Chapter 10 : Invisible Bridge

15 2 0
                                    

Deskripsi lokasi yang lebih jelas adalah terdapat sungai yang mempunyai lebar sekitar 70 m, arus yang deras, dan tanpa dilengkapi dengan alas penyebrangan atau yang biasa kita sebut jembatan, yang seharusnya ada di sana. Secara logika, bagaimana warga dan Aksan bisa menyebrangi sungai sepanjang 70m dengan arus deras, dan lagi tanpa dibekali alas penyebrangan. Suasana didalam mobil polisi mendadak horror karena menyadari Bapak misterius tersebut mendadak menghilang seperti kentut yang langsung terhempas oleh riuhnya angin sore, serentak dengan terbirit-birit mereka keluar dari kendaraan polisi dan hampir terjatuh ke derasnya sungai yang diberi nama "Sungai Horror" yang menjadi saksi bisu hilangnya alas penyebrangan yang sudah dibagun selama puluhan tahun oleh walikota pertama pada saat itu.

Untuk mengusir bosan, Bend dan Aisyah melakukan permainan melempar batu ke arah derasnya sungai yang mengalir tanpa henti. Rasa gembira terpancar dari wajah mereka yang sangat berbinar-binar dan saling melontarkan candaan yang kekanak-kanakan, sampai dengan tidak sengaja Aisyah mendorong Tubuh Bend jatuh dalam sungai. Disini barulah muncul keganjilan dari sungai tersebut, bukannya jatuh terhempas ke sungai setelah terdorong oleh Aisyah, Bend malah seperti melayang dan berpijak pada alas yang kuat dan tidak terlihat. Disini, Aisyah dan kedua Polisi tersebut kaget bukan main, membuat jantung mereka seperti pecah dan berceceran ke mana-mana, bagai melihat mahluk astral di siang bolong. Kegaduhan mereka mulai mengundang warga disekitar untuk datang melihat dan menyaksikan kenehan tersebut dengan mata telanjang. Melihat kondisi yang semakin membingunkan, Aisyah mengusulkan kepada kedua Polisi tersebut untuk memanggil bantuan, dan menjauhkan warga sekitar dari tempat kejadian, ditakutkan penyamaran mereka sebagai Agen BIS akan terbongkar dan membuat BIS Buruk di mata Khalayak dengan alasan Eksploitasi Pelajar.

Polisi datang dan segera menjauhkan warga dari tempat Kejadian, disinilah moment yang pas bagi Aisyah untuk mengendalikan situasinya agar lebih kondusif. Bukan Bend tanpa tindakan, dia sudah berkali-kali mencoba untuk menggerakan badannya sesuai dengan yang diintruksikan oleh Aisyah dan Kedua Polisi tersebut. Disituasi seperti ini adrenalin Bend sangat bedegup kencang, sekencang bajaj beroda empat , Bagaimana Adrenalin Bend tidak berdegup kencang?, Ketika dia melihat ke depan dia lebih Tegang, meilhat raut wajah Aisyah dan kedua polisi panik, begitu pun ketika melihat kebawah, jantungnya seakan meloncat dari dalam tubuhnya yang tinggi dan besar. Dibalik semua ketegangan itu, sepertinya Dewi Fortuna masih memihak kepada Bend, ketika berusaha untuk menggerakan kelingking tangannya, dengan ajaib tubuh Bend dapat digerakkan dan bisa berjalan di atas sungai tersebut dengan leluasa seperti berpijak pada suatu alas yang sudah dibangun selama puluhan tahun.

Melihat kejadian misterius tersebut mata Aisyah dan semua personil polisi hanya termenung bingung, secara nalar orang normal, peristiwa itu tidak bisa diterima mentah-mentah oleh otak manusia siapapun. Rasa gembira Bend berbanding terbalik dengan mata orang yang melihatnya, bagaimana pun jika Bend melakukan kesalahan, terjatuh, dan taruhan terbesarnya adalah nyawa.

Tidak kehilangan akal, Bend meminta Aisyah untuk Memanggil Doni segera datang, karena menurut kabar yang beredar Doni ahli dan mengerti segala hal yang berhubung dengan Bayangan Misterius maupun yang diluar bayangan misterius, setelah menunggu cukup lama Doni pun akhirnya tiba dan segera memerintahkan Bend berjalan ke arahnya dengan posisi yang tidak berubah sedikitpun, selagi Bend berjalan dengan hati-hati, Doni  segera mengambil gambar guna menganalisa sabab muasal keanehan yang sedang terjadi.

Analisa Doni tidak terlalu memakan waktu, selang beberapa detik dia mengalanisa foto yang diambil, dia bisa menarik kesimpulan, jika ingin melewati sungai tersebut dengan aman dan selamat, yang diperlukan hanya mengangkat salah satu jari kelingking yang ada ditangan, dan setelah itu hanya tinggal berjalan dengan santai melewati sungai tersebut dengan aman. Untuk membuktikan perkataannya, doni mengangkat salah satu jari kelingking tangannya dan segera berjalan menyebrangi sungai tersebut dan seperti perkatannya tadi, Doni selamat menyebrangi sungai tersebut tanpa jatuh ataupun cereda sedikitpun. Perkataan Doni bisa dipegang, Aisyah dan Bend pun segera mengikuti Doni untuk menyebrang dengan posisi jari kelingking diangkat keatas, tapi tidak dengan Polisi. Aisyah melarang semua polisi untuk mengikutinya dengan alasan jika mereka semua masuk, tidak bisa dipungkiri jumlah korban akan bertambah banyak dan semakin banyak. Aisyah hanya meminta dua polisi untuk mengikutinya dan berjaga di depan pintu masuk, bertujuan untuk mencegah bila ada warga yang menerobos masuk kedalam tempat 'keributan'.

Setelah semua parameter sudah diatur dan sesuai dengan prosedur, dengan sigap mereka berdua mengeluarkan S-Gun (Bend tidak termasuk, karena S-Gun miliknya tertinggal di kamar).

"Eh Bend S-Gun kamu mana?" Doni melepas pengaman yang dipasang pada S-Gun.

"ketinggalan kak." Bend tersenyum malu mengatakan itu.

"Ah dasar kamu itu, nih pinjem yang ini aja." Doni mengisi ulang dan memberikan S-Gun keduanya ke Bend.

"Tapi kak, ini punya siapa?, kan harusnya satu orang itu cuma punya satu S-Gun, kan?, Bend menanyakan perihal tersebut dengan nada pelan.

"Eh, uh........, kalau soal itu ceri......., jangan banyak nanya lah, pake aja." Doni mulai berjalan dengan hati-hati kedepan.

"Oh iya, siap kak siap." Bend melepaskan pengaman S-Gun dan berjalan mengikuti Aisyah dan Doni.

Jarak pintu masuk dan tempat 'keributan' tidak terlalu jauh hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Sebelum melangkah lebih jauh, Aisyah mengeluarkan kaca spion, dan melihat kondisi tempat 'keributan' melalui kaca spion yang sudah disiapkan. Situasi menjadi aneh disini, karena setelah Aisyah melihat kondisi tempat keributan, mukanya ber-transformasi menjadi lebih tegang, matanya melotot seakan-akan berbicara dan berkata, "Apa-apaan itu semua.".

Keringatnya mulai membanjiri seluruh tempat. Tak ayal itu semua membuat Doni kebingungan dan sedikit 'Paranoid' dengan semua perilaku yang dikeluarkan oleh Aisyah. 

 Note Plus : Mohon Comment ya di bawah, dan kalau boleh bantu share ya. Terima Kasih

Note Plus+++ : Cerita sudah diedit untuk kenyamanan pembaca

BENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang