체 20 회

1.6K 167 7
                                    

"JungGi?!" HoSeok terus meneriaki nama JungGi seraya mencari keberadaanya di dalam istana selir.

"JungGi?!" Panggilnya lagi seraya membuka sebuah kamar di istana selir.

"Ada apa yang mulia?" Tanya sosok yang sedari tadi dicari oleh HoSeok-JungGi.

Memang selepas pulang dari berkeliling, HoSeok segera melangkahkan kakinya untuk mencari JungGi. Pikirannya dipenuhi oleh hal-hal negatif tentang JungGi, terbesit beberapa kejadian yang dilatar belakangi oleh JungGi selama ini.

"Tolong tinggalkan kami berdua." Perintah HoSeok kepada para dayang dan penjaga yang berada dikamar tersebut. Tanpa menunggu lama kamar tersebut sudah ditinggalkan oleh para dayang dan penjaga yang sedari tadi telah berada disana.

"Ada apa? Kenapa Yang mulia menyuruh mereka semua keluar?" Tanya JungGi.

Plakkk!!!

Sebuah tamparan baru saja mendarat mulus, dipipi sebelah kanan milik JungGi. JungGi memegangi pipinya yang memanas akibat tamparan yang baru saja diterimanya.

"Kau kan yang menculik EunBi!? Bukankah sudah pernah kukatakan!? Jika kau menyentuh orang yang kusayang, kau akan mendapatkan pembalasan dendam dariku?!"

Plakkk!!!

Untuk kedua kalinya, HoSeok menampar pipi JungGi dengan kasar. Menyisakan setetes darah segar, yang mengalir pada sudut bibirnya.

"Ck. Kau bodoh!" Ucap JungGi.

"Apa?"

Plakkk!!!

Lagi. Untuk ketigakalinya, HoSeok menampar JungGi tanpa mengingat bahwa dia adalah istrinya, yang telah dinikahinya 3 bulan lalu.

"Aku bilang kau bodoh! Percuma kau menyiksaku, karena bukan aku yang menculiknya tapi kau. Putra mahkota, Jung Hoseok."

"Cepat beritahu aku! Dimana kau menyekap Eun Bi?!"

"Sudah kubilang bukan aku yang menculiknya, tapi kau. Kau pikir, aku tak mengetahui semua rencanamu, mengenai penculikan istri dari Jeon JungKook?"

HoSeok mengernyitkan kedua alisnya, tanda dia tak mengerti apa yang telah dikatakan oleh JungGi.

"Kau tak mengerti? Ck. Kau bodoh! Biar kuberitahu, Jung HoSeok. Kau merencanakan penculikan terhadap permaisuri kerajaan Jeon, apa kau tak mengetahui siapa dia? Siapa permaisuri kerajaan Jeon sebenarnya? Apa orang suruhanmu tak memberitahukanmu? Huh. Kasihan sekali kau. Kau sama sepertiku, semua yang kau inginkan telah direbut oleh JungKook, adikmu." JungGi menunjukkan sebuah senyum licik kepada HoSeok.

"Permaisuri di istana Jeon, yang telah kau culik, dan yang telah kau siksa itu adalah EunBi, Hwang Eun Bi. Orang yang selama ini mengisi hatimu. Kau telah menyiksanya disaat dia sedang berada di kehamilan tua-nya... Kau membuatnya menderita disana, ditempat yang aku tak ketahui dimana itu,"

Jlebb!!!

Perkataan JungGi, sukses membuat HoSeok terkejut. Antara sadar atau tak sadar, HoSeok masih setia mendengar setiap kata yang keluar dari mulut JungGi.

"Bahkan kau menuduhku, sebagai dalang dibalik penculikan EunBi! Tak sadarkah, bahwa kau lah dalang dibalik semua ini?! Dan... Apa kau tak menyadari, saat EunBi datang kesini untuk menyaksikan pemilihan calon permaisuri, dia sedang mengandung anak Jeon JungKook."

Kali ini HoSeok, sudah tak mampu berdiri dengan kedua kakinya. Dia terjatuh dengan kedua kaki yang menjadi tumpuannya, dia terlalu terkejut mendengar semua ucapan yang diucapkan JungGi. Dia tak mampu berpikir untuk sekarang, keberanian yang dimilikinya tak mampu ditunjukkannya sekarang. HoSeok bungkam, tak mampu berkata.

"Selama ini, kau telah menyiksa orang yang kau cintai dan kau menuduhku yang melakukannya? Aku selalu menahan diri untuk tak marah kepadamu atas semua yang kau lakukkan padaku, kau menganggapku tak ada! Tak sadarkah bahwa aku mengalami perubahan setelah kita menikah? Aku sedang hamil anakmu!"

Jlebb!!!

Bagaikan dihunus ribuan pedang, hoseok sungguh merasa seperti orang yang paling bodoh di dunia ini.

Bagaimana bisa dia tak mengetahui tentang EunBi?

Bagaimana bisa dia tak mengetahui bahwa EunBi adalah istri dari JungKook?

Bagaimana bisa dia mencelakai orang yang selama ini dicintainya?

Dan bagaimana bisa dia tak mengetahui bahwa JungGi sedang mengandung anaknya?

"Bohong! Bagaimana bisa kau mengandung anakku? Aku saja belum pernah menyentuhmu? Kau ingin membohongiku?!" Ucap HoSeok menentang apa yang dikatakan JungGi.

"Apa mengandung harus melakukkan kontak fisik terlebih dulu? Jika tuhan telah memberkati, maka perempuan itu akan hamil tanpa sendirinya. Mungkin, tuhan kasihan kepadaku karena memiliki kehidupan yang menyedihkan, hingga dia memberiku anak agar aku dapat tersenyum.q"

"Semua yang kau ucapkan adalah kebohongan!"

"Selama tiga bulan ini, aku mencoba untuk mecintaimu dan memahamimu. Aku mencari seluk beluk tentang dirimu, bahkan aku merelakan jika hatimu masih di isi oleh EunBi. Tak apa, aku tak berada diposisi pertama dihatimu, tapi bisakah aku menjadi yang kedua?..." Ucap JungGi seraya menghampiri HoSeok.

"Jika aku berada disana, aku sudah merasa bahagia... Aku tau, kau masih membenciku atas kelakuan ku pada adikmu, tapi aku sedang mencoba menebus semua kesalahanku dengan menjadi seorang istri yang baik untukmu. Aku merelakan waktuku terbuang sia-sia hanya untuk menunggumu di istana, dan mendengarkanmu berceloteh tentang EunBi dimalam hari. Semua itu aku lakukkan demi menebus semua dosaku padamu, Hoseok-ssi

Dan sekarang aku sungguh mencintaimu, hingga rasanya diriku dipenuhi oleh bayangan dirimu. Kumohon, lepaskan tawanan yang kau tawan, itu akan menyiksamu jika kau mengetahui siapa dia."

"Minggir kau! Aku sudah sejauh ini mana mungkin aku berhenti. Aku harus melanjutkan ini, aku ingin merebut kebahagiaan Jeon JungKook."

"Jangan! Kau juga akan tersiksa."

"Percaya padaku, aku tak akan tersiksa." Ucap HoSeok seraya memegang kedua bahu JungGi.

Sejak kapan HoSeok perduli dengan JungGi?

Apa perkataan JungGi tadi, telah membuat HoSeok mengerti dan membuka hatinya untuk JungGi?

"Jangan, kumohon. Itu akan menyiksamu." Pinta JungGi dengan menatap kedua manik milik HoSeok.

Tatapan itu begitu menyakitkan untuk JungGi. Sekuat tenaga dia agar tak meneteskan air matanya, tapi apa dayanya, airmata itu tetap menetes bahkan sampai membasahi kedua pipinya.

"Sstt... Jangan menangis. Kau membuat bayi kita sedih disana. Anakku, jaga eomma-mu dengan baik ya? Jangan biarkan dia menangis karena abeoji. Abeoji pergi dulu ya? Ada sesuatu yang ingin abeoji urus..." Ucap Hoseok seraya mengelus perut JungGi yang terbalut hanbok biru yang dikenakannya.

"... Aku pergi sebentar, kupastikan aku pulang dengan selamat. Maaf telah melukaimu dan maaf telah membencimu, aku pergi."

Cupss!!!

HoSeok mengecup singkat bibir JungGi sebelum pergi keluar dari kamar milik JungGi.

Kecupan itu, terasa sangat menyakitkan. Sama seperti tatapan mata JungGi tadi, kecupan ini terasa seperti salam perpisahan untuk JungGi.

"Kuharap kau kembali dengan selamat, aku ingin anak kita merasakan kasih sayang abeoji-nya."

[3] Just Wanna Be Yours | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang