9

45 6 0
                                    

Reina melangkahkan kakinya dikoridor sekolah dengan perlahan. Pagi ini terasa berbeda dari hari - hari sebelumnya. Semua siswi SMA Nusantara terlihat lebih sumringah dan gembira.

Dalam benaknya, Reina bertanya - tanya apa yang sedang terjadi pada mereka. Begitu juga dengan sahabatnya yang menghampirinya dengan riang gembira.

"Hai Reinaaa," sapa Zahra yang menghampirinya dengan riang.

"Kamu kenapa sih, kok kayaknya lagi seneng gitu? Yang lainnya juga pada kenapa sih?," tanya Reina dengan penuh rasa ingin tahu.

Zahra tersenyum. "Hehe masa lo gak tahu sih," ujarnya seraya menyenggol pundak Reina. Dan melanjutkan jalan mereka menuju kelas.

"Emangnya ada apa sih?,"

"Kak Feli gak masuk sekarang!!," ujarnya dengan membuka kedua tanganya dan penuh ceria.

"Gak masuk?," ulang Reina heran.

Zahra mengangguk. "Iya, jadikan ga ada yang bikin - bikin masalah," ujar Zahra dengan yakin.

"Emang ga masuk kenapa?,".

"Kalo yang gue denger sih dia itu kepleset dikamar mandi gitu,".

Reina pun terkejut dan menghetikan langkahnya. "Ya ampun, kasian banget," Reina menutup mulut dengan kedua tangan.

Zahra berkacak pinggang. "Ngapain orang kayak gitu dikasianin Rei? Dia itu udah jahatin kita, bahkan bukan kita doang. Satu sekolahan ini udah pernah dia jahatin," ujar Zahra dengan wajah badmoodnya.

"Tapi biar begitu dia juga sama kayak kita Ra, manusia biasa. Kitakan sesama makhluk Tuhan harus mengasihi," jelas Reina.

Zahra menggeleng. "Gila, gua salut banget sama lo Rei. Padahal lo udah dijahatin, diusilin sama si Feli tapi lo masih peduli? Gua bangga punya sahabat kayak lo Rei,".

**

Vero datang kedalam kelas dengan nafas terengah- engah. Ia menghampiri Rega yang sedang terdiam menatap sebuah buku dihadapannya dengan menabrak meja Rega.

Bruuk

Nafas Vero terengah - engah. "Re-Rega hah hah hah...,".

"Kenapa lo? Abis lari marathon?," tanya Rega santai tanpa menatap Vero.

"Hah hah hah huuft.. gua punya berita yang baik sama buruk. Lo mau denger ga?,"

"Denger apaan?," sambung Rizki yang mengahampiri mereka berdua.

"Si Feli gak masuk,"

"Ga masuk kenapa?," tanya Rizki.

"Dia masuk rumah sakit, kepeleset dikamar mandi," jelas Vero. Namun, Rega hanya menjadi pendengar dengan tanpa tanggapan.

"Rega, kok lo malah diem?," tanya Vero heran melihat sikap Rega.

"Ya, trus gue harus ngapain?," tanya Rega dengan tidak peduli dan menutup bukunya.

"I-i iya juga sih, emang kita harus ngapain?," ujar Rizki ikut - ikutan. Vero pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emang kalian gak mau jenguk dia gitu?," ujar Vero dengan suara memelan.

"Buat apa orang kayak gitu dijenguk, biarin aja dia ngerasain sakit sendirian," ujar Rega santai dan tidak peduli.

"Udah ah gue laper, jangan sampe gara gara ini lo yang gue makan Ver," ancam Rega seraya bangun dari duduknya.

"Wey Ga, gua ikut," Rizki berlari menghampiri Rega. Vero pun mengikuti kedua sahabatnya dan menutup mulut untuk tidak dimakan oleh Rega.

Rizki sudah menjajarkan langkahnya dengan langkah besar Rega.

Love, ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang