Wuihh... pakabar semua komentator setia saya.... terutama @ignasiaagtha ... dan seperti yang sudah ditunggu tunggu... akhirnya,,, wajah INA terkuak *btwkuakapaanya??* dan mungkin sebentar lagi nih wattpad absurd bakal the end.. Dan kemunculan karya kedua akan datang menggantikan Keep My Secret Guys! xoxoxoxoxo penasaran? saya jugak!!
"Duhh... lama bengett si Darnest... Bosan lagih!! Malah hape lowbat -,- zbll...." kata Mona menatap cermin yang tergantung di dinding berhadapat dengan sofa. Dari cermin itu. Dia bisa melihat jam dinding diatas kepalanya.
Jam itu berdetak. Tik.. tak... tik... tak...tik... -----. Berhenti! Lampu gantung di arah ruang makan Darnest tiba tiba bergoyang. Mona sadar, tapi dia memutuskan untuk tidak melihat itu. Dia menatap jari jari kakinya dnegan gelisah sambil menelan ludah.
KRASS!!i
Gelas yang terletak dekat mejanya jatuh tiba tiba. Belingnya menusuk punggung kaki Mona. Mona memperhatikan darah keluar mengalir dari kakinya. Makin lama semakin deras. Mona masih tetap berusaha untuk tetap tenang. Darahnya mulai mengalir ke lantai.
Dia melihat darah itu. TIba tiba seperti seseorang mencolek darah itu dengan jarinya. Mona menggigit bibir bawahnya. Terdengar suara decitan.
Berasal dari cermin!
Di cermin itu, tertulis "HE IS MINE" dengan warna merah. Tentu saja dari darah Mona. Mona mengepal tangannya kuat. CRAKKKK!!! cermin itu retak. Pusat retakannya pas kearah wajah Mona. Mona melihat itu. Benda benda tajam yang ada di dapur Darnest berjatuhan. Salah satunya, parang yang bergeser sampai dekat dengan kakinya. Secara fisika itu tidak mungkin, karena berat parang itu lebih besar dari pada pisau pisau kecil lainnya. Jadi kalau jatuh begini, seharusnya pisaulah yang bergeser paling jauh.
Dia menatap cermin itu lagi. Dan tiba tiba DRUAKKKK!! jam dinding itu jatuh. Nyaris mengenai kepalanya. Mona sudah merasakan gesekan kecil jam itu di kepalanya tadi. Jika sampai jam itu tepat mengenai kepalanya, sudah dipastikan, Mona mati saat itu juga!
Dia memutuskan memjamkan matanya berusaha tenang. Menarik nafas dalam, dan membuangnya dengan berat.
1 detik....
2 detik....
3 detik...
4 detik...
5 detik...
6 detik...
7 detik...
8 detik...
9 detik...
10 detik....
BOOO!!! Sosok Ina menampakkan diri padanya...Ina menatap dia dengan benci dan amarah yang yang meluap luap. Mona memperhatikan mata Ina. Lalu melihat kembali kakinya. "Darnest kok lama banget ya..." kata Mona seolah olah dia tidak melihat Ina yang ada didepannya bahkan jarak wajah mereka tak lebih dari 2 cm.
Ina benar benar murka. Bisa bisanya saat dia hampir berurusan dengan maut disini, masih malah memikirkan Darnest! Ina mengangkat tangannya seolah siap mencekik Mona. Namun Mona langsung pergi ke luar apartemen. Dia memutuskan untuk pergi ke lobby. Dia pun menunggu lift. Tak lama kemudian, lift terbuka. Didalam lift itu terdapat seorang pria berpostur tegap memgang plastik putih.
"Kamu mau kemana?" kata Darnest.
"Eh!? kamu tuh lama banget sih! Aku tadi-- cu-- cuma mau nyusul ke supermarket! bosan tau gak" kata Mona. "Ohh... sorry ya.... soalnya antrian kasirnya panjang banget" kata Darnest.
Mereka berdua pun berjalan kembali ke apartemen Darnest. Saat dibuka.... Anehnya tidak ada satupun tanda tanda kerusakan disana. Kacanya tidak pecah. Jam dinding masih berdetak. Alat alat dapur berada di tempatnya. Bagaimana mungkin bisa terjadi? Untuk pisau dan jam yang kembali seperti semula itu tak masalah. Tapi.... cermin itu??!
Noda darah di lantai pun juga tidak ada lagi. Mona melihat kakinya. Masih terluka.
"Woi! Kok malah bengong aja sih??" kata Darnest
"eh.. gapapa... oh iya, kamu beli apa aja?" kata Mona.
"Mie instan 3 bungkus!" kata Darnest enteng sambil menunjukkan senyum jahil. Mona melongo tak percaya.
"ha?? Udah berapa jam kau ninggalin aku disini... dan cuma 3 mi instannn?? pelit banget sihhh" kata Mona.
"Hahahaha... kan kamu sendiri yang mau masak Mi instan tadi...." kata Darnest membela.
"ihh... itu cuma candaan kaliiii... yang bener aja malam minggu gini makan mi instan.... apa bedanya ama jones joness" kata Mona.
"wkwkwkw bedanya... kita kan berdua..." kata Darnest tersenyum hangat.
"hmm... hehehehe... yaudah sini biar aku masakin" kata Mona menarik plastik yang dipegang Darnest.
Setelah beberapa menit. 2 mangkuk mie instan kuah yang super pedas siap. "Wala!! Mie instan super pedas ala chef Mona...." kata Mona sambil menghidangkannya di depan Darnest. Darnest tersenyum dan mengambil mangkuk mi itu.
"Kita makan diluar aja yuk..." kata Darnest.
"ha?? makan diluar gimana sih? kan aku dah bikin mie instan! masa makan diluar??" kata Mona mengernyitkan dahi.
"Yaelah... bukan gitu! di balkon maksudnya.. kan enak hujan hujan makan mie pedes kayak gini" kata Darnest. Mona hanya mengangguk dan mengO kan saja.
Mereka berdua pun menikmati mie itu dengan lahap karena lapar. Dan Mona siap duluan, karna mungkin dia yang paling lapar. Sambil mengipas ngipas bibirnya dan terus meneguk air putihnya karena kepedasan.
"Fiuhh.. pedes banget cuyy" kata Mona.
Darnest masih menyeruput mi-nya menangguk setuju. Moan melihat pemandangan lampu lampu dari gedung pencakar langit . Benar benar cantik. Lalu Mona melihat di sudut balkon terdapat bunga mawar merah.
"Wow... itu kamu sendiri yang tanam? Atau beli jadi?" kata Mona.
"oh.. aku sendiri kok yang tanam" kata Darnest menoleh ke arah mawar itu.
"ouu... cantik deh bunganya... " kata Mona. Mona mendekatkan diri ke arah bunga itu. Lalu mengendus.
"Tapi kok bauk ya?" kata Mona.
Darnest hanya mengedikkan bahu. Mona menaikkan alisnya dan kembali melihat pemandangan lampu lampu yang indah.
Haelll... Gimana? Kurang banyak ya adegan mendebar debarkannya... Ada yang kepo gak sih apa yang terjadi sebenernya?? wkwkwkwkw... kayaknya siap ini bakal lama laggi update... jadi tetep ditunggu yew...
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Savage
Mystery / ThrillerSenang diatas Penderitaan Bahagia dalam penyiksaan Tertawa untuk tangisan Itulah aku... Darnest Savagon.