Chapter 14

132 27 1
                                    

"Sakura..? Kamu sudah kembali? Kamu dari mana sebenarnya?" Yuuta menanyaiku ketika aku berlalu di depannya untuk duduk di tempatku.

"Aku mencarimu sejak tadi. Tapi kamu tidak ku temukan di mana pun. Ah, iya, ada yang ingin aku bicarakan.." sambungnya setelah aku duduk.

"Sakit perut."

"Eh? Kamu lagi sakit??? Astaga, maaf aku gagal jadi teman yang baik karena telah nggak tahu bahwa kamu sakit."

"..." Aku hanya diam dan membaca buku novelku kembali.

"Istirahat kedua kita ngobrol serius ya?"

Memangnya ini nggak tergolong serius?

"Lihat nanti ya? Kalau perutku nggak sakit."

"Perlu aku carikan obat?"

"Obat apaan? Nggak perlu tahu! Ini sakit yang tidak bisa di sembuhkan dan selalu di alami semua perempuan..!"

"..???"

"Sudahlah.. Bagus kalau kamu nggak ngerti."

"Hehe, aku ngerti kok. Semangat ya?"

"..."

"Mau ke UKS saja?"

"Aku nggak mau ketinggalan salinan catatan."

"Biar aku catatkan."

"Tulisanmu kayak bagus saja."

"Memang bagus kok. Nih lihat!"

"..."

Tulisan seperti itu di bilang bagus?! Jadi yang bagusnya, mau kayak gimana lagi???

"Tapi Ra, kalau bisa ngomongin ini sekarang.. aku mau bilang bahwa - "

"Handoko-sensei sudah datang.. Nanti saja kalau mau ngomong."

Untunglah di detik-detik dimana Yuuta yang terlihat ingin membahas peristiwa kemarin yang ia bilang penting dan serius, tidak dapat ia teruskan hingga selesai akibat Handoko sensei yang telah masuk.

Walaupun aku terdengar ingin mengobrol dengannya, tetapi sesungguhnya aku tidak lagi ingin mengobrol dengannya..
Aku tidak ingin mendengar apapun yang bersangkutan dengan peristiwa kemarin.
Dan aku ingin segera memutus pertalian pertemanan ini..

Tapi kenapa sikap Yuuta tidak jauh berbeda dengan sebelum ku lakukan hal bodoh seperti kemarin?
Apa aku salah berpikiran bahwa Yuuta akan membenciku lalu menjauhiku dengan hal yang telah ku perbuat kemarin?

Akhirnya, pikiranku hanya melayang dengan bagaimana cara agar Yuuta tidak lagi ingin menjadi temanku.
* * *

"..Ra! Sakura!" Yuuta mencoba menyamakan langkahnya denganku.
Yah.. ahirnya bel istirahat kedua berbunyi juga. Segera setelah bel berbunyi, aku melangkah keluar kelas. Dan Yuuta.. Ia mengikutiku!!!
Apa aku harus mulai lari? Tapi lari kemana? Toilet?
Tapi kan jadi kelihatan aku yang menghindar..?!
Sementara.. aku tidak ingin yang kelihatan menghindar.

"Sakura..! Kamu mau kemana? Sudah ku bilang kan, aku mau ngomongin sesuatu?"

"Hei, kamu tidak dengar ya? Aku lagi ngomong sama kamu!" ujarnya yang berhasil menahan langkahku dengan mengengam pergelangan tanganku.

Di saat seperti, harus acting!

"Hiks, kamu gimana sih?!!" Aku sengaja berbicara sesegukkan, seperti seolah tengah menangis.
Walau aku sendiri nggak yakin sih, actingku meyakinkan atau nggak..
Tapi kan Yuuta bodoh.. Ehh, maksudku polos gitu...
Semoga saja ketipu!

Waduh.. kok kayaknya aku memang orang yang jahat ya?

"Udah aku bilang kan, aku lagi sakit perut.. Sakiiiiiiiit bangeeet.. Benar-benar sakit sekali.. hiks.."

"Eh, kalau gitu.."

"Iya, aku mau ke toi- "

"Kyaaaaaaaaa!!!!!" Tiba-tiba, entah angin apa, Yuuta tiba-tiba mengendongku ala putri.

"..kita harus ke UKS sekarang! Ini masalah besar! Mungkin kamu maag atau semacamnya! Ngobrolnya nanti saja.. Sekarang, kamu pegang yang erat ya?"

[SUDAH TERBIT] FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang