Chapter 13

952 92 4
                                    

Lexy menatap cemas wajah Neneknya yang terbaring lemah di tempat tidur. Sesekali terdengar rintihan pelan dari sudut bibir kering Neneknya. Wajah neneknya yang telah dimakan usia tampak begitu pucat. Pelan Lexy meraih tangan Neneknya dari sisi tempat tidur. Mengecupnya dengan sayang sambil tak lepas memandang wajah Neneknya. Nenek yang begitu dia sayangi.

Hari ini Lexy mengurungkan niatnya untuk pergi ke Sekolah, melihat kondisi Neneknya yang sedang sakit. Dokter keluarga telah memeriksa keadaan Neneknya, dan menyatakan bahwa Neneknya kecapean, hanya butuh lebih banyak istirahat.

Nenek memang orang yang cekatan dan tak mau diam. Di usia senjanya, beliau masih saja melakukan banyak aktifitas seperti memasak, bersih-bersih, menanam bunga bahkan berkebun. Padahal di rumah sudah ada asisten rumah tangga yang siap melaksanakan semua itu.

Berkali-kali Lexy selalu melarangnya melakukan aktifitasnya itu, namun selalu saja Nenek tak pernah mau mendengarnya. Di usianya sekarang, Nenek terkesan lebih keras kepala.

Drrrtt drrrtttt...

Ponsel Lexy bergetar di saku celananya.

"Ya, Ra?" Lexy berbisik pelan menjawab telpon dari Nara.

"Lo kok nggak masuk, Lex?" Nada suara Nara terdengar khawatir.

"Nenek gue sakit, Ra. Gue nggak tega ninggalinnya sendiri." Jawabnya.

"Semoga cepat sembuh ya, tar pulang sekolah gue mampir ke rumah lo."

Lexy baru mau bersuara menanggapi perkataan Nara, tapi Nara langsung memotongnya dengan tergesa-gesa. "Dah dulu ya, Lex. Pak Danu dah masuk kelas nih. See u.." Ucap Nara mengakhiri percakapan.

Lama Lexy terbengong-bengong menatap layar ponselnya. Hingga kemudian ia mencoba mengetik pesan untuk meminta Nara tak perlu datang ke rumahnya, tapi kemudian Lexy mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan itu.

Mungkin kehadiran Nara di sini bisa membuat suasana hatinya lebih baik. Batin Lexy.

***

"Satu sendok lagi, Nek!" Bujuk Nara seraya tersenyum lembut. Kemudian Neneknya Lexy perlahan membuka mulutnya dan dengan pelan Nara segera menyuapinya.

Lexy memperhatikannya dengan takjub. Sedari tadi Lexy telah berusaha membujuk Neneknya untuk makan, tapi Nenek selalu saja menolak. Namun saat Nara datang dan hanya sekali aja berusaha membujuknya untuk makan, Neneknya langsung mau begitu saja.

Entahlah, Lexy seperti melihat sebuah keajaiban. Lexy hanya bisa geleng-geleng kepala.

Wajah Nara itu entah kenapa, setiap dia berbicara dan meminta sesuatu, sangat sulit untuk bisa menolaknya. Mungkin karena ekspresinya yang begitu menggemaskan. Entahlah, Lexy begitu tak mengerti.

"Kalo makan teratur dan minum obatnya, Nenek pasti cepat sembuhnya." Kata Nara seraya mengusap-usap lembut rambut Neneknya yang memutih.

Nenek tersenyum kecil mendengarnya.

"Kalo ada Ainara, Nenek bisa cepat sembuhnya." Kata Nenek kemudian terkekeh.

"Nanti Aku nginap disini aja Nek buat nemenin Nenek." Cetus Nara.

Lexy melotot mendengar ucapan Nara. Lexy tak ingin Nara melakukannya sejauh itu. Cukup dengan datang dan menjenguk Neneknya saja, Lexy sudah sangat berterima kasih.

"Bener ya? Nenek jadi pengen banget punya cucu perempuan." Ucap Nenek senang.

"Aku kan cucu perempuannya Nenek." Ucap Nara seraya memamerkan senyumnya yang paling manis. Tak memerdulikan wajah protes Lexy.

Nenek segera meraihnya, mendekapnya dalam pelukan serta mencium dahinya dengan sayang.

"Iya Ainara cucunya Nenek." Kata Nenek bahagia.

"Jahat banget Lo, Ra. Udah ngerebut Nenek gue." Kata Lexy cemberut.

Nara dan Nenek sontak tertawa mendengarnya.

Melihat kebahagiaan Neneknya, melihat bagaimana perhatian dan kasih sayangnya Nara ke Nenek, diam-diam Lexy begitu terharu. Nara memang benar-benar gadis yang istimewa. Banyak hal-hal kecil dari dirinya yang selalu bisa membuat Lexy semakin hari semakin mengaguminya. Andai saja Jadden bisa melihat Nara lebih baik lagi, maka tak ada alasan bagi Jadden untuk tidak mencintai Nara.

***

Lexy diam terpaku menatap pemandangan yang ada dihadapannya. Neneknya dan Nara sedang terlelap di tempat tidur sambil berpelukan. Keduanya tampak begitu pulas. Terdengar irama nafas teratur dari keduanya.

Lexy tersenyum menyaksikan keduanya. Perlahan Lexy berjalan tanpa suara menghampiri Nara.

Lexy memperhatikan wajah Nara dari dekat. Nara yang manis, saat sedang tertidurpun, Nara kelihatan begitu manis dan menggemaskan.

"Bangun, Ra." Bisik Lexy, membangunkan Nara dengan pelan.

Nara menggeliat pelan dan perlahan membuka matanya.

"Sorry Lex, gue ketiduran." Ucapnya pelan sambil bangun dari tempat tidur dan mengerjap-ngerjapkan matanya.

Lexy hanya tersenyum mengangguk. Dan tanpa suara memberi isyarat kepada Nara untuk segera mengikutinya.

"Daritadi Lo belom makan, Ra. Makan gih!" Kata Lexy saat berjalan ke ruang makan.

Tak ada suara balasan dari Nara. Lexy segera berbalik dan ternyata Nara tak mengikutinya. Lexy pun segera berjalan kembali ke kamar Neneknya, mencari keberadaan Nara.

Saat Lexy melewati ruang keluarga, Lexy melihat Nara sedang tidur bergelung di salah satu sofa di depan televisi.

Lexy tersenyum begitu melihatnya. Dan membiarkan Nara untuk tidur sejenak disitu.

"Ra, ayo makan."

Suara Lexy langsung membuat Nara terbangun dari tidurnya yang singkat. Dengan mata yang sangat berat untuk dibuka, Nara bangun dan kemudian duduk bersila diatas sofa.

Lexy segera menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Sini gue suapin." Kata Lexy sambil mencoba menyuapinya.

Dengan mata terpejam Nara membuka mulutnya dan mengunyah makanan yang disuapkan oleh Lexy. Melihat tingkah Nara yang seperti itu, Lexy jadi senyum-senyum sendiri.

"Cepat habisin yaa, habis itu Lo bisa lanjutin lagi tidur Lo." Katanya kemudian.

Nara tetap dengan posisi duduknya, mengunyah makanan dengan mata terpejam, mengangguk-ngangguk kecil mengiyakan perintah Lexy.

Lagi-lagi Lexy tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Melihatnya seperti ini, Nara terlihat seperti anak kecil yang sedang disuapi. Terlihat begitu lucu dan menggemaskan. Lexy tak bisa menahan dirinya untuk mengusap-usap rambut Nara, sayang.

"Maaf ya, Ra. Gue terpaksa bangunin lo. Padahal lo ngantuk berat. Gue hanya nggak ingin lo tidur dengan perut kosong." Jelas Lexy sambil menyuapi Nara untuk suapan terakhirnya.

"Pindah ke kamar tamu yuk. Lo tidurnya disana aja." Ajak Lexy kemudian.

Seketika Nara langsung membuka matanya dan menatap protes kearah Lexy.

"Nggak, gue pengen tidurnya sama Nenek. Gue mau nemenin Nenek. Gue lebih tenang kalo tidur sama Nenek." Protes Nara.

"Ya udah kalo gitu, hayoo." Ajak Lexy kemudian.

Dengan wajah masih mengantuk, Nara mengikuti Lexy ke kamar Nenek.

***

When It RainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang