10. She Won't Die

170 47 14
                                    

"By the way... yang bawa Kak Gina ke rumah sakit siapa?" kata Sarah

"Tn. Darnest Savagon..." kata Mona lalu menegukkan segelas air ditangannya.

"Hah?? Darnest? Darnest Savagon?? Itu karyawan magang di kantor gue tauk!!" kata Sarah.

"Oh ya?"

"Iya.. dia itu ganteng banget deh.. terus ramah.. hmm... cocok jadi suami idaman para wanita" kata Sarah sambil memeluk gulingnya dengan erat.

"Ta-tapi dia-- dia yang membayar semua biaya operasi Gina..." kata Mona tak percaya.

"Hah? Dia itu masih magang... Dan gaji magang emang lumayan gede sih.. tapi gak mungkin cukup buat ngebiayai operasi! Lo gak curiga ama dia?" kata Sarah.

"ah.. nggak lah.. curiga apanya? Dia itu laki laki yang baik :)... Kalo dia pelakunya tuh dah pasti langsung kabur.. masa malah bayarin operasi korbannya.. mikir tuh logis, Sar! Lagian elo tadi nyanjung nyanjung dia.. sekarang elo yang nuduh dia!" kata Mona membela Darnest.

"Ihh.. gue nyanjung dia, bukan berarti gue suka! Gue tuh cintanya cuma ama Bryan! Tapi Mon.. Bisa ajakan dia menutupi kesalahan dia dengan sok sok berbuat baik? Apalagi gue baca tadi di tweeter ada yang bilang sidik jari pistol yang di pakai buat nembak itu sidik jarinya Darnest"

"Lagian gue gak bakal biarin dia membayar itu dengan gratis kok.. Gue mau ngabulin berapapun permintaan dia" kata Mona tersenyum manis"

"bukan masalah dia bayar cuma cuma atau elo ganti atau apa... Tapi lo harus curiga juga ama dia!!"

"Auk ah! Mending gue bobo.. udah jam 3 nih.. lumayan tidur 5 jam lagi sebelum ngajar..." kata Mona kesal dan dia merebahkan dirinya keatas ranjangnya. Ya.. ranjang dia dan Sarah terpisah. Satu ranjang hanya cukup untuk satu orang!

"Mon.. jangan tidur dulu.. banyak yang mesti gue tanyain.." kata Sarah

"Bodo amat...."

"Monn!! Lo itu anteng banget sih! Elo gak takut kalo----"

"Sar!! Please.. gausah terlalu khawatir.. Gina gak bakal mati!" potong Mona. Mona menatap Sarah tajam.

"Gak bakal mati gimana maksud lo!? Semua manusia bisa mati kalik! Kak Gina itu kritis sekarang!! Adek macam apasih eloo! Gue tuh dah anggep kak Gina sodara kandung gue tau!! Jelas gue khawatir lah!!" kata Sarah. Tanpa sepengetahuan Mona, air mata Sarah mengalir.

"G--Gue kha-watir ama dia" kata Sarah perlahan lahan menahan air matanya.

Namun Mona tak membalas. Dia hanya fokus pada tidurnya meskipun ia masih mendengar kalimat kalimat yang diucapkan Sarah.

----------

"Eh Sar.. elo masuk jam berapa?" tanya Mona sambil mengaduk teh yang dia siapkan.

"Eumm.. seperti biasa.. hanya saja jam 1 siang nanti ada pelayatan ke rumah anaknya Tn. Louise.. Setelah itu kami boleh pulang"

"Seluruh isi kantor ngelayat??!" tanya Mona tak percaya.

"Nggak.. cuma beberapa perwakilan aja.. kebetulan aku perwakilan dibagian keuangan... huh.. Kau mau ikut ngelayat, gak?" tawar Sarah.

"Gak ah.. aku kan bukan siapa siapanya Beatrice.. Lagian aku ada kelas jam 1 siang" kata Mona sambil mengolesi rotinya dengan selai kacang.

"Hmm.. baiklah.. aku berangkat dulu ya.." kata Sarah mengambil tas kerjanya dan pergi meninggalkan Mona.

Line!!

Mona mengambil ponselnya. Ia melihat pesan via Line dari Darnest.

"Boo! Lihat siapa ini!" kata Mona dengan senangnya.

Darnest Savagon

Hai....Apa kau sibuk?

Mona Agatha
Umm.. tidak juga..Kau?

Darnest Savagon
Aku baru saja menyelesaikan kasus yang semalam.

Aku baru pulang dari kepolisian...

Mona Agatha
Oh begitu ya.. Apakah semuanya berjalan dengan baik?

Darnest Savagon
Yah tentu saja.. aku sudah menjelaskan semuanya. Dan
aku juga telah memikirkan permintaanku. Bolehkan lebih dari 1?

Mona Agatha
Boleh.. tentu saja.. Eh, kau tidak bekerja hari ini?

Darnest Savagon
Ini aku sudah dikantor..

Mona Agatha
Ada yang ingin kubicarakan dengan mu.. Kapan kau ada waktu senggang?

Darnest Savagon
Jam 3 kebawah kau bisa bertemu denganku sepuas hatimu, manis.

Mona Agatha
Hahaha.. baiklah di Cafe Piacevole jam 4, bisa?

Darnest Savagon
Ya, tentu.

Mona tersenyum senang. Ia tampak bahagia. Lalu ia ke kamar mandi untuk mandi karena dia ada kelas jam 10 nanti.

-------

"hey.. sudah lama ya menunggu? Maaf.. tadi benar benar macet.." kata Mona sembari duduk dihadapan Darnest.

"Ya tak apa..." kata Darnest lalu menyesap kopi hitamnya.

"hmm.. aku yang membuat janji malah aku yang menelatinya.. Sekali lagi maafkan aku ya Tn.Darnest.."

"hahahha.. tidak apa nona.. Tapi jangan panggil aku Tn. Darnest.. Panggil saja Darnest" sengirnya. Sengir yanng dapat membuat para wanita seketika kehilangan gravitasi, alias melayang layang entah kemana.

Mona tersnyum malu. "hehehe.. Kau juga tak perlu memanggil ku Nona.. Panggil saja Mona... Soalnya agak aneh kalo Nona Mona.. hihihih" tawa Mona.

Mereka berdua tertawa bersama.

"hahaha.. Kau adalah gadis yang lucu dan manis.. Apa kau single?" tanya Darnest masih terkekeh.

"Umm.. Ya.." kata Mona tersenyum kecil.

"hmm.. wanita secantik dirimu masa tidak punya pacar,sih! hahaha.. gak laku ya? hahahaBoleh aku tau apa pekerjaanmu?" canda Darnest.

"hahaha...Tentu.. kau boleh menanyakan segalanya.. Pekerjaan ku adalah seorang guru sekolah menengah pertama .. Aku juga seorang dosen di Grande University" kata Mona dengan senyum tipis.

Darnest hanya mengangguk angguk.

"Umm..Tn. Darnest,, maaf.. Darnest.. apakah kau tau siapa yang menembak kakak ku?" kata Mona. Seketika suasanya canda tadi penuh dengan keseriusan.

"Umm.. aku tidak tau... aku hanya melihat dia tergeletak di gang ruko ruko itu. saat itu aku sedang menuju rumah saudaraku... tak sengaja aku mendengar suara tembakan beberapa kali. Aku menuju tempat itu.. Saat ku lihat.. Beatrice, Gilbert, dan Gina dalam keadaan penuh dengan darah.. Aku berusaha mencari sesuatu.. dan ternyata aku menemukan pistol. Bodohnya, aku mengambil pistol itu.. jadi jelas saja sidik jarinya menunjukkan jariku.. lalu aku melihat sesuatu yang bergerak. Ternyata itu tangan Regina Harmond... Aku langsung membawa dia ke rumah sakit terdekat" jelas Darnest dengan santai tanpa meninggalkan sedikit kegugupan disana. Jelas sekali dia sudah berlatih untuk mengungkapkan kebohongan itu.

"Oh begitu.." kata Mona mengerti.

"kenapa? kau mencurigai diriku?"

"Ah tidak.. buat apa aku mencurigai seseorang yang sudah menyelamatkan nyawa kakakku"kata Mona dengan santai.

"Tidak apa.. aku wajar saja kalau kamu mencurigaiku.. Itu suatu hal yang wajar kan?" kata Darnest mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Mona.

Mona hanya tersenyum. Senyum yang sulit sekali diartikan.

Haloo.. gimana nih? ada yang mau kasih komentar.. Biar author tebak... sebelumnya pasti banyak yang ngira Beatrice bakal jadi tokoh utama sampe akhir cerita, yekan? hahahah.. Author cuma mau bikin cerita yang gak mudah ketebak aja.. jadi ada misteri misteri yang bikin penasaran gitu.. Foto diatas itu fotonya Sarah. Castnya Sarah Michelle..
Di vomments ya teman teman ^^

Darkness SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang