06 - Alex

19.9K 989 23
                                    



Halo, terima kasih sekali lagi untuk apresiasinya. Semoga chapter ini tidak mengecewakan dan dapat menghibur pembaca sekalian. Sekali lagi, terima kasih.

.

..

...

PLAK!!!

Suara tamparan itu seakan bergema di ruangan itu. Wajah wanita berusia tiga puluh tahun itu memerah, dan bibirnya menipis tak senang. Alex yang dipandangi seperti itu hanya menampakkan wajah menyesalnya.

"Kau tahu, jika aku jadi Ara aku tak akan pernah mau melihatmu lagi."

"Ya," katanya dengan lirih.

Mallory menghela napas. "Aku kecewa padamu." Katanya. "Tidak, bukan karena kau mengkhianatiku tapi karena kau begitu bodoh dan juga bertingkah konyol."

"Maafkan aku."

"Aku tidak membutuhkan maafmu. Lagi pula aku lebih dulu mengkhianatimu. Tapi, untuk masalah Ara aku tidak bisa membantumu."

"Tak apa, aku akan menyelesaikannya sendiri."

"Baguslah, ah ya satu nasihat dariku untukmu." Wajah Mallory terlihat kaku saat mengatakannya. "Ara mungkin terihat baik-baik saja. Tapi, ke depannya kita tak akan tahu. Bisa saja karena sikap burukmu padanya selama ini berpengaruh di kemudian hari."

"Maksudmu?"

"Kau tahu? Sejak aku terbebas dari rumah itu aku tak mau ditinggalkan sendirian." Katanya sambil bergidik ngeri. "Bisa jadi hal seperti itu terjadi pada Ara dan dugaanku dia akan mulai tidak bisa mempercayai siapa pun."

"Maksudmu Ara akan trauma?"

"Aku bukan psikolog, tapi itu bisa saja terjadi. Semua tergantung pada Ara. Bisa saja ia jadi merasa tidak berharga di mata pria. Kau mengerti, kan?"

Alex terdiam. Lagi-lagi ia merasakan benda asing yang menusuk-nusuk dadanya dan membuatnya terasa sesak. Penyesalan memenuhi hatinya. Ia telah bertindak bodoh dan kini ialah yang menuai hasil dari kebodohannya.

...

"Hei, kenapa wajahmu murung seperti itu?" Alan begitu keheranan melihat sahabatnya itu menundukkan kepalanya. Pagi itu Alan memilih pulang ke rumah dan menyiapkan pakaian untuk Ara.

Alex menarik napas dengan dan berusaha menguatkan diri. "Aku memohon maaf padamu karena telah mengkhianatimu."

"Apa?"

"Aku tidak mempercayaimu selama ini dan malah mempercayai bukti-bukti yang dipaparkan media daripada yang didapatkan Abraham."

Alan tertegun selama beberapa saat dan berusaha memaklumi. "Tak apa. Lagi pula di saat seperti itu siapa pun bisa saja pergi dariku. Tapi kau tidak sama sekali. Kau tetap mengunjungiku dan tidak menyerah-"

"Aku pernah menyerah sekali." Sela Alex. "Aku menyerah mempercayaimu saat mengetahui kau diam-diam selalu pergi dengan Mallory. Dan aku membalasmu melalui Ara."

Wajah Alan tiba-tiba memucat. "Apa maksudmu?"

"Ara mungkin mengatakan padamu bahwa ia dalam keadaan demam saat mencari Mallory, tapi yang sebenarnya adalah dia keguguran anak kami."

Kejadiannya begitu cepat, sampai Alex tidak sadar saat Alan menarik kerah kemejanya dan menatap tajam matanya dalam jarak dekat. "Apa yang kau lakukan padanya? Katakan padaku!"

Alex menelan ludahnya, tapi ia bertekad akan jujur pada Alan jika ia menginginkan Ara. "Aku memperkosanya dan mengurungnya di dalam kamar."

Alan mendorongnya dengan keras sampai ia terbaring di lantai ruang tamu dan menyarangkan pukulan ke wajah, dada dan juga perutnya. Bahkan kacamata Alex sampai terlempar jauh karena pukulan itu. Alex membiarkan saja Alan melampiaskan kemarahannya karena baginya ia pantas mendapatkannya.

If I FellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang