Really?

55 5 11
                                    

Flashback off.

Tinggal dirumah mewah memanglah menyenangkan untuk sebagian orang atau untuk semua orang namun tidak bagiku, my home my hell. Silahkan anggap aku gila! Siapa yang tidak suka menjadi anak dari pasangan terkaya ketiga di negara ini? Ya aku tidak suka itu. Buat apa kalau kedua orang tuaku kaya tapi tidak bisa membahagiakan anak - anaknya? Aku tidak butuh harta mereka, aku hanya butuh kasih sayang mereka.

"Non Ashilla, bangun non sudah pagi" panggil seseorang dengan suara parau. Ya itu bi ijah, pembantu di rumah ini sekaligus temanku di rumah ini

"Iya bi, aku bangun kok" kataku dengan nada menurut. Kalau aku disuruh memilih antara mama atau bi ijah, jelas aku akan memilih bi ijah.

Setelah aku bangun bi ijah pun keluar dan menutup pintu kamarku, ia sudah tau apa yang akan kulakukan selanjutnya. Kurogoh kantung seragam sma ku yang aku pakai semalaman hingga aku baru pulang jam 1 dini hari tadi, setelah mendapatkan barang yang aku cari ku lepas seragam sma ku menyisakan kaos ketat putih. Ku nyalakan korek butut teman setia ku lalu ku isap dalam dalam rokok yang baru aku beli tadi malam hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi yang berarti aku harus ke rutinitas biasa yaitu Sekolah, kamarku juga sudah dipenuhi kepulan asap tipis dan bau rokok yang khas

"Bi, papa mama mana?" Tanyaku pada bi ijah yang sedang menyapu di dekat meja makan

"Ke luar kota non"

"Oh" bisa ga sih gue ngerasain sarapan bareng keluarga gue?

Kuoleskan mentega di atas roti lalu langsung kulahap hanya dengan dua lahapan setelah itu kuminum susu yang sudah dibuatkan bi ijah khusus untukku tiap pagi nya, setelah sarapan singkat barusan aku pun langsung bergegas menuju ke sekolah karena jam sudah menunjukan pukul 7 tepat dan bel akan berbunyi 10 menit lagi. Ah tidak.

"Ayo pak, gc" seruku dari balik kursi belakang kepada pak parman-supir kepercayaan papa

"Gc apa toh non?" Jawabnya tak lupa dengan logat jawa khas miliknya

"Gerak cepet pak, ayolah gc gc gc" teriakku tak sabaran

"Ya non, siappp" setelah itu mobil milik papa melaju sangat cepat membelah jalanan ibu kota yang sangat ramai di pagi hari

Tak sampai 10 menit aku telah sampai di depan pintu gerbang SMA Lentera 2 Jakarta, ya sekolahku.

"ASHILLA ADHARA WIRATAMA, Ayokk cepett gpl" teriak bu Dewi sambil berkacak pinggang tepat di samping gerbang sekolah

"Dasi ada, ikat pinggang ada, bet nama ada, bet kelas ada, rambut rapih, baju rapih" kata bu dewi sambil memperhatikan penampilanku lalu menganggukan kepalanya yang berarti memperbolehkanku untuk masuk

°°°

Kringgg...Kringgg

"Selamat pagi anak anak" sapa bu Novi ramah

"Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Los Angeles"

Anak baru semester kedua? Yakali tuh anak bisa ngejar semua pelajaran? Desisku dalam hati

"Shill, dari Los Angeles tuh. Siapa tau si Reza nya lo itu" seru Allya heboh sambil menyenggol lengan kiriku

"Apaan sih lo All?" Kulirik anak baru yang baru dibicarakan Allya tadi dan benar saja.

Reza?

Itu kamu?

Aku-Ashilla. Walaupun sendiri tanpa siapapun aku masih berdiri tegak sendiri. Ashilla sudah berubah, tidak ada Ashilla yang cengeng dan suka menangis, yang sekarang hanyalah Ashilla yang baru, yang Kuat dan Tegar tanpamu.

°°°
Hollaaaa! Kangen bgttt sama wattpad, sebenernya sih gaada halangan apa2 cuma mager aja bikin cerita wkw.
Btw reality ngerubah alur gitu jadi part sebelum ini udah di apus dan diganti ini, gatau kenapa tbtb ide ini muncul gitu aja di otak.hhhh

Enjoyyy💘

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang