Lexy tertunduk lesu dihadapan Andrea. Sedari tadi dia hanya memutar-mutar cangkir yang ada dihadapannya. Lexy tak menyangka bakalan ketemu lagi dengan Andrea. Andrea seperti biasanya, tak menghiraukan kata putus dari Lexy. Selama Andrea tak ingin putus maka selama itu Andrea masih menganggap kalau mereka berdua masih berstatus pacaran. Andrea tau banget tentang Lexy, sekalipun Lexy suka gonta-ganti pacar, tapi pantang bagi Lexy untuk mendekati cewek lain apabila masih terikat hubungan dengan seseorang. Lexy selalu setia terhadap pasangannya. Dia tak berani melakukan sesuatu yang akan menyakiti pasangannya.
"Kamu kenapa sih, yank?"
"Re, kita tuh udah putus." Lexy lebih menekan suaranya di kata putus. Sedari tadi dia merasa kurang nyaman duduk semeja dengan Andrea. Ingin rasanya cepat-cepat beranjak dari sini.
"Aku nggak mau tau. Status kita masih pacaran." Tegas Andrea.
"Aku tuh bela-belain jauh-jauh datang liburan kesini cuma demi kamu yank."
"Aku udah tunangan Re." Lexy mengucapkannya setengah-setengah. Seperti kurang yakin.
Andrea tertawa mendengarnya.
"Tunangan? Sama siapa? Lelucon macam apa pula itu." Andrea tertawa terpingkal-pingkal.
"Alexander!!!" Suara Nara terdengar bergetar menyebut nama itu.
"Kamu ngapain disini hah?" Nara terlihat marah dan emosi saat menghampiri Lexy.
"A.. Aa.. Akuu." Lexy gelagapan.
"Dan dia siapa?" Nara menunjuk kearah Andrea.
"Lo itu yang siapa?" Andrea mulai terpancing emosi.
"Gue tunangannya Lexy." Nara memamerkan cincinnya kearah Andrea.
Andrea terhenyak. Menatap tak percaya kearah Lexy dan Nara.
"Nggak, gue yakin ini bohong." Andrea menggeleng tak percaya.
"Dan Lo!!" Andrea menunjuk kearah Nara "gue tau siapa Lo. Lo itu sahabatnya Lexy. Gue tau ini tuh cuma settingan doang." Kata Andrea sinis.
Hatinya Lexy langsung menciut mendengarnya. Tapi tidak dengan Nara. Nara begitu percaya diri menghadapi Andrea.
"Awalnya gue ma Lexy menolak perjodohan ini. Karena kita tuh nyamannya cuma sebagai sahabat. Tapi yah, bukankah cinta itu bisa datang kapan aja? Tanpa kita sadari? Dan sekarang Lo bisa liat. Gue dan Lexy akhirnya sama-sama menerima perjodohan ini." Dengan mantap Nara menuturkannya.
Lexy tertegun mendengarnya. Dia menatap Nara dengan tatapan yang susah di mengerti.
"Nggak.. nggak.. gue nggak percaya. Gue bakalan buktiin kalo ini semua tuh bohong." Tatapan Andrea begitu menghujam. Setelah mengucapkannya dia langsung berbalik dan pergi.
***
Nara berjalan dalam diam mengikuti Lexy menyusuri tepi pantai yang tepat berada di samping restaurant. Sesekali Nara merapikan rambutnya yang berantakan tertiup angin. Suasana pantai saat itu sepi dan remang."Thanks, Ra." Ucap Lexy sedih.
Nara bisa merasakan ada nada penyesalan dalam ucapan Lexy. Sepertinya Lexy tak tega melakukan hal ini kepada Andrea.
"Gue salah ya Lex? Harusnya gue nggak kayak gitu ya tadi?
"Nggak Ra. Yang Lo lakuin tadi udah bagus. Acting Lo bagus." Lexy mencoba tersenyum.
Nara merasa ada di posisi yang tak nyaman. Menjadi serba salah. Senyuman Lexy tak cukup untuk menenangkan hatinya.
"Hanya saja, gue ngerasa menjadi seorang pecundang. Gue nggak ingin nyakitin Andrea. Tapi gue kehabisan akal buat ngadepin dia. Gue harus gimana lagi Ra?" Lexy nampak putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When It Rains
General Fiction[COMPLETED] Karena aroma hujan, nuansa langit gelap dan dinginnya udara yang lembab mampu membuat Nara betah berlama-lama memandangi hujan. Hujan.... Selalu ada kenangan yang tercipta di antara riuhnya suara hujan. Ketika hujan, Nara tertawa dan ba...