5

69 9 2
                                    

Kini didalam kelas hanya Reina sendiri, tidak ada siapa pun yang menemaninya. Ia meluapkan semuanya dengan tangisan, dengan cara itu Reina bisa -sedikit- lega.

Hingga Zahra datang dan melihat sahabatnya menangis, ia pun menghampiri Reina yang sedang menangis.

"Rei, lo kenapa? Kok nangis?" tanya Zahra bingung.

"Zahra.." rintih Reina lalu melanjutkan tangisannya dipelukan sang sahabat. Zahra benar benar bingung apa yang terjadi pada Reina. Ia berniat untuk menanyakannya nanti jika Reina sudah sedikit membaik.

"Ya udah lo nangis aja, tuangin semua keluh kesah lo biar semua itu pergi jauh jauh" ujar Zahra seraya memeluk Reina.

**

Rega sudah gerah dengan perilaku Feli. Pasalnya, hampir semua wanita yang dekat dengan Rega ia sakiti. Rega ingin membalas semua kejahatan yang Feli lakukan, tapi tidak untuk disekolah. Ia sudah merencanakan semua dengan baik.

"Woy Ga, kenapa lo? Kayanya lagi ada yang direncanain ya?" tanya Rizki ingin tahu.

"Iya nih, lo berdua mau batuin gue ga?" tanya Rega.

"Emangnya bantuin apaan?" tanya Vero seraya duduk di meja Rega.

"Sini gue bisikin" Rega pun memberi tahu apa yang ia rencana kan.

"Oke kita bantu, tapi ga ga gratis ya" canda Vero.

"Iya gampang, ntar gue kirim alamat tempatnya" ujar Rega.

"Oke" jawab Rizki dan Vero.

Dan tak lama guru mata pelajaran PPKN pun datang. Seperti biasa, Vero selalu mendapat teguran dari sang guru cantik PPKN.

"Vero" ujar bu Rani.

"Eh ibu hehe" Vero melebarkan senyumannya.

"Kamu itu udah kelas sebelas, masa duduk aja masih ga tau yang bener" ujar bu Rani.

"Iya bu maaf" Vero pun menuju kursinya lalu duduk.

"Baik anak anak, kita lanjutkan pelajaran minggu lalu" bu Rani memulai KBM.

**

"Fel, lo kenapa nangis?" tanya Devi dengan memegang pundak sebelah kanan Feli.

"Dev, gue tuh kurang apa si? Sampe sampe Rega itu segitu benci nya sama gue? Gue itu sayang sama dia.. tapi kenapa dia ga ngerti banget sih Dev. Gue bingung harus lakuin apa lagi buat dia" kini wajah Feli sudah basah dengan air matanya.

"Ya ampun jadi lo nangis gara gara si Rega" saut Sonia.

"Dev pernah ga sih lo ngerasain, lo ngeliat orang yang lo sayang pegangan tangan sama cewe lain sampe sampe muka mereka itu deket banget. Saat itu hati gue hancur, karna orang yang gua sayang lebih milih orang lain, orang yang baru dia kenal" lanjut Feli dengan deraian air matanya.

"Ya ampun Fel, udah dong jangan nangis lagi" Devi pun memeluk sahabatnya dengan erat dan disusul oleh Sonia.

"Gue ga peduli, gue mau bales si anak CUPU itu. Dia belum tau siapa gue!" geram Feli dipelukan sahabatnya.

"Gue bakal bantu lo kok Fel" saut Devi.

"Gue juga, tapi dia mau diapain?" ujar Sonia dengan polosnya.

"Udah itu gampang, yang penting Feli udah ga nangis lagi, ya kan Fel?" ujar Devi. Feli pun membalas dengan anggukan. Namun, tak lama handphone Feli pun bergetar tanda ada sebuah pesan masuk.

From : Rega Honey

Fel, nanti gue tunggu lo ditaman kota jam 4 sore

Saat melihat pesan tersebut, seketika wajah Feli pun berubah menjadi sumringah dan ceria. Dan ia membalas pesan Rega dengan senang hati.

Love, ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang