18 - Alex & Ara

10.8K 524 29
                                    


.

..

...

Ara

Aku tidak terlalu mengerti apa yang terjadi. Daisy menangis penuh kebahagiaan mendapati suami yang ditunggunya selama setahun ini akhirnya terbangun juga dari tidur panjangnya. Aku bahkan juga melihat Nyonya Victoria yang datang hanya terpaku dengan mata berair. Wanita itu bahkan tidak begitu menyadari kehadiranku.

Aku diam-diam keluar dari ruangan ketika dokter dan suster hilir mudik di ruangan itu dan memberikan perawatan terbaik untuk Victor. Aku menghela napas dan bersandar di dinding. Baru saja aku akan beranjak pergi, pintu ruangan Victor terbuka dan Nyonya Victoria memandangku. Kali ini tidak ada pandangan pengusiran darinya, melainkan tatapan datarnya padaku.

"Kau ingin bicara denganku?" katanya dengan nada datar seperti ekspresinya.

"Y-ya." Jawabku setengah gugup. Dalam hati aku mulai menyusun-nyusun tiap kata dalam kepalaku. Saking bingungnya aku bahkan baru menyadari bahwa kini wanita itu telah duduk di hadapanku di salah satu kafe yang berada di seberang rumah sakit. Salah seorang pelayan wanita menghampiri kami dan aku bergegas memesan Cappuchino hangat. Langit mulai terlihat mendung dan minuman dingin bukanlah pilihan teraik untuk saat ini.

"Sejak kapan kau mengetahuinya?" Nyonya Victoria bertanya setelah pelayan tadi pergi.

Aku setengah mengerjap. "Eh?"

"Sejak kapan kau mengetahui bahwa aku dan Ethan memiliki hubungan?"

Aku mengangguk sambil menelan ludah untuk mengeringkan tenggorokanku yang terasa kering. Aku ingin berdeham sedikit, tapi rasanya terdengar tidak sopan nanti. "Sejak dia sering terlihat di rumah sakit. Beberapa kali aku melihatnya bicara dengan Daisy, dan Daisy terlihat sangat ketakutan."

Nyonya Victoria memandang ke arah belakangku dan menghirup napas dalam-dalam. "Ethan adalah putra bungsu dari suami pertamaku." Ujarnya dengan perlahan. "Sejak kecil kami tidak terlalu memperhatikannya. Hingga kemudian suamiku meinggal dan aku menikah dengan Ayah Han. Ethan memilih tinggal bersama Victor."

"Lalu, mengapa dia menculik Mallory?"

Pelayan wanita tadi datang mengantar minuman kami dan membuatku menunggu dengan penuh perhatian akan jawaban Nyonya Victoria. "High-school lover."

Aku mengerjap. "Mereka teman sekolah?"

Wanita itu mengangguk. "Mallory pernah membantunya mengerjakan tugas dan sejak itu Ethan mulai terobsesi pada Mallory. Ethan sangat mencintai Mallory dan selalu berusaha meminta Mallory menjadi kekasihnya, tapi Mallory tak mau. Mallory yang merasa Ethan tidak juga menyerah mulai menghindar dan berusaha memutuskan kontak. Tapi Ethan tidak menyerah."

...

Alex

Alex menggeser tumpukan kardus berdebu itu dengan kakinya dan masuk. Apatemen itu terlihat berantakan seolah-olah tak pernah dibersihkan pemiliknya. Pria berkacamata itu terbatuk kecil dan mencari ruang kerja yang biasa digunakan pemilik apartemen itu. Ruangan itu gelap seperti ruangan lainnya sehingga hanya sinar matahari lah yang menyinari ruangan dari jendela.

"Kau datang, eh?" seseorang di kursi berlengan itu menyeringai sambil memegangi handuk untuk mengompres luka di kepalanya.

"Kau tidak mungkin mati semudah itu bukan?"

Ethan terkekeh. Benturan dengan kemudi mobilnya cukup membuat dahinya memar hingga membiru. "Aku masih cukup sehat untuk menabrak mobil kekasihmu hingga hancur sekalipun."

If I FellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang