"bunda!!... Bunda!!... Bangun!.. Rikka takut!!...hiks...hiks... Tolong rikka!!... Papa!!... Bangun.. Hiks...hiks... Tolong rikka... Paman!!... Bibi!!... Rikka ga bisa bergerak.. Hiks!.. Hiks... Kakak!!.." Tangan kecil itu berusaha melepaskan dirinya dari jeratan akar pohon yang melilit nya.
Rikka terus menangis kencang, agar ada yang mendengar nya, tapi nihil, tak ada satu orang pun yang menjawab, rikka terus berteriak meminta pertolongan tapi hanya suara burung hantu dan jangkrik yang menjawab nya, rikka sangat ketakutan, darah di dahi dan lengan nya tak kunjung berhenti, ditambah dengan hujan yang terus mengguyur rasa nyeri yang kian menjadi.
"papa... Bunda... Bangun!!... Rikka takut!!... Hiks... Hiks... Bunda!!..." rikka terus memanggil orang tua nya yang menggantung dengan bersimbah darah diatas nya, rikka berusaha menggapai jari ibu nya, untuk mengambil kehangatan didalam nya, tetapi semakin ia mencoba, akar yang melilit lehernya semakin terlilit lebih kencang membuat nya tercekik, rikka menangis kencang, sambil sesekali terbatuk, leher dan dada nya sangat sakit, akar yang melilitnya entah kenapa semakin menjeratnya lebih kencang.
"rikka!!... Rikka!!... Rikka!!... Apa kau mendengarku??... Rikka!!... Jawab aku!!..." rikka yang mendengar seseorang memanggilnya, mendongak kan kepalanya ke atas.
"ka..ka... A..ku.. Di...si..ni.. To..long..hh" rikka berusaha memanggil orang itu tapi lilitan di lehernya semakin membuatnya tercekik, pandangan nya pun menjadi buram, rikka terus berusaha membuat dirinya agar tetap terjaga, tapi pandangan nya semakin tak fokus, rikka hanya dapat mendengar suara teriakan itu samar.
Saat matanya hampir menutup sepenuhnya, jeratan di lehernya melonggar. bahkan sudah terlepas sepenuhnya, dan saat itulah seluruh jeratan akar yang menyelimuti tubuh nya terlepas, yang kini ia rasakan adalah rengkuhan hangat seseorang yang memanggilnya, remaja lelaki itu menangis di pundak rikka yang kotor dengan tanah.
"a..ku.. Menemukan mu.. Aku menemukan mu rikka..." remaja lelaki itu merengkuh wajah pucat rikka. Rikka melihat wajah lelaki itu yang penuh dengan noda tanah. meski juga terlihat sangat kotor sama seperti nya, semua kotoran itu malah seperti pelengkap ketampanan di wajah khawatir nya.
"kak.. Sagara??... Kakak??... Hiks... Hiks.. Kakak!!... Aku takut!!... Aku takut sekali... Hiks.. hikss.." rikka membalas rangkulan sagara erat, semua ketakutan nya seakan meluap begitu saja, digantikan dengan kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhnya.
"aku disini. tenang saja. aku disini.. sekarang kau pegang aku erat-erat, jangan takut, jangan lihat ke bawah.., lihatlah aku, aku disini. Ayah!! aku menemukan rikka!! paman, dan bibi ada disini!! Ayah!!" rikka hanya menenggelamkan kepapanya pada pundak lelaki itu dan mengeratkan rangkulan nya pada leher sagara.
"ASTAGA!! intan! Tio!" yato perlahan menuruni tebing itu, ia meraih akar-akar pohon dan mencapai pada ayah rikka.
"sagara!! apa rikka tidak apa-apa?"
"Ia tak apa ayah, bagaimana dengan ibu diatas?"
"ambulan sudah datang, dia sedang diobati disana, tapi ibumu belum sadar" sagara hanya mengangguk kecil, dan meraih akar di sekitarnya, untuk naik keluar dari tebing itu.
Yato di bantu dengan beberapa orang untuk melepaskan jeratan berduri pada tubuh orang tua rikka yang sudah tak berdaya, saat orang tua berhasil keluar dari tebing itu, sagara tak sengaja menginjak bebatuan yang licin, dan terpeleset merosot membentur bebatuan di belakangnya, berbeda dengan rikka yang berteriak histeris karena kembali meluncur kembali kebawah sagara hanya mengaduh pelan, dan segera kembali meraih akar pohon yang sempat terlepas tadi.
"SAGARA!!.. Kau tidak apa-apa??!!..." teriak yato panik, dan kembali menjatuhkan dirinya kebawah tebing, untuk menyelamatkan anak nya.
"AYAH!!... Jangan terlalu dekat dengan ku, akar nya nanti akan putus" setelah mendengar anak nya yato berhenti, dan menahan tubuh nya pada batang pohon disamping nya, padahal tinggal sedikit lagi ia akan sampai untuk menyelamatkan anak nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wasurerarenai
RomanceCinta... Cinta itu bisa membuat yang keras menjadi lembut, Yang lemah menjadi kuat, Yang singkat menjadi lebih lama, Yang kecil menjadi besar, Yang panas menjadi sejuk, Dan yang dingin menjadi hangat... Tapi ada satu hal yang tak bisa dilakukan nya...