Ayam berkokok,pertanda pagi menyongsong. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk semua orang. Bend bosan di rumah terus menerus, lantas Bend mengajak Aksan untuk lari pagi. Pada awalnya Aksan menolak, tapi setelah di bujuk dengan jurus maut akhirnya dia mau juga.
"Ok, ketemunya di mana?, jam berapa?" Itulah Aksan, jika ada kata 'Cewek' terselip, lidahnya segera berontak, tidak seperti awal dia berbicara. "Ok gini aja, kita kumpul di depan 'Jogging Track' setengah jam lagi, oke, jangan sampai telat.".
"Wesss wess wess wess wess wess wess, santai aja sih pak, oke oke, giliran yang kaya gini aja, semangat banget." Bend menutup telepon "Yoooooo.".
Aksan terlalu bersemangat, belum juga 5 menit dia sudah mengajak Bend untuk segera berangkat.
"San, belum juga 5 menit, kan tadi janjiannya di depan 'Jogging Track'?, kenapa jadi ke sini?" Bend terlalu santai, dia belum melakukan apapun.
"Ah, buruan Bend, lari pagi itu lebih pagi lebih baik, kalau terlalu siang nanti kagak seru lagi, cepetan keluar." Aksan bersemangat, seperti akan memenangkan hadiah undian saja. "Buruan Bend, lagi semangat-semangatnya nih.".
"Iya iya, sabar aja kenapa sih?, aku ganti baju dulu, terus turun." Bend menutup jendela kamarnya, secepat mungkin turun ke bawah. "Nyesel aku bilang kaya gitu tadi di telepon.".
Keantusiasan Aksan semakin menggelembung kala melihat banyak wanita muda cantik yang seumurannya sedang berencana untuk menuju Jogging Track. Sepanjang berolahraga, kedua mata mereka bagai bermain di wahana roller coaster, berputar-putar, naik turun, ke kanan dan ke kiri. Itu semua tidak bisa dimanfaatkan oleh mereka untuk mendekati perempuan-perempuan tersebut, karena mereka memiliki satu kesamaan, bila dihadapkan dengan situasi seperti ini, mereka selalu bingung untuk memulai? Harus bagaimana? Jika mereka ceroboh dan gegabah, tidak ada jaminan mereka akan menjauh dan menganggap aneh mereka berdua. Walaupun tidak bisa mendekati perempuan dan melakukan pengenalan, Aksan terlihat sangat senang, mukanya bersinar dan mendadak murah senyum, senyum Aksan berakhir berantakan, karena dari dalam Hutan Kota terdengar jeritan seorang perempuan yang menangis meminta tolong.
Aksan mengubah arah, disusul oleh Bend, mereka sedikit kesulitan untuk mencari keberadaan wanita tersebut karena sekarang suaranya sudah tidak terdengar lagi, hanya sayup-sayup nyanyian dedaunan yang terdengar jelas di telinga mereka, mereka sempat mengira yang mereka dengar itu mungkin hanya suara hewan yang berubah karena terbawa angin. Matahari beberapa jam lagi akan menyelesaikan tugasnya, tapi mereka masih belum menemukan asal suara tersebut, sebenarnya bisa saja mereka menyudahi pencarian kapan saja, tetapi rasa penasaran mendorong untuk terus mencari dan mencari. Akhirnya benang mereah melewati mereka, terdengar dari kejauhan sayup-sayup anjing menggonggong, mereka cari dari arah mana, terus mencari, akhirnya menemukan seorang wanita yang sedang pingsan terduduk di pohon, di depannya anjing yang terus menggonggong untuk mencari bantuan.
Tidak perlu berdiskusi lagi untuk ini, Aksan tanpa pikir panjang, menaruh perempuan tersebut di punggungnya, menggendongnya sampai ke Puskesmas terdekat, disusul Bend yang menjaga dari belakang. Aksan memaksakan diri, dia sepertinya sangat kelelahan, karena dari tempat awal mereka membawa perempuan tersebut hingga bisa keluar dari kawasan Hutan Kota saja cukup jauh.
Kekhwatiran berhasil menumpu kaki mereka agar lebih kuat, dan membawanya ke Puskesmas terdekat untuk segera ditangani dan dilakukan perawatan. Kekhawatiran berubah menajadi senyum, ketika mereka sudah sampai dihalaman Puskesmas, mempercepat langkahnya agar masalah ini segera tuntas dan tidak menjadi beban untuk mereka berdua.
Pihak Puskesmas ternyata merespon dengan cukup baik, mungkin karena melihat keadaan wanita yang digendong Aksan terlihat sangat lemas. Bend segera melakukan registrasi, timbul masalah lain, mereka berdua tidak tahu siapa wanita yang sedang digendongnya itu.
"Bend, Coba lihat di dompet di belakang celananya, kali aja ada" Mata Aksan memerintah Bend untuk segera mengeceknya.
"Oh ada ada, ini mba" Bend memberikan Kartu Indentitasnya ke bagian Administrasi "Kita bisa langsung aja kan mba".
"Saya input dulu, kalau udah selesai diinput bisa langsung dilakuksn tindakan." Bend harus menunggu sekitar 5 Menit, setelah itu Petugas tersebut mempersilahkan untuk dibawa ke Ruang yang sudah ditentukan, menggunakan kasur roda.
Penanganan di sini sudah cukup baik, tidak begitu lama, seorang dokter datang dan meminta mereka untuk tidak masuk selagi Pasien sedang diperiksa oleh Dokter, yang tentunya seorang Perempuan. Tidak memakan waktu lama, Dokter keluar dan mengabarkan, tapi sebelum memberikan kabar, dia bertanya terlebih dahulu kepada mereka stastusnya masing-masing, mereka menjawab temannya. Dokter menjelaskan tentang keadaan Nevi secara detail, Nevi hanya kelelahan dan shock, yang dia butuhkan hanya beristirahat dengan cukup.
Kecemasan Aksan hilang setelah mendengar pernyataan dari Dokter. Sebenarnya Aksan sangat ingin melihat keadaaan Perempuan yang ditengarai bernama Nevi itu, hanya saja Aksan takut dia membangunkannya, akhirnya jijik melihat Aksan, karena Aksan hanya mengenakan desain baju tanpa lengan atau biasa disebut lekmong dan hanya menggunakan celana dalam boxer. Bend membujuk Aksan untuk memaksa masuk, melihat keadaannya dan menjaganya.
"San, kamu bawa uang gak?" Bend menanyakan itu sebelum Aksan masuk. "Nggak ada Bend, kan uang tabungannya dipake buat beli konsol yang kita mainin kemarin, hehe." Aksan menjawabnya sambil tersipu malu sendiri.
"Kalau aku sih ada di dompet, kalau gak salah sekitar Rp. 500.000-an lah." Bend mengecek pasti uang yang ada di dompetnya.
"Widih, banyak amat duitnya, jangan-jangan kamu........?" Di situasi seperti ini Aksan masih bisa bercanda.
"Husss, ya enggaklah, mikir kok yang aneh aneh sih, aku ini ambil dari hasil tabungan uang jajandari pertama masuk sekolah, yaudahlah kita masuk dulu aja. " Bend mendorong Aksan untuk masuk.
Sedikit catatan : untuk chapter setelah ini, saya akan menambahkan sedikit bumbu romance. Yooooo jika ada kesalahan baca mohon di comment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
BEND
Teen FictionBend tidak menyangka dirinya bisa terlibat dengan konflik rumit mengenai Organisasi BIS dan Makhluk Bayangan Misterius. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengikuti semua ini sesuai alur dan dapat menarik benang kesimpulan antara peristiwa-peristiwa yan...