"Oke, mari kita tunjukkan kado dari kelas kita teruntuk Gina yang sedang berulang tahun," ujar Shandy layaknya MC beken.
Bacotan Shandy memecah lamunan Gina. Cewek itu secepat mungkin mengontrol air mukanya.
"Hah? Kado?" tanya Gina cengo.
Sesaat bisa dilihat kardus berukuran besar di atas papan datar beroda sedang didorong oleh Yudhis, Udin, Dhannes, dan Singgih memasuki kelas. Shandy kemudian ikut bergabung mendorong kotak kardus itu sampai ke hadapan Gina.
"Buset. Itu apaan gede banget?" tanya Gina ternganga.
"Coba tebak apa hayoo?" goda Yudhis.
"Kok keliatannya berat banget? Jangan bilang kalian patungan buat beliin gue kulkas?!" ucap Gina antusias.
"Apa banget dah beliin lo kulkas Na," ujar Riri terkekeh.
"Terus kalian ngambil hadiah doorprize Bimo kemaren?!" Bimo memang mendapatkan hadiah doorprize sebuah kulkas dari acara jalan santai dua minggu lalu. Membuat grup line kelas rusuh beberapa hari dengan mengomentari betapa hokinya itu anak.
"Enak aja, bisa diapus dari daftar keluarga kalo gue ngasih tuh kulkas doorprize ke elo Na," tandas Bimo cepat.
"Terus apaan dong?"
"Yang pasti, ini tuh jauh lebih greget daripada kulkas," ujar Arlyn meyakinkan.
"Yoi yoi."
"Setuju."
"Bener banget tuh," sahut temen-temen yang lain.
"Sekarang lo buka dong kotaknya."
Gina berjalan mendekat, dengan ragu-ragu ia membuka pita yang tersemat pada kotak itu.
"Ketuk dulu dong Na, kotaknya."
Gina menuruti perkataan Shandy dan mengetuk kotak itu seperti mengetuk pintu.
"GINAAAA PIBESDEYYY!!!!" Suatu makhluk menembus keluar dari kotak kardus itu sembari meledakan konfeti yang menghambur di langit-langit.
"ALLAHU AKBAR!!" Gina berteriak kaget. Bisa dirasakan jantungnya tak terkendali. Sesosok makhluk yang tiba-tiba keluar dari kotak kardus, volume suara yang maksimal, dan ledakan konfeti itu menimbulkan efek yang luar biasa. Bahkan teman-teman yang lain juga menenangkan jantung masing-masing karena kaget bukan main. Padahal, mereka sudah tau rencana ini dari awal.
Empat orang yang bertugas menahan kotak kardus itu harus diberi penghargaan setinggi-tingginya karena telah kuat mental dan fisik menahan goncangan yang ditimbulkan oleh makhluk itu, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Loh kenapa pada diem?" tanya cowok itu heran.
"OPAAAAL?!!!" teriak Gina akhirnya.
"Heheheee iyaaaa Na," kata cowok berbadan tebal itu menyengir.
"Lo ngapain di dalem sono Pal?!" tanya Gina dengan suaranya yang nggak nyantai.
Melihat Opal yang masih senyum-senyum najis, Gina menoleh pada kanan-kirinya.
"Kado kalian itu... Opal?"
Teman-temannya mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Pal, ngomong dong, jangan senyam-senyum mulu," ujar Shandy.
"Hmm, gini gue mau minta maaf, Na. Gara-gara gue kertas itu---"
Ekspresi Gina berubah datar.
"Hm, gue udah lupain itu kok. Jangan bahas itu lagi," potong Gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl Enemy [SUDAH TERBIT]
Humor[Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan] Highest rank: #2 in Humor (21.03.17) #2 in Humor (12.05.17) #2 in Humor (15.05.17) -------------- Gina langsung menyerang. Dia menjambak rambut Dion dengan merajalela. Dion yang tersulut emosi ju...