bagian 12

5 0 1
                                    

"Salah gak kalo misalkan aku jatuh cinta lagi?"

Degh....

Sejenak aku berfikir apa maksud pertanyaan nya.

Siapa yang membuatnya secepat ini jatuh cinta?

Tidak, jangan aku. Jangan aku yang membuatnya jatuh cinta.

"Ke, boleh gak?"
Sekali lagi dia menanyakan tentang perasaannya yang mungkin saja salah.

"Boleh donk, asal jatuh cintanya gak sama aku"
Jawabku sambil tertawa.

"PeDe banget sih loe. Ngapain juga gue jatuh cinta sama loe"

"Kayak gak ada cewek lain aja"

Syukurlah, jawabannya membuat hatiku lebih tenang.

Tapi siapa?? Siapa yang membuatnya jatuh cinta lagi setelah dia putus sama elva?

"Tapi aku takut nyakitin elva ke"
Sambungnya lagi.

"Kakak udah putus kan sama elva? Yang minta putus juga dia kan?"
Kali ini aku yang balik bertanya.

Harus ku pastikan status mereka benar benar sudah putus atau belum.

Aku gak mau salah kasih solusi kalo hubungan mereka belum berakhir.

"Iya sudah putus, tapi dulu sebelum putus ada perjanjian kalo kami bakal saling cerita lagi deket sama siapa aja"
Jelasnya padaku.

"Kalo gitu ya gak salah lah,
Kecuali kalo kakak masih punya pacar trus jatuh cinta sama orang lain.
Itu salah dan aku gak bakal setuju kakak punya hati mendua kayak gitu"

"Iya iya, bawel banget. Aku juga ngerti. Emang selama ini aku buaya apa?"
Sanggahnya sedikit sinis.

Cinta, tidak akan tau kapan datang dan untuk siapa.
Kita pun juga gak bisa memilih kepada siapa akan jatuh cinta.

Aku harap tidak akan jatuh cinta padanya.
Tidak untuk saat ini dan untuk selamanya.

"Ke, turun. Beliin mbak maya makan dulu ya..."
Tanpa ku sadari motor yang ku tumpangi dengan erick sudah berhenti di salah satu tempat makan yang tak jauh dari kantor.

"Kamu gak makan ke?"
Tawarnya padaku yang masih berdiri di sebelah motornya.

"Enggak deh, sekalian makan di kantor aja"
Jawabku malas.

Selera makan ku turun drastis saat sedang banyak pikiran.
Seperti saat ini mungkin tak terlalu banyak, tapi cukup membuatku tak tenang.

Siapa yang membuat erick ku jatuh cinta.

Tunggu,, "erick ku" hahaha...
Sejak kapan kepemilikin itu?

"Nglamun aja, ayo balik"
Lagi lagi aku tak sadar dia sudah berada di atas motor dan menungguku naik di belakangnya.

Beberapa hari ini kami memang sering keluar berdua di saat jam yang seharusnya kami masih berada di kantor.

Karna bisa di bilang kami sahabat bos ke dua.
Maka dari itu kami jadi bisa izin keluar beberapa saat setelah menyelesaikan pekerjaan kami.

Yaah, hanya sebatas melepas penat dan menghirup udara segar di luar kantor.

Setelah perjalanan beberapa menit, sampailah kembali ke kantor.

Aku turun dan kembali pada pekerjaanku,
Mungkin saja setelah aku keluar beberapa saat ada yang menumpukkan pekerjaan di mejaku.

Dan erick,,, sepertinya dia berjalan menuju ruangan maya untuk memberikan makanannya.

1pesan diterima
Surya
akela, jangan lupa makan siang

Ni orang, tiba tiba kirim pesan,
Tiba tiba ngilang.
Sehari ngirim pesan, seminggu tanpa kabar.
Dasar gak jelas.

To: Surya
Iya ☺

Yang penting kan aku balas.
Terserah mau dia bales lagi atau enggak.

Masih jam segini kerjaan udah selesai,
Trus ini mau ngapain ya aku nya?

"Salah aku apa ke kamu.
Aku gak pernah kan nyakitin kamu?
Tapi kenapa kamu ngrebut erick dariku?
Maksud kamu apa kamu manggil sayang sayang sama erick?
Sebagai sahabatnya erick seharusnya kamu kasih solusi terbaik untuk hubungan kami yang di ambang perpisahan ini.
Bukan mencari kesempatan!
Lalu buat apa waktu 3 tahun ini aku bersama erick?"

Tidak...
Kenapa kata kata itu terngiang lagi di pikiranku.

Tolong jangan ingatkan aku pada masalah ini lagi.

"Elva cukup, apa yang kamu bicarakan pada akela.
Emosi yang tak beralasan.
Kamu tau, dia selalu belain kamu.
Dia selalu nyalahin aku untuk apa yang terjadi ini.
Dia selalu mencoba mengerti posisi kamu dan jelasin posisi kamu ke aku"

Tidak...
Aku bukan penyebab perpisahan mereka, aku bukan orang ke tiga di antara mereka.

Tenang akela, perpisahan mereka sudah beberapa bulan yang lalu.

Ya meskipun mereka berakhir secara baik baik.

Elva pun juga sudah meminta maaf padaku.
Aku yakin hatinya masih ada sedikit kecewa padaku.

Aku tidak pernah tenang jika kejadian itu muncul lagi di kepalaku.

Terkadang aku sering merasa bersalah atas perpisahan mereka, meskipun tidak ada setitik pun niat untuk merusak hubungan mereka.

Aku mungkin terlalu egois waktu itu.

"Ke pulang yuk"

Tbc,
Terimakasih yang masih setia membaca cerita ini.

Kakak in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang