9 scalpel

96 0 0
                                        

"sora!"

"shi-shigure, apa yang ka-" sora terlihat sangat terkejut melihat ku yang kini dengan tergesa menghampiri nya, sedari tadi aku membantu pasien dengan luka berat di lantai bawah, aku baru tersadar kali ini pasti banyak sekali pasien yang masih membutuhkan oprasi.

"bagaimana kondisi seluruh pasien sekarang? Siapa saja yang mengurus mereka semua? Apa sudah ada korban dari kecelakaan keduanya?" tanyaku memburu padanya.

"a-aah..i-itu..untuk pasien dengan luka ringan semua nya sudah di urus para suster, untuk pasien luka parah saat ini sedang diurus oleh dokter umum, dan untuk pasien yang butuh dioprasi...sebagian sudah sudah mulai memasuki ruang oprasi, untuk korban mungkin saat ini belum ada "sora memjawab sedikit ragu, pertanyaan ku.

"sebagian? Apa maksudmu sebagian?" tanya ku sedikit terkejut dengan jawabannya.

"karena jumlah korban yang harus di oprasi sangat banyak kali ini, semua dokter sedang menjalani bedah orthologi, vaskular dan endovaskuler tak ada lagi dokter yang mengoprasi sebagian lainnya, mm.. i-itu..shigure aku tau ini gila tapi...tapi kurasa rencana B untuk kondisi saat in-"

"berapa jumlah pasien yang masih memerlukan oprasi saat ini?" tanya ku cepat padanya, jumlah pasien yang harus dioprasi kali ini benar-benar gila.

"aaah..i-itu suster berapa lagi yang memerlukan oprasi?" tanya sora pada salah satu suster yang sedang memegangi data-data tentang kecelakaan itu.

"17 pasien lagi dokter"

"dimana dokter isao, dokter kichiro, dan dokter jiro?" tanyaku lagi, kali ini aku benar-benar membutuhkan bantuan mereka semua, karena mereka adalah dokter senior yang bisa melakukan oprasi dengan cepat.

"aah mereka masih menjalani oprasi pasien mereka" jawab sora, aku memijat kening ku, lama-lama aku bisa gila jika seperti ini terus.

"haaah...suster cepat siapkan dua ruang oprasi, kelompokan pasien yang harus menjalani oprasi dan golongan darah yang sama, kita akan melakukan oprasi 2 orang pasien sekaligus" kataku, mungkin ini satu-satu nya cara untuk menyelamatkan mereka, meskipun aku juga tidak tahu mereka akan selamat atau tidak, tapi setidak nya lebih baik seperti ini daripada tidak ada yang bisa dilakukan.

"aah iya katakan juga pada mereka jika mereka sudah selesai dengan pasien mereka, lakukan hal yang sama pada yang lain nya untuk melakukan oprasi 2 orang sekaligus" mereka kini sudah menatapku terkejut, aku tidak peduli dengan tatapan mereka, nyawa pasien disini lebih penting dari itu semua.

"ta-tapi dokter...itu ti-tidak mung-"

"suster jangan pernah meragukan kami oke" kata sora sambil tersenyum manis dan mengerlingkan sebelah matanya pada suster itu, benar-benar menjijikan, inilah rencana B yang sedari tadi ia katakan sebelum nya, walaupun ini memang gila tapi kondisi saat ini benar-benar mendesak.

"sekarang cepat kau siapkan ruang oprasi dan pasien nya suster, haah tak pernah aku merasa sesemangat ini saat ingin membedah seseorang" kata sora seraya meregangkan badan nya yang kini sudah di penuhi dengan darah.

"jangan bertingkah bodoh, lakukan tugas mu dengan benar" sahut ku segera pergi meninggalkan nya.

"cih kau pikir aku ini siapa, levelku ini hampir sama dengan mu, jadi kau jangan sombong dulu, kau juga seharusnya jangan bertindak bodoh dan lakukan pekerjaan mu dengan benar" sahut nya seraya mengejek padaku.

Aku tidak memperdulikan perkataan nya dan langsung memasuki ruang oprasi yang telah diisi dengan 2 pasien yang membutuhkan penanganan bedah syaraf pada medula spinalis, kali ini aku harus mengoprasi dua orang dewasa yang sepertinya korban dari bangunan yang runtuh.

WasurerarenaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang