Chapter 13 : Mimpi atau mimpi?

13 1 0
                                    


"Jam berapa sih ini?" Bend beranjak dan berjalan menuju ke arah kamar mandi. "Oh jam 04.00.".

Dengan mata seperti tertindih besi, dia memaksakkan untuk tetap terjaga dan melangkah dengan yakin, walaupun waktu terasa lebih lambat dari biasanya.

"Akhirnya, sampe juga, ngaca du... ." Bend berkaca dan melihat sebuah makhluk hitam yang semakin lama semakin memperlihatkan transformasinya."Si.....apa kamu?".

Benar sekali, sekarang bentuk makhluk tersebut sudah membentuk sebuah bayangan Misterius GM, namun yang berbeda hanya di bagian ukurannya saja yang mengecil dan menyesuaikan dengan ukuran rumah yang sedang ditempati oleh Bend. Walaupun tidak penting, Bend mencoba berkomunikaso dengan menanyakan sebuah pertanyaan melalui Kaca, tidak secara langsung, "Aku tanya sekali lagi, Siapa Kamu?".

"Ka.......m....uuuuuu Ga.....uuuu....sa.....h Tahu lah." Suaranya terdengar sangat berat dan mempunyai ciri khas.

"Tapi, kenapa kamu muncul?" Lambat laun bentuk Bayangan tersebut berubah menjadi manusia.

"Ka....lau...kamu mau tahu." Suaranya mulai membaik dan tidak terlalu berat. "Balikan badan kamu, cepat.".

"Hah?, oke oke." Dengan berat leher dan badan Bend harus diputar 180 Derajat.

Tidak mudah, karena mendadak di badannya seperti tertekan oleh gravitasi kosong, sagat berat dan bergerak dengan lambat. kegigihannya untuk melawan gravitasi ternyata tidak membuahkan hasil, bukannya melihat muka yang bersahabat, dengan wajah yang seram Bayangan itu pun membuka mulut lebarnya, bahkan hampir dapat menelan kepala seukuran manusia dan berkata, "Hindariiiiiiiiiiiiiiiiii, Ba............ .".

Byuuur(Air menyerbu seluruh badan Bend).

"Banguuuuun, oi Bangun oi, udah si..... ." Doni menahan pukulan yang dilontarkan oleh Bend.

"Oi, santai santai ini gue Doni." Doni tangkis pukulannya. "Dasar Bend Bend, cepet mandi sana Aksan sama Aisyah Udah nunggu tuh dibawah.".

Bend berlari ke kamar mandi, dia tahu waktu adalah emas. Mimpi buruk tidak begitu saja terbang dari ingatan Bend, ketika melihat kaca seakan-akan tergambar kembali wajah seram Bayangan itu lengkap dengan mulut lebarnya.

"Bend, cepetan siap-siapnya, temen kamu udah nunggu nih." Teriakan Ibu menendang keluar ingatan buruk dari pikiran Bend.

Tidak sampai 15 menit, Bend sudah selesai dan segera turun ke lantai bawah untuk bergabung dengan teman-teman dan keluarganya.

"Bend kamu itu lama banget sih" Ibu secara tidak langsung memerintahkan Bend untuk memakan sarapannya dengan cepat. "Oh iya Bend, jangan takut, kalau bersaing dapetin cewek itu harus bersaing dengan sehat, oke.".

"Isshhh, Ibu apa sih?, ngomongnya jangan kenceng kenceng nan...... ." Aisyah mengeluarkan kode batuk palsu, itu tandanya dia mendengar semua perkataan yang dilontarkan Ibu. "Silahkan dimakan.".

"Udah Beres." Dengan serentak Aisyah, Doni, dan Aksan menjawab.

Hari ini lebih cocok dinamai hari cepat, bukan tanpa alasan, karena di pagi hari yang dingin ini semua aktivitas yang dilakukan Bend seperti dipercepat dua kali lipat dari sebelumnya, kecuali bangun tidur.

Seperti biasa sebelum berangkat ataupun keluar rumah, Bend selalu pamit telebih dahulu kepada Kedua Orangtuanya.Bend Pamit dan bergegas keluar rumah untuk menyusul teman-temannya.    

Note : Mohon Comment ya di bawah, dan kalau boleh bantu share ya. Terima Kasih

Note Plus+++ : teks sudah diedit untuk kenyamanan pembaca. Jika ada kesalahan kata mohon comment ya.

BENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang