Chap3: Replay Your Message

475 45 23
                                    

Marie memandang lama bayangannya di cermin. Telapak tangannya menempel pada dinding cermin yang dingin. Matanya sayu menatap baju pendeta wanita yang terasa aneh di tubuhnya.

Baju cantik yang di khususkan untuk para wanita suci yang membela dirinya di jalan tuhan yang penuh cahaya.

Pertanyaannya, pantaskah ia? Apakah hanya dengan pembabtisan serta pengakuan dosa di hadapan sang pastor dosanya benar-benar telah dihapus?

"Kau pantas mengenakannya." Puji sang pastor saat Marie menunjukkannya.

"Pantaskah aku?" Marie masih merasa ragu.

"Kepantasan seperti apakah yang kau pikirkan?" Tanya sang pastor. Menatap lurus Marie tanpa ada keraguan.

Marie mengulum bibir. "Maaf, aku hanya ragu." Ia tertunduk malu.

Sang pastor mengulas senyum. "Janganlah takut." Pesannya.

Marie menggenggam erat kedua tangannya.

@@

Aku menyeruput makan siangku dengan bersemangat hingga habis tiga kotak jus.

Sudah lima hari belakangan ini kerongkonganku sering terasa kering dan bila tidak cepat-cepat membasahinya dengan darah aku merasa sesak.

Hal ini pernah beberapa kali kualami sebelumnya. Dan penyebabnya tak lain adalah Karamatsu.

Lelaki yang sudah seenaknya membuatku kembali jatuh cinta lagi padanya, walau sebenarnya aku lah yang dengan sendirinya mencari dia dan masuk sendiri ke dalam perangkap jebakan pesonanya. Aku tak keberatan kembali mengalami cinta sepihak, toh ujung-ujungnya aku yakin nantinya dia juga akan berpaling padaku seperti dulu.

Tidak sampai delapan puluh persen yakin, tapi masih ada kemungkinan.

Aku menatap buku novel karangan Karamatsu-sensei yang tergeletak di atas meja kerja. Bukan berarti aku bekerja di perusahaan yang mengampunya aku tak menghargai karyanya. Novel ini kubeli dengan susah payah karena ini termasuk karya best seller Karamatsu-sensei yang saat itu langsung habis hanya dalam dua minggu di cetakan pertamanya.

Bercerita tentang Marie, gadis yang sudah melakukan banyak pembunuhan atas paksaan orantuanya dan sudah muak dengan apa yang ia lakukan. Di perjalanan pulang setelah melakukan pembunuhan, Marie menemukan sebuah gereja tua lalu saat ia menangis mengakui kesalahannya di depan altar seorang pastor menenangkannya. Marie jatuh cinta pada sang pastor yang ternyata sulit untuk di taklukkan. Ia pun tak kembali ke rumah orangtuanya dan memilih menjadi pendeta wanita di gereja tua tersebut untuk menebus dosa lamanya bersama sang pastor yang ia cintai.

Tuk tuk tuk

Aku mengetuk hard cover novel itu dengan kuku. Berulang kali aku membacanya, selalu saja membuatku nostalgia. Ada beberapa bagian di novel itu yang mirip dengan masa lalu kami. Tapi karena mungkin saja lelaki itu tak terlalu mengingatnya ia pun melakukan beberapa modifikasi dalam cerita. Termasuk sang tokoh utama yang seorang perempuan.

Aku menghela nafas.

Saat ini Karamatsu-sensei sedang mengerjakan buku kedua seri ini atas permintaan para pembaca yang membludak, setelah proyek yang satu bulan kemarin itu selesai. Meeting yang ia lakukan dengan Choromatsu sebelum ini pun untuk membahas konsep cerita novel keduanya. Karamatsu-sensei juga sangat bersemangat membuat lanjutan serial ini, karena ini termasuk karyanya yang ia sukai.

Heum? Bagaimana aku bisa tahu itu?

Pip pip pip pip pip

Aku terlonjak kaget dari lamunanku. Cepat-cepat kurogoh sakuku dan membuka layar smartphone saat mendengar dering nada pesan masuk.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang