Chapter 25

1.1K 98 20
                                    

Sebesar apapun kita memendam rasa, tak akan terasa menyakitkan bila kita tak mengharap balas. Cinta yang tulus adalah cinta yang mampu menahan segala hasrat, mencintai tanpa harus memiliki.

Seperti halnya yang terjadi pada Nara, jatuh cinta kepada Lexy membuatnya lebih memahami akan arti cinta yang sesungguhnya. Cinta mampu mendewasakannya. Cinta mampu membuatnya lebih banyak bersabar dan menerima.

Bila pada akhirnya aku harus jatuh cinta lagi, kan kubiarkan diri ini menikmati setiap rasa yang ada dalam jiwa. Tanpa harus menuntut sesuatu yang hanya akan membuatku terluka. Kan kubiarkan diri ini menikmati segala dera kerinduan, tanpa harus mengharap pertemuan.

"Ra, lo nggak apa-apa kan?"

Pertanyaan Dita seketika membuyarkan lamunan Nara. Siang itu mereka sedang makan siang berdua di salah satu cafe.

"Sori, Ta. Gue lagi nggak konsen. Tadi lo bilang apa?"

"Rencana kita besok buat ke disney land nggak jadi ya?" Dita mengulang pertanyaannya dengan sabar.

"Iya Ta, sorry banget ya. Bokap gue mau datang soalnya."

"Nggak apa-apa kok, Ra. Bisa kita rencanain lagi. Nanti salam ya buat bokapnya." Kata Dita penuh pengertian.

"Thanks, Ta."

Dita hanya mengangguk dan tersenyum.

Ada jeda keheningan beberapa menit diantara keduanya setelah akhirnya Dita mulai berbicara, "Ra, seminggu yang lalu gue ketemu Danish di bandara."

"Hah Serius?? Ya ampun Ta, kok lo baru cerita ke gue?" Nara nampak antusias. Danish belum menceritakan hal ini kepadanya.

"Yee gue kan baru pulang dari hongkong, gue pengen critainnya pas kita ketemu." Ujar Dita.

"Iyaa trus.. trus gimana?" Tanya Nara tak sabar. Wajahnya diliputi rasa penasaran.

Dita akhirnya menceritakan kepada Nara bagaimana kisah pertemuan tak terduga antara dirinya dan Danish. Tak ada satupun yang terlewatkan. Semuanya ia ceritakan, dari awal sampai akhir, hingga bagaimana perasaannya setelah pertemuan itu. Nara tampak begitu antusias mendengar penuturannya.

"Pada akhirnya, yang harus gue lakukan hanyalah berusaha menerima semuanya dan berhenti menyalahkan takdir. Tuhan mungkin punya rencana yang lebih baik untuk gue dan juga Danish." Ucap Dita dengan tegar.

Nara tersenyum mendengarnya. Ternyata Dita akhirnya bisa lebih berbesar hati menerima takdir. Dita sekarang terlihat lebih kuat dan tegar.

***

Nara menatap penuh kerinduan sosok yang ada di hadapannya, tanpa membuang waktu ia segera memeluknya dengan erat.

"Nara kangen banget sama Papa." Kata Nara sambil terisak dan akhirnya menangis. Sosok yang begitu ia rindukan.

Papanya membalas pelukannya dengan erat. Sungguh iapun merasakan hal yang sama terhadap putri semata wayangnya itu. Di kecupnya dengan lembut pucak kepala Nara.

"Maafin Papa sayang, Papa janji bakalan lebih banyak ngeluangin waktu buat bisa ketemu kamu."

Nara semakin tersedu dalam pelukan Papanya. Sosok yang begitu ia rindukan selama ini, akhirnya ia bisa melihat Papanya lagi, merasakan kehangatan pelukan Papanya, mencium aroma khas Papanya.

"Putri kecil Papa tambah cantik aja." Puji Papa saat keduanya duduk berhadapan.

Wajah Nara bersemu merah mendengar pujian tersebut.

"Gimana? Nara masih betah sendirian? Belum mau punya pacar?" Goda Papanya.

"Sama kayak Papa, Nara juga masih betah sendiri. Nara hanya akan pacaran sama orang yang benar-benar bisa bikin Nara jatuh cinta."

Papa tersenyum mendengar penuturan Nara. Setelah berpisah dengan Ibunya Nara, Papa memang tak pernah terlihat dekat dengan wanita lain. Hingga sekarang, Papa masih tetap mencintai Mama. Seperti halnya Papa, setelah berpisah dari Papa, Mama juga tak pernah terlihat bersama pria lain hingga Mama menghembuskan nafas terakhirnya.

Empat tahun yang lalu, Mama pergi meninggalkan Nara untuk selama-lamanya. Mama mengidap kanker hati, Mama dan Nara baru mengetahuinya setahun sebelum kepergiannya. Selama ini Mama terlalu menyepelehkan sakitnya. Selalu saja menolak setiap kali diajak ke dokter.

Nara sangat bersyukur dengan pilihannya untuk tinggal bersama Mamanya saat kedua orang tuanya bercerai, sehingga Nara memiliki kesempatan untuk bersama Mama dan merawat Mama di sisa hidupnya.

Kehilangan sosok seorang Ibu begitu berat bagi Nara. Hari-hari yang ia lalui tidaklah mudah. Papanya sempat menawarkannya untuk pulang dan tinggal bersama Papanya di Indonesia, tapi Nara menolaknya dengan halus. Nara ingin menjadi gadis mandiri, kehilangan Mama tidak serta merta membuatnya harus semakin jatuh dan terpuruk. Nara tak ingin dikalahkan oleh keadaan. Nara berusaha untuk selalu bisa tegar dan kuat menghadapi kenyataan hidup.

Tak banyak yang tau tentang kepergian Mamanya. Bahkan saat reuni bersama sahabat-sahabatnya, ia berusaha untuk selalu mengalihkan pembicaraan bila pembicaraan mereka mulai menyentuh area kehidupan keluarganya.

"Jadi gimana dengan kerjaan kamu, sayang?" Tanya Papa.

"Semuanya lancar Pah, tapi karena Papa lagi disini, aku bakalan temenin Papa. Biar Naoko aja yang handle kerjaan Aku."

"Papa bangga lihat perkembangan Nara sekarang. Papa nyesel karena Papa nggak pernah punya waktu buat Nara. Selama ini Papa terlalu banyak ngabisin waktu buat bekerja. Papa ingin menembus semua kesalahan Papa." Ujar Papanya sedih.

"Pah, apapun yang Aku alami, aku nggak pernah nyalahin siapapun. Aku bisa ngertiin, Papa. Aku tahu, sekalipun Papa sibuk dengan kerjaan Papa, Papa nggak pernah bisa berhenti mikirin Aku sama Mama." Nara menggenggam tangan Papa.

Papa terlihat sedih mendengar penuturan Nara. Selama ini tak pernah sedetikpun ia berhenti memikirkan Nara dan mantan istrinya. Ia selalu merasa kesepian, dan hanya dengan bekerja dan bekerjalah yang bisa membuatnya merasa lebih baik.

"Papa begitu bahagia memiliki kamu, sayang." Ujar Papa seraya meraih kedua tangan Nara dan menciumnya dengan hangat.

Sungguh betapa putrinya telah tumbuh menjadi gadis yang dewasa.

***

================================
A/N
Thankyou buat semua yang udah dengan sabar menanti kelanjutan dari kisah ini. Maaf ya updatenya agak sedikit lama.

Mungkin 2 atau 3 Part lagi cerita ini akan berakhir. Makasih yaa buat para reader setiaku, tunggu karya-karyaku selanjutnya ya. Yang mungkin bakalan aku publish setelah kisah ini selesai.

Sankyuu^^

When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang