Hari itu hujan, disertai dengan langit hitamnya, disertai mereka yang memakai baju hitam.
Di pemakaman perempuan yang tak akan pernah dilupakan.
Tidak ada yang tak bersedih, tak ada yang mengadah ke langit, mereka masih belum berani...
Belum berani melihat kesedihan dan duka pekat di langit kelabu.
Mereka yang menangis antara lain, Rikato, Ray, Hugo, Yurika, Tezushi, Jeanette, Steven, Yatta, Dviana, Karina dan tentu saja ibunya. Yang lainnya hanya menunduk dalam kesedihan
Dviana dan Karina menangis karena mereka berpikir, akankah Kirame tertolong jika saja mereka datang lebih cepat? Atau tidak menggunakan bantuan polisi? Lebih baik jika para haus darah seperti Kirame, direhabilitasi? Pikiran polos anak SMP yang dikira tidak membantu, padahal sudah membantu lebih banyak orang daripada mereka yang tewas.
Waktu berlalu, satu persatu orang mulai pergi, dan berusaha untuk senang kembali, tapi itu akan mustahil jika Kirame merupakan salah satu orang yang paling kau kasihi.
~
Rumah Keluarga Masaya
Tidak ada suara keributan atau canda tawa yang biasanya dibuat oleh Yurika dan Karina. Hanya ada suara hujan dan gemuruh petir yang mulai muncul.
Yurika merasa aneh melihat adiknya, yang duduk menghadap dinding, tepat di pojok. Yurika mendekatinya dan mulai terdengar suara isakan.
"Karin sayang, ada apa? Kamu bisa menceritakannya pada onee-chan..."
Karina mulai menghadap kakaknya yang sudah memandangnya dengan kasihan.
"Onee-chan... Tidak akan marah kan?" tanya Karina sambil menunduk.
"Marah? Memangnya ada apa? Apa kesalahan yang telah kamu perbuat?"
Karina telah menceritakan semua hal yang membuat nya merasa bersalah kepada kakaknya, dan karena itulah tangisannya pecah kembali.
"Yurika nee-chan... Hiks.... Maaf, seharusnya... Ka-kami datang cepat, kami menyesal... Sungguh menyesal... Hiks..."
"Sudahlah, itu bukan salah kalian, terlambat atau tidak, kalian telah menyelamatkan banyak orang" ucap Yurika sambil memeluk Karina. Sebenarnya, hati Yurika sendiri sangat sedih dan terpukul akan kematian Kirame.
"Tapi Yurika nee-chan, bagaimana dengan mereka yang meninggal? Aku masih merasa bersalah....Hiks..."
Yurika mulai terdiam dan mencari jawabannya.
"Mereka juga pasti menginginkan untuk meninggal...."
"H-huh? Apa maksudmu nee-chan?"
"Lebih baik mati daripada dikendalikan oleh orang lain untuk tujuan yang jahat, Karin. Berkorban lah untuk hal yang benar. Aku juga yakin.... Kirame pasti menginginkan hal yang sama...."
"Sungguh...? Apa meninggal itu hal yang menyenangkan...?"
"Ya, jika kau selalu berbuat baik. Maka alam tau apa yang akan mereka lakukan terhadapmu. Dan Kirame adalah perempuan yang sangat amat baik. Tidak mungkin Tuhan mengecewakannya"
"Iya, ya..." ucap Karina yang sekarang sudah bisa tersenyum simpul, membayangkan betapa senangnya Kirame disana.
Yurika pun ikut tersenyum, membuat perasaannya menjadi lebih ringan, dan dengan seketika, senyuman mereka berdua merupakan senyuman terindah yang muncul di hari duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Test 2
HorrorKehidupan menjadi semakin tidak adil. Akhir hanyalah awal dari sesuatu yang baru. Awal baru yang buruk bagi dia yang tidak bersalah. Awal baru yang membawanya ke akhir yang tidak berujung. Kematian. [SILAHKAN MEMBACA SCHOOL TEST SEBELUM MEMBACA SCHO...