"Si Rega mana sih? Lama amat, ya kali dari tadi macet mulu," ujar Vero seraya meneguk vanilla latte miliknya.
"Tau tuh, alesan doang kali macet dijalan palingan juga masih molor," ujar Rizki lalu mengambil cemilan yang tersedia dia meja.
"Ehem,"
Mendengar sebuah deham-an Rizki pun menoleh ke arah tersebut.
"Eehh Rega, kok baru dateng?," tanya Vero dengan ramah dan berharap Rega tidak mendengar percakapannya dengan Rizki tadi.
"Tadi lo ngomong apa?," ujar Rega sambil menjatuhkan tubuhnya disofa.
Rizki membulatkan matanya. "Ng-ngga ngomong apa - apa," ujar Rizki dengan terbata lalu mengunyah cemilannya dengan cepat.
"Eh Ga, lu mau pesen apaan?," tanya Vero mengalihkan.
"Yang biasa gua pesen aja," jawab Rega sambil menge-check notif dihandphone-nya.
"Lo berdua ngapain ngajak ngumpul disini?," ujar Rega seraya menaruh handphone-nya diatas meja dan mengambil cemilan.
"Kita cari suasana baru lah Ga, bosen kali. Tiap kumpul, ngumpul nya dikantin doang," ujar Rizki.
"Eh Ga, kita mau klarifikasi yang tadi pagi," ujar Vero setelah memesan pesanan Rega.
"Klarifikasi apaan?," Rega memicingkan matanya.
"Klarifikasi yang tadi pagi tentang..," ucapan Vero dipotong oleh Rizki yang to the point.
"Lo goncengin si Reina, ada peluk - pelukan gitu,"
"Oon," Vero pun menghadiahi kepala Rizki dengan sebuah jitakan. Rizki pun ber-aduh ria.
"Oh itu, emang kenapa? Kebetulan doang kali," ujar Rega seraya meneguk minuman yang baru saja datang dihadapannya.
"Kebetulan... apa kebetulaaannn?," ledek Rizki seraya memainkan alisnya yang menawan seraya menahan kepalanya yang sakit.
"Apaan sih lo," ujar Rega dengan sedikit senyuman dan mengaduk - aduk minumannya.
"Wahh kayaknya ada yang lagi falling in love nihh," Vero menyikut Rega pelan.
"Gila lo, urusan si Feli aja belom kelar - kelar, masa gua mau libatin Reina,"
"Emang ada urusannya ama si Feli?," tanya Vero lalu memakan cemilan.
"Masa lo lupa sih, udah berapa cewe yang dia labrak. Bahkan bukan cuma dilabrak tapi dibikin kapok biar ga deket lagi sama gue. Dan bukan deket lagi, bener bener ngejauh dari gue, gila kan tuh cewe," jelas Rega seraya mengguyur tenggorokannya.
"Pantes aja, sekarang udah ga ada cewe - cewe yang deket lagi ama lu. Kecuali si Reina Reina itu," ujar Vero yang mendengarkan penjelasan Rega.
**
"Hoy!," Reina yang sedang memandang jendela kelas dengan tatapan kosong pun terkejut.
"Ha?, ih apaan si Raa, kaget tau," ujar Reina yang kembali memandang jendela.
"Haha, kenapa si lu Rei, dari tadi bengong mulu? Mikirin apa sih?," tanya Zahra yang berhasil mengagetkan Reina dan duduk disebelahnya.
"Eng-ngga, aku ga mikirin apa - apa kok,"
"Tapi kayak ada yang ga beres nih, ayolah ceritaa," rayu Zahra yang menggelantungi tubuh Reina.
"Hmm tadi pagi..," Reina menggantungkan ucapannya dan sedikit berfikir dan memainkan jarinya. 'Cerita ngga ya sama Zahra?'.
Zahra melambaikan lima jarinya didepan wajah Reina. "Oy! Bengong lagi, ada apa sih Rei, cerita aja sama gue!," Zahra mengubah posisinya untuk menghadap ke Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Reina
Teen FictionHari hari yang biasa Reina jalani kini sudah tidak seperti dulu lagi. Hidupnya diusik oleh wanita yang menyukai Rega si "The Most Wanted" dan juga ketua basket. Banyak wanita yang mendekati Rega, tetapi mereka semua mengurungkan niat untuk mendekati...