Sahabat? Menurutku mereka sangat penting. Karna mereka, aku tahu rasanya dilindungi disayangi dan mereka selalu ada disaat aku membutuhkan mereka.
~~
Ribuan tetes air hujan sudah membasahi bumi ini. Tapi itu tidak memutuskan niat Reina untuk berangkat ke sekolahnya. Ya, karna ini hari pertamanya sekolah di SMA Cahaya Bangsa, dikelas X-4. Ia mendapatkan banyak teman baru, terutama di kelas X-4. Dengan penampilan selayaknya anak sekolahan, Reina selalu dipandang oleh laki laki karna wajahnya yang tidak membosankan.
Banyak laki laki yang ingin berkenalan dengannya, namun Reina hanya menebarkan senyum keraguan. Karna ia bukanlah tipe orang yang mudah bergaul dengan suasanan baru.
Dan saat ini Reina sedang duduk didalam kelasnya. Didalam sana memang ramai, namun Reina merasa sendiri. Dia benar benar menutup diri dengan yang lain, kecuali dengan..
"Hai!" seseorang yang menyapa Reina dengan riang.
Reina tidak menjawab. Melainkan dia mendongakkan kepalanya terlebih dahulu karna ia sedang membaca buku.
"Zah.. Zahra? Ini lo Zahra?!" tanya nya dengan riang.
"Iyalah gue Zahra, parah ya lo lupain gue" gurau Zahra.
"Iih ya enggaklah, masa aku ngelupain sahabat kecil ku sendiri" sambil memeluk Zahra dengan erat.
"Aku kannnnggen banget sama kamu Ra" lanjutnya."Sama gue juga, kangen banget sama lo Rei" Zahra membalas pelukan Reina.
"Lagian kamu tuh ya, pergi seenaknya ga ngasih kabar" omel Reina seraya melepaskan pelukannya.
"Yah.. abis mau gimana lagi. Orang tua gue dipindah tugas sama atasanya,itu juga mendadak banget. Makannya gue ga ngasih kabar apa apa sama lo Reiii" jelas Zahra seraya mencubit kedua pipinya Reina karna menggemaskan.
"Addwwuuhh sakit tauu lepasiin!!" dengan sulit berbicara Reina memukul mukul lengan Zahra untuk melepaskan cubitannya itu.
"Hehe iya deh gue lepasin. Lagian tuh pipi makin lucu aja bentuknya" Zahra meledek pipi Reina yang chubby.
"Maksud kamu, aku tembem? Ngomong gitu aja susah banget" sambil mengelus elus pipinya yang sakit.
"Naah itu maksud gue haha"
"Eh Ra kamu udah dapet tempat duduk belum?" tanya Reina karna melihat Zahra menggendong tas birunya.
"Hehe belom" Zahra memamerkan giginya yang putih.
"Ya udah sini kamu duduk samping aku aja" Reina menepuk nepuk bangku sebelahnya.
"Oke kita sebangku lagi, sekelas lagi dan satu sekolahan lagi kayak dulu waktu sd" ujar Zahra yang mengingatkan Reina pada masa dulunya mereka dibangku sekolah dasar.
"Iya ya, kamubinget ga waktu kita sd itu suka jajan bareng, kekantin bareng, ke kamar mandi juga bareng" Reina mengingatkan Zahra.
"Ya iyalah gue inget, tapi gue paling inget pas sahabat gue itu ditembak sama temen sekelas nya yang nerd plus ingusan udah gitu ditembaknya ditengah lapangan. Gila itu so sweet banget" ujar Zahra dan melirik ke arah Reina.
"Ihh apansi Ra, masa yang diinget begituan. Malu tau waktu itu diketawain satu sekolah gara gara dia" Reina jadi teringat masa itu.
"Ahahaha ciee masih inget aja haha" Zahra mentertawakan Reina.
Kini mereka mengingat masa masa saat mereka bersama. Ya, Zahra lah orang yang bisa membuat Reina percaya diri dan bisa membuka dirinya untuk berteman dengan yang lain. Tapi tetap, Zahra lah satu satunya teman atau bisa dibilang sahabat yang ia percayai.
~~
"Ra,"
"Hmm"
"Kantin yuk?" Reina mengajak Zahra.
"Hmm boleh tuh, ayo" Zahra menyetujui.
"Kira kira mau beli apa ya?" Zahra bingung.
"Ya udah kita liat dulu aja dikantinnya ada apa aja"
Sesampainya mereka dikantin..
"Ra, ada makanan kesukaan kita tuh" ujar Reina seraya menunjuk ke stand warungnya pak Udin.
"Emang lo inget makanan kesukaan kita apa?" ledek Zahra.
"Ingeett doongg, nasi kuning kann?" Reina menjawab dengan memainkan alisnya.
"Hehe baguss masih inget, ya udah pesen yuk"
"Ayo"
"Pak pesen nasi kuningnya dua ya" pesan Reina pada pak Udin.
"Oh iya neng, sebentar ya"
"Iya pak"
Setelah memesan dua porsi nasi kuning, Reina pun menuju meja yang sudah Zahra duduki untuk mereka berdua. Meja itu memiliki lima kursi dan satu meja yang panjang.
"Heh, siapa yang suruh kalian duduk disini? Ini tempat duduk kita. Minggir!" Seseorang berambut gelombang, sedikit lebih tinggi dari Reina dan berkulit putih dengan kedua temannya pun mengusik Reina dan Zahra.
Reina dan Zahra hanya menatap mereka bertiga aneh. Pasalnya, mereka berdua tidak merasa mengganggu siapa pun Selama mereka duduk disana.
"Woy! Punya kuping ga si? Kalo gue bilang minggir ya minggir!" Ujarnya seraya menggebrakkan meja yang ada didepan mereka.
"Maaf, lo itu siapa sih. Ganggu kita aja" ujar Zahra dengan blak blakan.
"HAH!Lo ga tau siapa gue? Nih gue kasih tau lo lo berdua ya. Gue ini Felicia Margaretha dari kelas dua belas ipa 1 dan Gue cewe populer disekolah ini. JADI LO BERDUA HARUS HORMATIN GUE!" Ujarnya seraya menunjukan wajah geramnya.
"Oh cewe populer, gue kira cabe cabean" ujar Zahra selengean.
"Ihh lo tuh kurang ajar banget sih sama kakak kelas!" omel Devi -temannya Feli-.
"Zahra udah ga usah di ladenin nanti malah memperpanjang masalah, mending kita pindah aja yu" bisik Reina pada Zahra.
"Ga bisa dibiarin orang kaya dia beginiin adek kelas. Ga baik Rei mending dilawan" ujar Zahra.
"Hellow! Lo pikir kita ini patung apa!. Minggir kita mau makan!" sekali lagi Feli mengusir Reina dan Zahra.
"HEH KAKAK KELAS KU YANG POPULER, dimeja ini kan ada lima bangku, kenapa kita harus pergi?" Zahra menyangkal perkataan Feli.
"Ya udah yu kita cari tempat lain aja kasian mereka" ujar Sonia -temannya Feli-.
"Ih dasar oon, ini kan tempat kita dan ga ada yang boleh nempatin selain kita" balas Feli.
"Ooh gitu ya" Sonia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eh lo berdua tuh udah bikin mood gue buat makan ILANG! Awas lo berdua, gue bakal bales DENDAM! ayo guys kita cabut" Feli dan kedua temannya pun meninggalkan meja tersebut.
"Iya deh gue tunggu" ujar Zahra pelan yang masih terdengar oleh Feli. Feli yang mendengarnya pun menengok kebelakang dengan wajah dendamnya.
'Awas aja lo gue bikin menderita!' Feli menggumam dalam hati dan mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar orang aneh" lanjut Zahra sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Para murid yang berada disekitar mereka sudah tidak heran dengan apa yang Feli lakukan. Karna hal seperti itu sering dilakukan Feli pada siapa pun, kecuali guru.
~~~~~
Haii Author balik dengan cerita yang direvisi.
Ga tau kenapa, author pengen ganti cerita awal jadi cerita ini
Semoga kalian suka ya😊Salam cinta, Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Reina
Teen FictionHari hari yang biasa Reina jalani kini sudah tidak seperti dulu lagi. Hidupnya diusik oleh wanita yang menyukai Rega si "The Most Wanted" dan juga ketua basket. Banyak wanita yang mendekati Rega, tetapi mereka semua mengurungkan niat untuk mendekati...