8 him

59 0 0
                                    

"one-chan kita pulang dulu yaah, nanti kapan-kapan kita main lagi" ucap hikaru dihadapan ku, aku berjongkok dihadapan nya, dan hikaru langsung beringsut kepelukan ku, siang ini memang saudara keluarga yamamoto dan oma ingin kembali pulang.

"nanti kita main petak umpet kalo kita main lagi, soalnya kemarin kita kan belum main petak umpet" kata tasya seraya merangkul leher ku dan menempelkan wajah nya di pipiku, aku hanya terkekeh geli karena sekarang mereka semua seperti sedang berebut untuk berada dalam pelukanku, bahkan kira mendorong kakak kembar nya dan menangis di gendongan raka, karena hikaru yang tidak mau mengalah, dan justru makin mempererat pelukan nya.

"huaaaa... Aku kan belum meluk one-chan" rengek nya di pundak raka, raka berusaha menenangkan nya, dengan menepuk punggung kira lembut, dan bibi rina dan tante yolan yang berusaha membujuk hikaru dan tasya agar melepas pelukan nya pada leher ku.

"kira-chan cup cup, kan udah di peluk sama oni-chan, sudah yaa cup cup" kata raka seraya menenangkan kira di gendongan nya.

"hikaru, ayo mengalah dengan adikmu, lihat kasihan dia, dia kan juga ingin meluk one-chan sebelum pulang" bujuk bibi rina.

"ga mau!" teriak hikaru dan makin mempererat pelukan nya, yang lain pun menggeleng pasrah karena sudah tau tabiat hikaru yang keras kepala dan susah sekali diatur, aku hanya tersenyum kecil pada bibi rina, tasya yang memang anak penurut melepaskan pelukan nya pada leherku setelah mencium pipiku, dan berlari ke arah shi-kun untuk memberi nya salam perpisahan juga.

"daijobu oba-chan (tidak apa-apa bibi) biar aku yang membujuknya" ucapku seraya mengelus punggung hikaru dan mengangkat nya.

"hikaru, hikaru itu lahirnya duluan yah dari kira ?" tanyaku padanya yang sedang menyandarkan kepalanya di pundak ku, dia hanya membalas dengan anggukan, sepertinya dia kesal karena tidak mau mengalah dengan adik nya.

"hee...memang nya hikaru itu beda berapa menit sama kira?" tanya ku padanya lagi, Hikaru melepas pelukan nya, dia menatapku, dia benar-benar lucu dengan alis yang ia kerutkan dan bibir yang mengerucut.

"satu tahun" jawabnya pendek, aku membulatkan mataku pura-pura terkejut dengan ucapan nya barusan, sedangkan yang lainnya justru menahan tawa geli karena ucapan bocah 5 tahun itu, sejujurnya aku juga ingin tertawa tetapi karena takut hikaru tambah kesal, aku menahan tawa ku dan mengganti nya dengan ekspresi terkejutku.

"waaahh lama dong, kenapa beda nya lama banget?" kataku sambil menelengkan kepalaku.

"iya soalnya aku lahir tagal 31 desember jam 12:55, kira lahirnya 1 januari jam 01:07 jadi beda nya satu tahun" kali ini yang lain sudah tak bisa menahan tawa mereka dan tertawa keras karena jawaban polos hikaru, mungkin terkecuali shi-kun, dia sedari tadi hanya diam sambil memegangi permen yang dimakan tasya, kira yang berada di gendongan raka pun merasa tertarik dengan obrolan ku dengan kakak nya dan tertawa geli.

"hehe iya juga ya, beda nya setahun, nah karena kalian beda setahun, terus saudara lagi, harus nya kan hikaru ga boleh berantem sama adik nya, karena hikaru kakanya kira, hikaru harus ngejaga kira kalo dijailin sama orang jahat, terus hikaru harus sayang sama adik nya, kalian kan dulu ada di perut oka-san nya berdua, kemana-mana berdua, kalo misalkan kira sakit kan hikaru juga yang nanti nya kesepian" terangku pada nya sambil sesekali mengelus rambut halusnya, dia memandangku sambil memainkan simpul pita di baju ku.

"nah sekarang coba cium adik nya, tuh kasian dari tadi kira nangis terus, matanya merah" kataku sambil mengusap pipi kira di gendongan raka, kira menatap kakanya takut-takut sambil menutup wajah nya dengan lengan nya.

Hikaru yang terlihat kasihan dengan adik nya, menggapai tangan rika yang menutupi wajah nya dan menggoyangkan nya.

"gomen kira-chan ( maaf kira) kamu boleh meluk one-chan" katanya sambil tersenyum kecil pada adik nya, kira pun tersenyum lebar dan memeluk kakanya, hikaru pindah ke gendongan raka, dan kira kegendongan ku, dia langsung memeluk ku erat dan mencium pipi ku lembut.

WasurerarenaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang