14

1.4K 130 16
                                    

Yuangka Pov

Aku akan melakukan pengobatan itu, seberapa kalipun aku melakukannya, aku akan tetap tak bisa bertahan lama.

Cepat atau lambat, aku akan mati. Jantungku benar-benar sangat-sangat lemah. Lebih lemah dari jantung lemah lainnya.

Aku mengetahui tentang ini sejak aku kecil, begini kejadiannya;

Aku orang yang sangat tertutup, aku pendiam dan orang bilang aku aneh. Kuakui mereka benar, itu memang fakta. Tapi aku punya satu kelebihan, aku adalah anak yang pandai, bahkan selalu mendapatkan peringkat satu. Ini kenyataan, bukan pamer. Aku biasa-biasa saja dengan kehidupanku, hingga kali itu tiba.

Aki merasakan sering terbatuk, sering berkeringat pada bagian tanganku, dan sering kali dadaku, tepat di bagian jantungku terasa sangat sakit. Diam-diam, aku bertanya pada ayah dari sahabatku yang merupakan seorang dokter.

"Astaga! Aku tidak menyangka!" katanya

"A-aku sebenarnya kenapa?" tanyaku

"Itu adalah gejala.. Aku tahu kau masih kecil dan tak seharusnya kamu mengetahuinya" kata ayah temanku

"Tolong beritahu, tolong.." kataku dengan tatapan memelas

"Baiklah. Begini, kamu punya jantung lemah.. Sangat-sangat lemah, bahkan" jelasnya

Jujur saja aku kurang paham tentang jantung lemah itu apa. Tapi ayah temanku itu, Om Restu menjelaskan kepadaku.

Aku sangat sedih, aku merasa Tuhan tak adil. Sejak itu, aku menyembunyikan segalanya, hingga aku kelas 6 Sd, aku belajar membeli obat sendiri. Aku tidak terlalu dekat dengan orang tuaku, membuatku ragu dan tak pernah menceritakan soal ini.

Ya, kira-kira begitulah. Miris, ya? Aku sudah belajar menerima takdirku, aku tidak bisa melawannya.

Yuki sangat baik, dia menemaniku terus, menyemangatiku. Aku harap, dia memang orang yang cocok dengan Algha. Aku harap pilihanku tidak salah.

"Kamu akan sembuh, yakinlah!" Yuki tersenyum menyemangatiku

"Ya, aku harap" kataku

"Itu pasti,ok? Ketika kamu sudah di perbolehkan keluar rumah sakit, aku akan segera membawamu pada Algha, dan kamu harus mengatakan semuanya dan soal cintamu" kata Yuki

"Iya, tenang saja" kataku

Yuki mengambil semangkok bubur di nakas.

"Kamu mau makan?"

"Gak ah, aku kan gak terlalu parah. Masa harus makan bubur juga?" kataku

Aku tidak suka bubur, sejak dulu. Meski beberapa kali ketika di rumah sakit aku dipaksa memakan makanan encer ini.

"Tenggorokanku tak apa-apa, jadi aku tidak perlu makan bubur encer ini" kataku

"Makan sajalah! Kamu kan pasien rumah sakit, jadi ya.. Harus makan bubur" kata Yuki

Ya sudahlah, lebih baik ku makan saja. Yuki perlahan menyuapi aku. Hingga tanpa terasa semangkuk bubur itu habis.

"Enak kan?"

"Gak, biasa aja" kataku

"Yang penting kan habis. Oh ya, kamu juga harus minum obat" kata Yuki

Yuki mengambil obatku di nakas dengan segelas air tentunya.

"Kamu bisa kan minum obat ini? Atau perlu yanh cair saja?" tanya Yuki

"Ah tidak, yang cair rasanya tak enak. Sini, biar ku minum saja"

She is My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang