Keluarga Archite, merupakan keluarga yang memiliki dua perusahaan yang sangat sukses.
Herrald S. Archite, ayah dari Sam dan Hugo, dan ayah angkat dari Dviana dan Iyan, merupakan pemilik sekaligus direktur utama dari perusahaan terkaya dan terkenal nomor satu di Amerika, dan anaknya, Sam Archite merupakan pemilik sekaligus direktur utama dari perusahaan terkaya dan terkenal nomor dua di Amerika, dan usia Sam masih 24 tahun.
Siapa yang menduga bahwa keluarga ini bersikap sederhana? Bahkan liburannya juga sederhana....
Liburan mereka dimulai di kamar super luas yang ditempati oleh empat bersaudara. Dimana Hugo sedang mengajari Dviana fisika, dan Sam sedang bermain PS4 bersama Iyan.
"Bagaimana? Sudah mengerti?"
"..... Be-belum...."
Hugo menghela nafas sambil facepalming, entah sudah berapa kali dijelaskannya.
"Sudahlah, aku memang tak bisa perhitungan..."
Hugo yang tadinya capek dan mulai stress mengajarinya, langsung merasa kasihan dan terdorong kembali untuk mengajarinya. Kelemahan Dviana memang Fisikia, Kimia, Ekonomi, dan Matematika, serba hitungan.
"Oke deh, kuajari lagi"
"Eh?! Gak mauuu!! Udah pusiiiing!!" Dviana langsung menghambur ke tempat tidur Sam dan bersembunyi dibalik selimut.
Hugo hanya geleng geleng kepala, lalu ingin memeluk erat Dviana, namun Sam yang sedang bermain PS4 sekaligus mengetahui niat Hugo langsung berkata.
"Tidak di tempat tidurku Hugo, Dviana memang tidur denganku hari ini"
"Cih... Bodo amat!" Hugo mengabaikan abangnya, dan langsung lompat ke tempat tidur Sam dan memeluk erat Dviana.
"Hey hey! Sudah kubilang tidak!" Sam pun jadi ikutan lompat dan merebut Dviana dari pelukan Hugo.
"Apa apaan! Kan aku duluan tadi!"
"Ini kan tempat tidurku, gimana sih?!"
Iyan yang merasa terabaikan pun mulai melakukan sesuatu yang konyol, dia mulai berdiri di tempat tidur Sam...
"Huh...?"
Dan melompat ke arah mereka bertiga...
"Tidaaaak!!"
Bruk!
Akhirnya mereka tertawa, lalu tidur berempat, di tempat tidur Sam. Tidur berempat ini jarang sekali terjadi, syukur kepada Iyan.
Esok Paginya...
Jam lima pagi dan Sam sudah bangun, mengingat pekerjaan yang dibawanya dari Amerika membuatnya harus bangun pagi untuk mengerjakannya, agar dapat bermain dengan adik adiknya setelah sarapan nanti.
Baginya, waktu dua puluh empat jam sehari tidak akan cukup untuk keluarganya.
"Hm... Mungkin... Ah tidak... Tidak mungkin..." Sam terus menggumamkan sesuatu dengan sangat pelan, saat mengetik di laptopnya. Jari nya begitu lincah dalam mengetik, dan mata nya begitu fokus ke layar laptop, sampai Sam tak menyadari bahwa Dviana dan Iyan sudah terbangun dan berdiri di samping kursinya.
"Onii-chan..."
"Hm?"
"Bolehkah aku dan Iyan bermain di halaman belakang?"
"Boleh, jangan lama lama ya- eh?!" Sam langsung menatap ke sampingnya, tak menyadari dia berbicara dengan siapa.
"Kok cepat sekali kalian bangun, sayang?" tanya Sam dengan kaget, sambil mencium kening mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Test 2
HorrorKehidupan menjadi semakin tidak adil. Akhir hanyalah awal dari sesuatu yang baru. Awal baru yang buruk bagi dia yang tidak bersalah. Awal baru yang membawanya ke akhir yang tidak berujung. Kematian. [SILAHKAN MEMBACA SCHOOL TEST SEBELUM MEMBACA SCHO...