*Kres.
Aku menusuk ibu jari tangan kananku dengan taring tajamku. Mataku yang bersinar merah melirik ekspresi kaget bercampur ngeri di wajah Karamatsu ketika darah segar mengalir membasahi jariku. Sebelum lukaku menutup, aku mengulurkan tangan pada Karamatsu. Dia menarik nafas panjang sambil memberikan pergelangan tangan kanannya, bola matanya tampak khawatir melihat tanganku yang terluka. Jantungku bergetar oleh sorot pandangnya. Aku buru-buru kembali fokus mengendalikan darah merah di jariku menjadi cambuk tipis yang melayang di udara kemudian terbang melingkar dan menyatu seperti tato tiga garis berwarna merah di pergelangan tangan Karamatsu."Wow. Kupikir awalnya bakal sakit, Tapi tadi sama sekali tidak terasa apa-apa," serunya sambil memegang pergelangan tangan yang ia putar ke kanan dan kiri.
"Tentu saja. Aku hanya memberikan tanda kontrakku denganmu, bukan menggigitmu. Dengan begini kalau kau sampai berurusan dengan vampire aku bisa langsung tahu dan segera menyelamatkanmu. Tapi tetap saja tolong lebih berhati-hati mulai sekarang." Aku mengelap jariku dengan sapu tangan.
Karamatsu memutar tangannya dengan mata penuh rasa penasaran di tanda yang kuberikan itu. "Sistem kontrak antara vampire dan manusia, ya... Menarik juga. Berarti aku harus memberikan sesuatu pada Ichimatsu sebagai bayarannya, bukan?"
"Aku tidak perlu apa-apa," kutolak dengan menggeleng dan kepala tertunduk, "Cukup kau baik-baik saja. Hanya itu."
Karamatsu mencondongkan wajah ke arahku. "Tapi bukannya itu tidak adil? Ichimatsu sudah berlaku baik padaku, jadi aku harus membalasnya. Ah, aku tidak masalah membatalkan ini dari sisa permintaanmu. Jadi Ichimatsu masih tetap punya tiga permintaan," katanya sambil mengangkat tiga jari.
Aku menggeleng kuat dan menurunkan tangannya, "Tidak. Tidak. Ini bukan kontrak pertukaran nyawa jadi kau tidak perlu membayarnya. Kontrak ini hanya semacam penanda kalau kau manusia yang kulindungi, jadi kau punya tiga kali kesempatan kutolong dari ancaman vampire. Ini sungguhan masalah yang sangat serius. Aku hanya tidak ingin sampai terjadi apa-apa padamu." Kugenggam tangannya erat. Memori-memori dari ribuan tahun lalu menghantuiku, aku mulai panik sendiri.
Dia terdiam sebentar. Aku tak berani mengangkat wajahku dan hanya bisa mendengar suara desah nafas serta merasakan getar aliran darahnya di dalam nadi dari balik telapak tanganku yang memegang tangannya. Dia bimbang. Aku paham. Tentu saja bagi manusia ini sesuatu yang tidak terlalu mereka mengerti. Bila manusia punya ego ingin menguasai apapun, vampire memiliki hasrat untuk memonopoli miliknya yang berharga.
"Kumohon.." keheningan ini membuat jantungku berdebar gila. Aku yang tak tahan memaksa buka mulut, "Kau sangat baik padaku dan aku hanya tidak ingin kehilanganmu lebih cepat. Umurku jauh lebih tua dari yang kau bayangkan. Aku selalu melihat bagaimana manusia-manusia yang baik terhadap makhluk menyeramkan sepertiku ini mati. Itu mengerikan. Tapi aku bukan tuhan yang bisa menghentikan kematian. Karena itu, kalau bisa... sebentar saja. Sebentar saja kau hidup lebih lama lagi dan temani aku yang selalu kesepian ini."
Mataku panas. Jantungku berdebar tak tenang. Bayangan dari masa lalu yang membias cepat di dalam kepala hampir menghilangkan kontrol diriku. Seandainya dia memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya, dia akan tahu obsesiku terhadap dirinya. Keinginanku yang hanya ingin merasakan hangatnya bara hati dari seorang manusia yang selalu bisa membuatku jatuh cinta, lagi dan lagi. Hati dinginku sudah terlanjur candu pada sosoknya yang kini jadi sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupanku. Aku rela tidak minum darah selama seribu tahun asalkan kau ada di sampingku sebagai manusia.
*Gyuuut. Dia membalas genggaman tanganku. Tangannya yang lain menarik daguku dan mengangkat wajahku kehadapan senyum ibanya. "Aneh. Aku seperti melihat Marie di dalam dirimu."
Pandanganku tercekat oleh sorot rapuh matanya. Seluruh wajahku terasa panas. Aku memalingkan muka. "Aku memang vampire, tapi aku bukan Marie yang seorang suster dengan sifat polos," kataku ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
FanficAku hanya seorang vampire yang sedang jatuh cinta. Seratus tahun atau lima ratus, bahkan seribu tahun pun aku akan terus menunggu perjumpaan kita yang selanjutnya. Hanya untuk melihat wajahmu. Hanya untuk mendengar suaramu. Aku selalu merindukanmu. ...