"Jane ayolah, selesaikan pekerjaanmu dengan cepat" teriyakku pada anak gadis yang sedang mengemasi barang- barang miliknya.
Entah kenapa saat ini aku merasa kehidupanku dan putriku akan membaik setelah aku melihat wajah putriku yang sangat bahagia saat dia tau bahwa aku telah membeli rumah baru untuk kami tempati. Aku tidak perlu merasa bersalah lagi pada putriku Jane, karena telah mebawanya bersamaku dalam kehidupanku yang memperihatinkan.
Jane adalah anakku satu-satunya. Dia adalah harapan hidupku, tujuan hidupku, cita-cita hidupku, dan segalanya di hidupku. Aku memberinya cinta dan kasih sayang di setiap helaan nafasnya, dan aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Mengingat aku hanya sendirian mengurusnya, dan menjaganya, semenjak aku dengan James bercerai dua belas tahun yang lalu. Aku tidak punya pilihan lain selain membawa Jane bersamaku walaupun sesungguhnya aku tidak ingin Jane menjalani hidup melarat denganku. Tapi aku lebih tidak ingin jika si bajingan idiot itu yang mengasuh Jane, lagi pula aku tidak bisa jauh darinya semenjak dia hadir dikehidupanku. Jadi saat itu ku putuskan untuk membawanya pergi meninggalkan James.
"Ibu aku sudah menyelesaikan semuanya"
Jane berteriak dari kamarnya membuat aku tersadar dari lamunanku."okay kalau begitu kau boleh beristirahat." jawabku karena aku tau dia pasti kelelahan setelah banyak membereskan barang- barangnya yang akan dibawa ke rumah baru kami.
"Terimkasih bu, untuk rumah barunya dan untuk yang lainnya. Aku menyayangimu" bisiknya ditelingaku dengan tiba-tiba memeluku dari belakang. Dengan cepat aku memutar tubuhku dan membalas pelukannya, aku merasakan kehangatan dan kenyamanan untuk sesaat. Kebahagianku yang inilah yang tidak ternilai harganya dimana aku bisa merasakan kebahagiannya dan kasih sayang yang dia tunjukan hari ini padaku. Ku akui aku sangat jarang mengalami hal ini, karena Jane sering mengeluh dengan kondisi ekonomi kami bahkan seringkali dia marah padaku karna aku tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Yah.. Ini memang salahku karena aku memang tidak bisa memenuhi kebutuhannya yang sangat tinggi. Jane anak yang cantik, dia berkulit cerah dan berambut coklat dilengkapi dengan mata birunya serta pipi tirusnya. Dia sangat mirip dengan James si kaparat itu. Selain memiliki fisik yang menarik, Jane juga sangat pintar sehingga dia mendapatkan beasiswa untuk sekolah di sekolah internasional yang ada di kota ini, dia masuk kelas unggulan di sekolahnya. Dan itulah masalahnya dia sekolah di sekolah internasional sehingga dia berada di lingkungan orang orang yang bergelinang harta. Dimana siswa siswi sekolah itu adalah anak anak dari pejabat, jendral, CEO, ataupun anak dari seorang publik figur. Sedangkan Jane hanya anak pekerja kantoran biasa yang tinggal di lingkungan kumuh. Jadi wajar saja jika dia minder dengan keadaan ekonominya pada teman temannya.
Setelah sekian lamanya aku bekerja keras untuk membawa hidupku dan Jane ke zona yang lebih baik barulah sekarang aku menempatkan awal dari itu semua. Aku tidak akan lagi mendengar keluhan Jane yang malu memiliki rumah di daerah pekumuhan. Senang rasanya aku bisa memberikan rumah di kawasan perumahan yang cukup elit. Jeri payahku terbayar sudah melihat betapa bahagianya putriku. Maklum saja aku membeli rumah ini dengan uang yang kukumpulkan selama bertahun tahun menjadi pekerja kantoran dan uang yang kudapat dengan menjual barang barang yang diberikan James seperti anting berlian, jam tangan yang berkelas, cincin, dan dua buah kalung jamrud yang harganya sangat mahal. Aku bahkan tidak peduli jika James akan marah atau tidak jika dia mengetahui aku menjual barang barang berharga pemberiannya. Sebenarnya aku bisa saja menerima tawaran James beberapa tahun yang lalu, dia meminta aku dan Jane tetap tinggal di rumahnya walaupun kami sudah bercerai. Tetapi mana mungkin aku bisa tinggal dengan mantan suamiku dan istri barunya. Walaupun mereka jarang ada dirumah karena sering menghabiskan waktu untuk berlibur ke tempat wisata di setiap bulannya. Yah., ku akui dia sangat kaya. Dia memiliki bisnis yang cukup maju di bidang properti dia juga memiliki beberapa cafe berkelas yang tersebar dimana mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cambuk Iblis
Misterio / SuspensoEmely hanya tinggal berdua dengan anak gadisnya yang berumur 13 tahun di rumah baru mereka. Sejak awal kepindahannya ke perumahan itu Emely menyadari ada beberapa hal yang janggal mengganggu Emely di lingkungan perumahan barunya. Dimulai dari para...