"Bisa nggak sih sehari aja lo nggak ganggu hidup gue?" Bentak laki-laki berseragam putih abu yang sudah berantakan. Langit, namanya.
Lawan bicaranya menatap Langit sendu, "Jadi selama ini gue hama dihidup lo ya, Ngit? Gue pikir, gue berada diposisi teman dalam hidup lo. Ternyata gue yang terlalu percaya diri." Lirih perempuan dihadapan Langit. Gerhana, namanya.
Gerhana menarik napas sejenak, "Gue nggak pernah minta lo untuk suka sama gue, Ngit. Gue nggak pernah minta lo balas perasaan gue. Gue nggak masalah dengan lo yang sama sekali nggak bisa balas perasaan gue. Tapi, apa lo nggak bisa sedikit aja hargai gue? Sedikit aja Ngit hargai gue dengan lo nggak menganggap gue hama."
Langit tersentak mendengar penuturan Gerhana. Kedua mata Gerhana mulai berkaca-kaca. Namun Gerhana berjanji untuk tidak akan menangisi laki-laki dihadapannya.
"Fine, Ngit. Kalau lo emang menganggap gue hama dalam hidup lo, gue pergi. Makasih untuk tiga tahunnya. Makasih untuk nggak mengusir gue dalam hidup lo tiga tahun terakhir."
Gerhana tersenyum getir lalu melangkahkan kakinya menjauhi Langit. Gerhana pergi. Gerhana pergi dari hidup langit saat itu juga.
Dan sejak saat itu, hidup langit tidak secerah saat Gerhana berada dihidupnya.
HAHAHA JADI CERITANYA GUA POST ULANG DENGAN BEBERAPA BAGIAN YANG SUDAH BERUBAH:)
Gimana, gimana, gimana? Mau lanjut atau tidak kah? Ada yang tertarik untuk mengetahui kisah mereka? Hmmmmm
Jangan lupa kalau sambil baca sambil dengerin playlist tiap Bab yaaaaaa. Biar kena ana gitu ceritanya
Salam,
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana&Langit (Completed)
Literatura FemininaCeritanya beberapa di privasi hehe... Follow dulu ya Untuk kalian para perempuan diluar sana yang memendam perasaan terhadap laki-laki, jangan takut. Katakan apa yang kalian rasakan. Tunjukkan apa yang ingin kalian tunjukkan. Karena, mereka para lak...