#Part16 Farhan Ana Faiz

1.5K 73 10
                                    

"Husna.."

"Kak Farhan" ucap mereka kompak. Semua orang yang berada disana bingung mengapa mereka bisa saling mengenal, bukankah mereka belum pernah bertemu?

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Arda bingung

"Iya kami sudah saling mengenal, kami satu universitas di Singapura. Jadi yahh kami kenal baik" Ucap Farhan mencoba menjelaskan. Semua yang berada disana pun mengangguk mengerti.

Semua yang berada disana sibuk saling melempar candaan satu sama lain, kecuali Ana. Ana hanya diam dan sesekali menjawab apabila ada yang bertanya padanya.

"An katanya Faiz dan keluarganya akan kesini lohh" Ana menaikan sebelah alisnya

"Lahh terus kenapa kak Apdhal? Ana harus bilang Subhanallah gitu?" Ujarnya tak tertarik. Padahal dalam hatinya ia sudah resah, tak tau apa yang di resahkannya, entah ia resah karena belum siap bertemu dengan dia atau bukan, yang pasti hatinya langsung berubah saat mendengar Faiz akan datang.

"Kali aja kamu kangen sama dia An" mendengar ucapan Apdhal, Farhan yang sedang sibuk dengan makanannya pun terkejut sampai tersedak.

"Pelan pelan dong Bang makannya." Ucap ibu Arda mengingatkan.

"Ehh iya Bu" jawabnya kikuk. Arda merasa ada suatu hal yang di sembunyikan Abangnya itu.

"Ana pulang sekarang aja yah bun" ucap Ana pada bundanya.

"Kenapa harus sekarang An? Acaranya kan belum selesai. Keluarga Faiz juga belum datang"

"Justru dia menghindari itu Bun, dia itu menghindari Faiz. Apdhal tau kok" ujar Apdhal yakin. Ana yang mendengarnya mendengus kesal.

"Kak Apdhal apaan sihh, sok tau banget. Siapa juga yang menghindar dari kak Faiz." Sanggahnya dengan nada kesal.

"Yaudah jangan pulang sekarang dong kalau enggak." Balas Apdhal mencoba menggoda adiknya itu.

"Yaudah lahh yahh" balasnya kesal.

Setelah acara makan selesai, semua keluarga Arda dan Ana pun mulai berpencar.
Ana sekarang sudah berada di ruang keluarga bersama Farhan Arda dan juga Apdhal.

"Kenapa kalian bisa menikah?" Apdhal dan Arda tertawa mendengar pertanyaan dari Ana ini.

"Kamu ini An, pertanyaannya nggak mutu banget sihh. Kenapa kakak bisa menikah dengan Arda? Karena Arda memang takdir kakak" Ana menggeleng dia tak puas dengan jawaban kakaknya itu.

"Ana mau nanya sama kak Arda aja, nggak mau nanya sama kak Apdhal." Ketiga orang itu tertawa mendengar ucapan Ana yang kekanakan itu.

"Karena memang Kak Apdhal itu satu satunya nama yang kakak ucap dalam do'a kakak untuk menjadi pendamping kakak"

"Bukannya kak Arda suka sama Kak Faiz? Ana pernah liat nama kak Faiz di tulis kakak dalam buku kecil kakak dulu" Arda kembali tertawa.

"Ohh ini semua gara-gara buku kecil itu? Sebenarnya yang nulis itu bukan kakak, tapi itu tulisan teman kakak yang ngejodohin kakak sama faiz, mereka nggak tau aja kakak sama faiz itu saudaraan, yang mereka tau kita deket jdi sering di ledek dehh.kakak nggak nyadar lohh ada tulisan itu, saat di Yogya kakak baru baca ada tulisan itu." Ucap Arda menjelaskan.

"Kak Apdhal juga pernah bilang sama kakak kalau kamu itu nyangka kakak punya perasaan pada Faiz, dan kakak juga tau kamu itu selalu mengorbankan perasaan kamu untuk kakak, karena kamu berpikir kakak juga punya perasaan sama seperti kamu. jadi semenjak itu kakak selalu bertekad untuk buat kamu bahagia An" mendengar ucapan tulus Arda, Ana langsung memeluknya erat. terjawab sudah semua pertanyaan Ana.

SkenarioNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang