Hubungan Berlian dan Dion memang mengalami peningkatan. Dion tersadar bahwa cewek itu mempunyai sense of humor yang bagus walaupun nggak segila Rengginang-nya.
Dulu sebelum bencana itu terjadi, dia ingin curhat pada Gina tentang perasaannya ke Berlian. Sekarang ya boro-boro curhat. Dion belum ngomong aja Gina telah menjauh sejauh mungkin. Harusnya Dion sekarang senang bisa lebih dekat dengan Berlian yang notabenenya adalah cewek yang dia taksir. Tapi setiap waktunya dia malah memikirkan gadis itu. Teman sebangkunya yang galak.
Dion rindu.
Tawa Gina.
Ekspresi marahnya.
Semuanya tentang Gina.Sore ini Dion berdiri di pinggir lapangan dengan seragam basketnya. Cowok itu memandangi Gina yang sedang menjadi pusat perhatian di lapangan. Sekarang Gina yang memakai seragam pramuka lengkap itu sedang memberikan arahan pada kelas sepuluh.
"Oke setelah Kakak hitung sampai tiga silakan kerjakan apa yang telah diperintahkan," titah Gina sambil memegang toanya.
Gadis itu diam sebentar.
"TIGA!"
Dion terkekeh sendiri saat anak kelas sepuluh kebingungan dan akhirnya berhamburan kayak semut.
Katanya mau ngitung sampe tiga. Satu sama duanya kemana? batin Dion geli.
Dion kemudian berlari ke arah Gina.
"Na...." Dion mencekal tangan Gina.
Gina melepaskan tangan Dion dengan kasar. "Apaan lagi sih?"
"Gue minta maaf, Na."
"Nggak bosen apa lo minta maaf sama gue. Dah ah gue sibuk."
"Na."
"Apa? Gue males ngomong sama orang yang nggak punya otak kayak lo!!" bentak Gina.
Gina berlalu meninggalkan Dion yang mematung.
Gadis itu kemudian duduk di depan sanggar pramuka dan menutup mukanya dengan kedua tangan.
"Gina." Seseorang menepuk pundak Gina.
"Eh iya Kak, ada apa?"
Itu Kak Dilan. Seniornya Gina dalam ekskul pramuka ini.
"Lo punya masalah?" tanya anak kelas tiga itu.
"Ng... nggak kok Kak."
"Udah nggak usah boong, gue denger semuanya tadi. Cowok tadi... cowok yang jadi musuh jambak-jambakan lo di lapangan waktu dulu itu kan?"
Gina mengangguk.
"Kalian kenapa lagi? Gue liat dia sering banget juga ke sanggar buat minta maaf sama lo," ujar Dilan sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding dan bersedekap menunggu jawaban Gina.
"Ng...."
"Lo tadi dah keterlaluan lho, Na. Kalau gue jadi dia gue mungkin udah berhenti minta maaf dan malah balik marah ke elo."
Gina menyentakkan kepalanya dan melihat wajah Dilan serius.
"Gue kasih tau ya. Di mana-mana cowok itu sebenernya gengsinya tinggi. Kita-kita bakalan ngalah cuman untuk seseorang yang tentu penting buat kita."
"Mending lo minta maaf sama dia. Gue ingetin sekali lagi sebelum lo nyesel. Lo tadi udah keterlaluan bilang anak orang nggak punya otak," kata Dilan sembari menepuk bahu Gina.
Gina menggigit bibir. Ada penyesalan yang teramat dalam.
Gue pasti udah nyakitin hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl Enemy [SUDAH TERBIT]
Humor[Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan] Highest rank: #2 in Humor (21.03.17) #2 in Humor (12.05.17) #2 in Humor (15.05.17) -------------- Gina langsung menyerang. Dia menjambak rambut Dion dengan merajalela. Dion yang tersulut emosi ju...