Chapter 1 : Permulaan

97 9 11
                                    

Braaakkkkk....!!!!!!! "Woi tunggu, nama kamu siapa?" Teriak Bend dengan napas terengah-engah.

"Apaan sih ngikutin terus dari tadi?, eh kok gak ada?" Menengok heran mencari sumber suara.

"Oi Cewek gila, disini nih." Jawab Bend sembari menggeser Benda yang menghalanginya.

Dia tidak menjawab Bend, tapi dengan langkah cepat menghampiri Bend, bonus dengan tangan mengepal yang siap melayang kapan saja. Melihat Bend meringis menjijikan, dia lantas memaki Bend sehabis-habisnya. Setelah puas memak, secepat jet dia pergi dan menghilang di riuhnya angin hujan. Harga diri Bend seakan tidak ada, walaupun di maki, tetap saja dia ingin mengejar wanita itu, hanya karena menurut dia wanita tersebut menarik.

Kerja kerasanya terbayarkan, Bend berhasil mengejar perempuan tersebut yang sedang terdiam menghadap sebuah gedung besar sambil membawa se-ember air di tangannya.

"Huh akhirnya ketemu juga, ngomong-ngomong, siapa kamu?" Bend dengan napas yang hampir habis.

Mendengar itu, dia hanya menoleh seraya berkata, "Bend Bend banguuuuuuuunn udah siang." Mendadak wajah perempuan tersebut berubah menjadi muka ibu yang kesal.

"Huuuaaaaaaaaaaaa dingin dingin, ada apa bu?" Bend sontak kaget yang berakibat dia jatuh dari tempat tidurnya.

"Buruan siap-siap, Aksan udah nunggu tuh diluar." Jawab ibu dengan nada pelan.

Bend beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kecil menuju ke kamar mandi.

"Hei hei kamu mau kemana, anak kesayangan ibu?" Sahut ibu dengan ekspresi menahan tawa, otomatis membuat langkah Bend terhenti.

"Katanya tadi suruh siap-siap?" Bend sambil menoleh dengan muka mengantuk.

"Kamar mandi arahnya ke kanan bukan ke kiri, dasar Bend Bend." Jawab ibu masih dengan ekspresi menahan tawa.

Mendengar jawaban ibu, Bend segera berbalik arah dan pergi ke kamar mandi.  Bend masih terngiang akan sosok yang hadir di mimpinya, rasa penasarannya semakin besar. Siapa sebenarnya sosok tersebut? , saking penasarannya, Bend lupa dia harus bergegas untuk bersiap-siap karena waktu sudah terbuang dan itu artinya dia akan terlambat ketika sampai di sekolah.

"Bend Cepetan mandinya udah belum?" Teriak ibu dari dapur.

Bisa ditebak, teriakan ibu membuat Bend sangat kaget sampai-sampai dia terpeleset di kamar mandi. Setelah Bend selesai bersiap, Ibu segera menyuruhnya untuk sarapan terlebih dahulu, dengan cuek dia menghiraukan perintah Ibu dan segera pamit untuk bergegas menemui Aksan yang berada diluar rumah yang kesal sampai melakukan sesuatu yang diluar batas seperti duduk di atas pembatas rumah Bend.

"Oi, Aksan ngapain kamu?" Sapa Bend, sambil menutup pintu dan menghampiri Aksan.

"Lagi jualan nih liat ada buah-buahan seger. Lagi nunggu juragan Bend lah yang mandinya lama banget kaya siput kepanasan." Jawab Aksan dengan muka kesal dan marah.

"Jangan gitu lah nanti aku beli buahmu sekarung?,mau kan?" Bend menjawab bercanda seraya memukul pelan pundak Aksan.

Mendengar lawakan Bend, Aksan dengan susah payahnya menahan tawa,walaupun dia tahu bahwa itu sama sekali tidak ingin membuatnya tertawa sedikitpun.

Setelah bercanda gurau di depan rumah mereka segera bergegas berangkat dan kebetulan sekali angkutan umum lewat di depan rumah Bend. Di dalam angkutan umum, mereka sangat berisik, membuat supir angkutan umum tidak nyaman. Mereka khawatir datang terlambat sehingga mereka selalu berteriak kepada supir angkutan umum dengan berkata, "Bang cepetan dong bang,nanti telat nih". Siapa yang tidak risih coba bila diteriaki terus menerus seperti itu, membuat telinga pengang saja. Mereka diusir dari angkutan umum dengan alasan menganggu ketertiban dan kenyamanan berkendara.

"Huh dasar supir gak punya hati." Teriak Aksan yang berharap teriakannya mendapatkan respon dar Supir Angkutan Umum tersebut.

"Udahlah san, salah kita juga, kan?" Melihat tingkah laku Aksan, Bend pun mencoba menenangkannya agar tidak terlalu emosi dan menyarankannya untuk melanjutkan perjalanan.

Di sepanjang perjalanan, Aksan terus mengeluh karena sebab mereka diturunkan oleh supir angkutan umum yang memaksa mereka harus jalan lumayan jauh ke sekolah.

Sesampainya di gerbang sekolah mereka mengendap-endap agar tidak tertangkap oleh Satpam yang sedang bejaga, tetapi usaha mereka berujung sia-sia, karena akhirnya mereka tertangkap dan harus menjalani hukuman dengan cara berdiri selama 3 jam. Waktu berdetak kencang, tidak terasa hukuman sudah berjalan selama 2 jam lebih dan panas terik matahari pun mulai menembus kulit, membuat mereka berdua merasakan pusing yang sangat hebat.

Puncaknya, setelah menahan pusing dan berusaha menguatkan diri selama 10 menit, Tubuh mereka tidak kuat, sehingga jatuh pingsan dan harus dilarikan ke uks sekolah, menjalani perawatan sampai mereka berdua sembuh dan bangun dari pingsan.

Bend tersadar dari pingsannya dan samar-samar mendengar seorang perempuan sedang bergumam.

"Bangun cepet, bangun cepet, jangan pingsan terus." Gumam seorang wanita yang kalimatnya terus diulang-ulang.

"Di...mana saya?" Dengan nada berat Bend mencoba berbicara sambil memegang kepalanya yang terasa akan meledak.

"Eh akhirnya kamu bangun juga." Perempuan tersebut terlihat sangat gembira menyadari Bend bangun dari pingsannya walalupun sebentar.

Mendengar jawaban tersebut tangan Bend tidak sengaja menggenggam tangan perempuan tersebut dan membuat perempuan tersebut 'refleks' melepaskan genggaman Bend, sebagai permintaan maafnya, dia memberikan barang yang sepertinya berharga bagi perempuan tersebut.

"Jangan pegang-pegang, kalau ketahuan orang nanti malu, aku pergi dulu ya ada urusan, nanti otang tua kalian datang menjemput, aku titipin sesuatu buat permintaan maaf aku, semoga cepet sembuh ya." Akan tetapi perkataan perempuan tersebut tidak dihiraukan Bend yang lebih memilih untuk tidur.

Pusing sudah bergejolak di kepala Bend. Orang Tua mereka akhirnya harus menjemput dan memopong mereka kerumahnya masing-masing dan berterima kasih kepada petugas uks sekolah , karena sudah menjaga anak mereka dengan sangat baik dan profesional.

Note Plus : Mohon Comment ya di bawah, dan kalau boleh bantu share ya. Terima Kasih

Note Plus+++ : teks sudah diedit untuk kenyamanan pembaca. Jika ada kesalahan kata mohon comment ya.

BENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang