Chapter 12

936 95 2
                                    

Setelah membeli beberapa makanan disuper market yang super duper besar tadi, kami berniat untuk kembali kerumah.

"Eunwoo-ya, Jangan melirik siapa 'pun saat kau pulang" woozi oppa menatap lurus kearah jalanan, namun mulutnya tidak bisa berhenti berbicara dari tadi.

"Kenapa kau jadi namja yang overprotektive semenjak ke Amerika? Aku tidak suka kau yang ini! Ayo kembali kekorea kalau begitu!" Omelku... Ia terkekeh mendengarku mengomel, ia berjalan mendekati Uji yang sedari tadi berdiri didekat pintu

"aigoo~ Uji akan tinggal diAmerika bersamaku" Woozi berbicara sendiri sembari mengelus-elus kepala Uji dengan lembut..

"Ya! Tapi dia akan kembali ke Korea juga" celotehku "tapi nanti saat aku juga kembali kesana" sahutnya .

Setelah packing sesi kedua, jam menunjukan pukul 10 malam, woozi menyuruhku untuk segera tidur.
Aku harap semua akan berjalan seperti semula, tidak seperti dulu... sifatku terlalu kekanak kanakkan... sekarang aku mengerti, woozi benar-benar harus sukses dalam kuliahnya, aku juga paham, kalau seperti dulu akan menambah bebannya.

----

Skip!
Yak hari ini adalah... hari aku harus meninggalkan Uji dan woozi, sangat menyedihkan aku harus merelakan kembaran kekasihku sendiri, Hahahaha

Aku menarik koperku menuju ruang tamu "siap?" Tanya woozi, aku mengangguk... ia membukakan pintu dan mempersilahkan diriku untuk keluar duluan

"Ya oppa, Bukan-kah cek in ku masih lama ya?" Tanyaku "lalu mengapa harus berangkat sekarang?" Sambungku, woozi yang masih berkutat dengan kunci lalu menoleh kebelakang "karena aku ingin menghabiskan sisa sisa waktuku bersama 'mu, paham?" Jawabnya.

Kami berangkat menuju bandara, cek in ku masih 2 jam yang akan datang, namun woozi mengajakku lebih awal... bahkan sangat awal, anak ini benar benar.

Ia fokus menyetir namun masih sama seperti biasa, ia terus berbicara bahkan bernyanyi "oppa, apa temanmu itu memengaruhi sesuatu kepadamu?" Tanya, ia menoleh lalu tersenyum dan menggeleng

"lalu? Kenapa sifatmu sedikit aneh? Kau biasanya sangat tenang... namuan sekarang..." aku terus menatapnya jeli, dia memang berbeda, aku pikir ia terpengaruh sesuatu dengan temannya itu

"Ey, Kau pikir aku namja seperti apa? Aku bahkan tidak datang ke pesta ulang tahun temanku, tapi aku terus belajar dirumah" jelasnya sembari terus fokus menyetir.

Mendengar jawaban itu senyuman lega muncul diwajahku, aku benar benar tidak salah pilih orang, walaupun ogadaan untuk pergi keacara seperti itu adalah hal yang sangat sulit dihindarkan, woozi dengan tenang hanya belajar dirumah.

Aku sangat senang sampai sampai aku memeluknya dari samping "yak! Yak! Apa yang kau lakukan!!" Teriaknya sambil berusaha mengendalikan mobilnya yang sempat oleng karena ulahku.

"Aku benar-benar mencintaimu, Oppa" kataku masih memeluknya, ia terkekeh lalu berusaha melepas pelukanku, aku tahu woozi benar benar namja baik.

"Oppa, teruslah begitu, Belajar! Belajar! Dan belajar! Agar kau bisa menyelesaikan semestermu lebih awal, jadi kau bisa pulang kekorea lebih cepat"

"Lalu? Apa kau juga akan melakukan hal yang sama?"

"Entahlah"

(AUTHOR POV)
mereka tertawa bersama, seakan akan tidak ada beban yang menyelimuti mereka, diantara keduanya pun sudah saling mengerti bila kita saling mempercayai satu sama lain, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sesampainya dibandara, woozi membantu eunwoo untuk mengeluarkan koper dan beberapa tas tambahan

"Oppa, masih satu setengah jam lagi, apa yang mau kita lakukan?" Tanya eunwoo melihat kesekeliling bandara "ada cafe, kau mau kesana?" Tawar Woozi menunjuk kearah cafe yang tertera didepannya buka 24 jam.

Mereka berdua duduk disalah satu bangku cafe, menunggu pesanan mereka
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Woozi pada eunwoo yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya "apa kau ingat? Aku menyuruhmu mengambil beberapa selca?" Eunwoo menyodorkan ponselnya

Woozi tertawa melihat beberapa hasil selcanya "aku hanya melakukannya tanpa melihat hasilnya kkk~" woozi terus menggeser layar ponsel eunwoo dengan tangannya "kau benar benar lucu difoto foto itu" sahut Eunwoo .

Tak begitu lama, pesanan mereka telah sampai "eunwoo-ah, setelah ini kita tidak akan bisa melakukan hal seperti ini lagi bukan?" Tanya woozi dengan tatapan kosongnya "aku harap tidak begitu, aku tidak ingin kau lama lama disini, ayo lakukan banyak hal dikorea" jawab eunwoo dengan nada yang penuh tekat

"Hahaha...dasar eunwoo" woozi mengusap usap kepala eunwoo gemas, saking gemasnya ia sampai tak bisa menahan tangannya untuk tidak mengcubit pipi eunwoo

"Akh! Sakit oppa!" Teriak eunwoo melepas tangan woozi dari pipinya, woozi hanya terkekeh melihat bekas merah dipipi yunha

"Aku akan mengadukanmu pada dongjun oppa, agar dia percaya... ayo ambil selca" kata eunwoo mengambil ponselnya lalu mengambil selca untuk mereka berdua.

Eunwoo berekspresi seperti diimut imutkan, sembari menunjuk pipinya yang merah dengan jarinya, sedangkan woozi tertawa seperti Evil yang telah menang dalam sebuah permainan.

(TBC)
Yahh...Eunwoo-nya bakal balik kekorea
Terus woozi sama siapa dong?

Hehehe... lanjut di Chapter selanjutnya ya gais

PROMOSI ALBUM SEVENTEEN LOVE LETTER
Author juam album SEVENTEEN
LOVE & LETTER

Unsigned : 265K (free Tub + masih dapat poster ya)

Promo Mwave signed : 460K

Author trusted kok... Bagi yang berminat atau masih mau tanya tanya hubungin Author lewat Line bisa, Instagram juga bisa kok
LINE ID : uhfa17
INSTA : @uhfachan.kaido

Ditunggu orderannya gais^^

I Am PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang