lelaki itu.
"Kau, kenapa aku tidak tahu kalau kau begitu jahat. Kau kejam, Tom Riddleㅡ kejamㅡ" isak Celene, namun Tom memeluk gadis itu semakin erat.
Selama ini, Riddle tak pernah tahu, kalau berada dekat dengan gadis ini, ia tak pernah ingin berpisah.
Dan berada di dekat gadis ini, seluruh hasrat dan nafsu akan ilmu hitamnya hilangㅡ bahkan Horcruxㅡ semuanya terasa tidak penting kalau dia bisa bersama gadis ini.
Awalnya dia berpikir Celene akan sepenuhnya menghalangi usahanya. Ia pikir ia harus pergi jauh-jauh dari gadis itu, dan ia tak ingin salah satu rencananya akan berakhir mencelakai Celene.
"Kuharap aku bisa tetap bersamamu."
Celene bisa mendengar detak jantung Riddle, terasa berdetak dengan begitu cepat dan tidak beraturan.
"Tom, kau.. katakan padaku dengan jujur." Celene melepas pelukannya dan menatap Riddle. "Apakah.. kau sudah membuat benda itu?"
Tom Riddle menunduk. "Ya, aku.. telah membuatnya."
Celene menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tampak sangat terkejut. "Tomㅡ bagaimana bisa.."
"Hanyaㅡ maksudku, baru satu."
Celene meraih tangan lelaki di depannya. Lelaki tampan berambut hitam dengan mata hitam yang dulu selalu ia tatap.
Ia menggenggam tangan itu erat-erat. "Aku akan membantumu."
Tom Riddle mengangkat wajahnya keheranan. "Membantu apaㅡ?"
"Tom, kau sadar, kan. Itu perbuatan kejam. Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya lagi. Membuat Horcrux."
"Tapi, dengan Horcrux, aku tidak akan mati!"
"Apa gunanya itu! Semua orang diciptakan untuk mati, semua di dunia ini hanya sementara, Tomㅡ bahkan penyihir, sadarkah kau?"
"Tidak."
"Kalau begitu, biarkan aku menanyakan satu hal padamu."
"Apa itu?"
Celene menarik nafas dalam, kemudian berkata sementara matanya menatap lurus ke mata hitam di depannya.
"Pernahkah kau.. mencintaiku?"
Tom Riddle terdiam, ia memejamkan matanya sesaat sebelum balik menatap dengan yakin ke arah Celene.
"Aku sangat, bahkan sangat mencintaimu.." jawabnya pada akhirnya.
"Sekarang kau pikir sendiri, jika kau membunuhku untuk membuat satu Horcrux lagi, apa yang kau rasakan?"
Riddle membelalak. "Aku tentu saja tak akan melakukan itu!"
Celene meletakkan satu tangannya di pipi Riddle, membelainya dengan lembut.
"Lalu, kenapa kau melakukannya terhadap orang lain? Karena kau tidak mencintai merekaㅡ tentu saja. Tapi bagaimana dengan orang yang mencintai mereka dan yang mereka cintai?"
Celene tersenyum lemah, kemudian terisak pelan lagi. "Tom, aku sangat mencintaimuㅡ kau tahu."
"Semua orang mengormatimu, kau pintar, kau cerdas dan kau tampan. Ibumu beruntung. Jangan kau kecewakan mereka."
"Tidak, kau tak tahu tentang keluargakuㅡ"
"Aku tahu, kau pewaris Slytherin yang terakhir."
Riddle sekali lagi hanya terdiam.
"Tom," Celene menggenggam erat tangan Riddle lagi. "Maukah kau berjanji untuk mengakhiri ini semua?"
Celene menunggu, sesabar mungkin. Ia yakin Riddle akan menjawabnya.
"Bersamaku, kita, akan mengakhirinya. Aku berjanji." Celene kembali meyakinkannya, suaranya mulai lantang lagi walaupun parau.
Namun Riddle akhirnya mendongak dan tersenyum menatap Celene.
"Yeah, ayo kita akhiri."
Celene tersenyum bahagia kemudian melingkarkan tangan di pundak Tom Riddle dengan semangat. Kemudian Tom Riddle mencium bibirnya dengan penuh rasa rindu yang ia tampung jauh di lubuk hatinya.
-THE END-
A/N : Yay! Akhirnya selesaiㅡ gaje banget kan endingnya? Banget :)
Tapi makasih yang udah baca, vote, terutama buat yg selalu komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 A Girl Who Changed The Destiny (Harry Potter: Tom Riddle Fanfiction)
FanfictionKarena Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut tidak akan pernah terjadi dalam cerita ini. warning ; cONTAINS DRAMA HEHEHEHE NB : I made this story, over all, just for fun! ( completed )