Algha Pov
Yuhuu, akhirnya aku mendapatkan sehelai rambut Yuki, aku harus segera tes DNA antar kedua rambut ini. Hmm, bagaimana ya hasilnya?
Drrrttrr
Siapa yang nelfon? nomor tak dikenal. Akh, angkat saja, siapa tahu penting.
"Halo"kataku
"Al"
Eh, tunggu, sepertinya aku mengenal suara ini. Owh, ini.. Ini kan, Citra. Lebih tepatnya, wanita yang sempat kucintai dimasa SMA, namun sayang, waktu itu cintaku cuman bertepuk sebelah tangan dan walhasil, aku tetap friendzone- an sama dia. Setelah perpisahan aku tak pernah mendengar kabarnya lagi dan sudah kulupakan cintaku padanya.
"Al, kamu masih disitu kan?"
"Ya, sebenarnya ada apa? dan, kamu siapa, saya gak kenal" kataku
Ya, aku tidak mau dia hadir lagi dalam hidupku, walaupun hanya sebatas sahabat, aku sudah bahagia seperti ini.
"Al, kamu jangan berpura-pura lupa sama aku. Bahkan aku tahu kamu masih inget sama aku, ya kan?"
"Emangnya kamu siapa? Saya udah bilang, saya gak kenal"kataku lagi
"aku Citra. Sahabatmu, Al. Masa sih kamu lupa sama aku? al, banyak banget yang perlu aku omongin, aku kangen kamu"
"owh, Citra. Hai, Cit, saya fikir kamu udah gak inget saya lagi. Darimana kamu mendapatkan nomor handphone saya?"
"Ih, Al~ aku ini sahabatmu jadi please, jangan formal, ok?"
"Ok, cuma bercanda. Eh, aku ada urusan, Cit, aku tutup dulu ya, bye!"
Kataku lalu menekan tombol merah segera. Sungguh, aku tidak mau berhubungan lagi dengan wanita lain, jangan anggap aku sombong tapi aku hanya tidak mau terjebak masa lalu. Lagian, Yua saja sudah cukup buatku.
Oh ya, soal Yua, kupikir aku akan bersikap dingin padanya, agar ia sadar aku berharga dan aku punya harga diri. Mungkin dengan begitu pun perlahan dia akan merasa kehilangan sikap kelembutanku lalu ya, dia sadar bahwa ia membutuhkan aku dan cintaku dan ya, kami akan happy ending. Semudah itu kan? Hmm, tapi bicara jauh lebih mudah sebenarnya dibanding caranya. Aku harus berusaha mati-matian membuatnya sadar dan cemburu dengan kehadiran Yuki.
Oh ya, aku kan mau mengecek DNA antara Yuki dan Yua. Sebaiknya aku segera ke RS.
***
Aku segera memberikan kedua helai rambut yang sudah kutaruh di masing-masing kantung kecil dan kuberi nama itu, aku memberikannya pada seorang suster.
"Sus, tolong ya secepatnya hasilnya diberikan kepada saya"kataku
"Iya, saya konfirm dulu ya, sama orang yang bekerja di lab. Nanti saya ngasih tahu anda hasilnya. Ehm, bisakah anda memberikan nomor ponsel anda yang aktif?" kata Suster itu
Aku kemudian memberikan nomor ponselku pada suster itu. Apapun akan kulakukan demi mengetahui hasilnya nanti.
Setelah mengurus pembayaran dan sebagainya aku pun pulang, kata suster itu sekisar 3 hari atau paling lambat seminggu hasilnya sudah keluar. Lama ya? Sebenarnya aku mau hasilnya keluar secepatnya, tapi kata suster itu, masih banyak pula pekerjaan lab yang harus dikerja lebih dulu dan juga, prosesnya tidak dapat secepat itu.
Aku terus memperhatikan ponselku ketika berjalan, terlalu asik aku chat-an sama sobat karibku, dia bertanya terus siapa nanti istri keduaku dan pasti dia akan terkejut melihat Yuki mirip dengan istri pertamaku, Yua.
Bruggh
Tanpa sadar aku menabrak seseorang hingga handphone ku terjatuh seketika.
Aku berdiri lebih dulu, wanita yang kutabrak menundukkan wajah. Aku mengulurkan tanganku, bermaksud membantunya untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Wife
FanficKarena istriku tidak pernah menganggapku ada, aku jadi menyewa seorang wanita desa yang kusuruh untuk menjadi istriku untuk sementara, ini semata hanya untuk membuat istriku itu tahu bahwa aku ada, ingin dianggap olehnya. Tapi siapa sangka, wanita...