Bagian 2

19 1 0
                                    

keke pov

Aku menepikan sepedah ku setelah sampai pada tempat yang ingin ku tuju.

Ya memang beginilah aku ketika suasana hatiku sedang tak karuan.

Lebih memilih mengayuh sepedah menikmati suasana kota yang sedikit lebih renggang.

Mungkin karna orang orang kebanyakan memilih istirahat di rumah kali ya,,

dari pada keluyuran gak jelas kayak aku gini.. hehehe

maklumlah, namanya juga orang lagi galau.

Aku mencari cari tempat duduk yang kosong di sekitar taman kota.

dan tak lama kemudian, aku melihat seseorang yang sangat ku kenal.

Pemuda yang tingginya sekitar 165cm itu sedang duduk dan

berkutat dengan hp nya tanpa mempedulikan sekitar.

Sudah sangat ku hafal kebiasaan pemuda yang memiliki tubuh proporsional itu.

mata nya yang bulat dengan serius memperhatikan handphone nya.

tanpa basa basi atau sekedar meminta izin,

aku duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepalaku di pundak sebelah kirinya.

hahaha... benar saja, dia terperanjat dan langsung menoleh ke arahku

sambil melonyor kepalaku pelan.

"bikin kaget aja, kebiasaan banget deh" ucapnya kesal

"lagian serius banget sih,

kebiasaan juga main hape sampek gak peduli sekitar.

kebawa arus banjir baru tau rasa deh"

jawabku tenang sambil memeluk lengan nya.

Tuhan, terimakasih atas nikmatmu ini.

Terimakasih karna pada akhirnya aku bisa merasakan

memiliki kakak seperti yang selama ini aku dambakan.

apapun keadaan hatiku, dia selalu bisa membuat ku kembali tenang

dan selalu merasa nyaman saat berada bersamanya.

Terima kasih karna kau kirimkan manusia seperti dia yang selalu menjagaku.

"Kenapa?"

Tuh kan, dia selalu tau dengan suasana hatiku yang sedang tidak baik.

Masih tetap menyandarkan kepalaku, aku menjawabnya dengan tenang..

"Aku baru putus sama sandy kak,"

"Aku mau putus, dan kamu gak usah ganggu aku lagi.

Kita udah bersama selama 3 tahun ini,

tapi kenapa kamu masih gak bisa ngertiin aku.

apa lagi akhir akhir ini kamu slalu nuduh aku yang aneh aneh.

gak bisa ya kamu percaya sama aku?

udah lah, aku capek berantem sama kamu.

kita akhiri saja semuanya sampai di sini"

ucap ku sambil menangis terisak- isak.

"Oke, kalau itu memang keputusan terakhir kamu,

semoga kamu bahagia tanpa aku,

tapi aku akan menunggu kamu.

aku gak akan mencari perempuan lain

sebelum aku lihat kamu bahagia tanpa aku"

Balasan sandy sebelum berpamitan dan meminta maaf

pada kedua orang tua keke.

"Woy..... die bengong.

di tanya orang tua itu di jawab adik kecilll"

Erik yang merasa di abaikan menghentak hentakkan pundaknya.

Dengan spontan aku pun memukul lengannya pelan.

"Apaan sih kaak, orang lagi mikir juga"

"Kayak bisa mikir aja"

"Ya bisa lah, kan masih punya hati"

"Huh, orang kalo mikir tuh pakek otak, ngapain pakek hati?"

iya ya? kok yang aku andalin hati sih? mikir kan pakek otak

kenapa pakek hati?

aku tersenyum tulus pada lelaki yang menjadi sandaran ku ini.

dan dia pun membalas senyumku sambil mengacak pelan rambutku.

"dasar bego" serang erik pada ku.

"biarin, gini gini kamu juga mau jadi kakakku"

ucapku sambil menjulurkan lidah padanya.

berulang kali aku mensyukuri karna memilikinya.

sambil melihat pemandangan kota di sekitar taman.

kami menghabiskan waktu dengan bercanda, saling mengolok,

saling mengejek dan juga sedikit berdebat.

setelah ku rasa hatiku sudah mulai tenang, aku bangkit dan bergegas mau pulang

karna jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

kan gak baik anak gadis keluar malam, apa kata tetangga.

begitulah omelan ibuku ketika aku pulang di atas jam 9 malam.

"ayo, aku anter pulang"

ajak erik pada ku dan segera ku sambut dengan anggukan yang bersemangat.

TBC

yeye,lalaala...

sory for typo.

saya tunggu kritik dan sarannya ya readers

terimakasih

Kakak in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang