2

115 12 15
                                    

Pagi ini Reina jalani seperti biasa. Menunggu didepan rumahnya yang bercat biru untuk menanti kehadiran sang tukang ojek langganannya.

"Duh, bang Ujo mana ya? Jam segini belum dateng juga" ujar nya dengan gelisah dan bolak balik menengok jam di tangan kirinya.

"Nah itu dia, Baaangg... baang Ujoo sinii!!" teriak Reina yang melihat bang Ujo dari kejauhan sambil melambaikan tangannya.

"Ayo mba, maaf yo, bang Ujo ki ketiduran tadi, sekali lagi maaf yo, mba Reina" dengan logat Jawa nya yang lucu, bang Ujo meminta maaf.

"Iya bang gapapa, masih keburu kok" ujar Reina seraya menaiki motor bang Ujo.

"Ya udah, langsung berangkat yo mba"

"Iya"

Akhirnya Reina pun berangkat ke sekolahnya dengan sedikit telat sepuluh menit dari biasanya.

Ditengah jalan Reina pun melihat banyak gedung gedung menjulang langit biru. Juga burung burung yang berkicauan dipagi hari dengan gembira.

Reina menghirup udara pagi yang begitu segarnya.

"Waah seger yo mba udarane" ujar bang Ujo.

"Iya bang, seger banget udaranya" balas Reina.

Tiba tiba..

Tiiiiinn

(Praatt)

Sebuah motor nin*ja berwarna merah menyalip motor bang Ujo dengan cepat dan membuat rok Reina basah juga kotor terkena cipratan becekan.

"Ya ampuun mas, mas naik motor mbok yo hati hati to!!" teriak bang Ujo pada laki laki tersebut.

Laki laki itu hanya menengok ke arah mereka dan tidak meminta maaf.

"Hah! ya ampuun ini rok ku kotor bangett" ujar Reina seraya membersihkan rok nya yang kotor.
"Gimana nanti kalo dimarahin guru? Kalo ganti kerumah kelamaan. Ya udah lah.. pasrah aja" lanjut Reina dengan nada suara yang pasrah, bang Ujo pun jadi merasa tidak enak hati pada Reina.

"Ya ampun mba maafin saya yo gara gara saya mba jadi begini. Cobaa aja tadi saya ga ketiduran, pasti mba ga bakal kaya gini" bang Ujo meminta maaf dengan tidak enak hati.

"Iya ga papa bang, lagian cuma sedikit aja ko kotornya" balas Reina walau kenyataannya yang kotor tidak sedikit.

~~

"Nih bang uangnya, makasih ya bang Ujo" Reina memberikan uang bayaran ojek.

"Iyo makasih yo mba"

"Iya sama sama, mari pak"

Reina pun memasuki gerbang sekolahnya dengan ditatap para murid yang tertawa melihat keadaan seragam Reina. Saat melihat ke parkiran sekolah, Reina melihat laki laki yang sama ciri cirinya dengan orang yang menyipratinya tadi. Namun Reina hanya melihatnya saja dan langsung berjalan kembali menuju dalam sekolah.

Namun, langkah kaki Reina dihentikan oleh laki laki yang menyiprati rok nya tadi.

"Hei" ujar laki laki itu seraya memegang tangan Reina dari belakang. Dengan reflek, Reina pun membalik badan melepaskan tangan laki laki tersebut dari tangannya.

"Ma maaf" laki laki itu terpaku dengan wajah Reina yang menggemaskan.

"A..ada apa?" tanya Reina dengan sedikit ketakutannya.

"Eh engga.. gue mau minta maaf, lo yang tadi roknya kecipratan ya?" tanya laki laki tersebut. Reina tidak menjawab melainkan menunduk dan melihat roknya yang kotor.

"Maaf ya gue ga sengaja, tadi gue buru buru. O iya sebagai gantinya nih lo pake aja" laki laki tersebut pun melepaskan jaket yang ia gunakan untuk menutupi bagian rok Reina yang kotor.

"Dibalikinnya nanti aja kalo ketemu lagi" lanjutnya.

"Ma.. makasih" ujar Reina singkat. Kini ketakutannya berubah menjadi kegugupan.

"Hmm iya.. ya udah gue duluan, bye" laki laki tersebut langsung meninggalkan Reina yang sedang melawan detak jantungnya yang berpacu cepat.

'Jantung ku kenapa?' gumam Reina dalam hati seraya memegang dada nya sebelah kiri dengan wajah bingung dan berjalan pelan.

Ternyata dari arah gerbang ada seseorang yang menyaksikan kejadian tadi dari awal.

"Cie" ia menyenggol pelan pundak kanan Reina dari belakang.

"Eh Ra,"

"Eh cowo tadi siapa si namanya? Sweet banget tau Rei, dia ngasih jaket buat lo pake nutupin rok lo yang kotor"
"Tapi, tinggu dulu, lo itu kan ga bisa gampang kenal sama orang. Kok lo bisa si kenal sama cogan kaya dia?" Zahra memborong pertanyaan.

"Ih sebentar dulu, dia itu yang udah bikin rok ku kotor, makannya dia ngasih jaket itu buat nutupin" jelas Reina sambil berjalan menuju kelas.

"Yang beneeer? Deg deg an ya?" Zahra bertanya seperti itu karna ia melihat Reina sedang memegangi dadanya.

"Hmm eh engga ko" Reina menurunkan tangannya dan berbicara terbata.

Krriiiiinngg

"Eh udah bel tuh masuk yuk" ajak Reina pada Zahra.

Zahra terlebih dahulu menunjukan wajah meledeknya, "Ayo".

~~

"Wei Ga, jaket kesayangan lo mana? Tumben ga pake jaket" ujar Rizki.

"Lagi dicuci kali Ki sama bi Inah" timbal Vero.

Dua sahabatnya pun meledek dirinya karna pasalnya, Rega tidak bisa kemana mana tanpa jaket tersebut.

"Eh lo berdua, ga bisa apa hah? Sehariii aja lo berdua tuh ga ganggu gue" Rega pun langsung menduduki kursinya dan membaca sebuah buku.

"Eh Ga, gimana kabarnya si onoh?" ujar Vero untuk meledek Rega -lagi-.

"Siapa si? Bentar gue mau baca buku" jawab Rega tanpa menatap Vero.

"Si kakak Ga" mendengar perkataan Rizki dengan reflek Rega menatap kedua sahabatnya itu dengan tajam.

"Wess biasa aja dong tatapan lo" ledek Rizki dengan sedikit takut.

"Gimana si kakak ga suka sama lo, tatapan lo MAUUTT Ga" ledek Vero.

"Terserah" Rega pasrah dengan semua ejekan kedua sahabatnya itu dan kembali membaca bukunya.

Tak lama kemudian, guru mereka pun datang dengan membawa sebuah laptop dan sebuah proyektor. Ternyata, pak Didi ingin mempresentasikan kepada seluruh murid tentang sebuah penyakit. Yaitu penyakit Kanker.

Saat diberitahu oleh pak Didi tentang penyakit yang akan dibahas. Para murid pun merinding, pasalnya penyakit tersebut sedang marak diperbincangkan. Tapi, tak begitu dengan Rega yang menanggapinya dengan biasa saja.

*****

Gimana nih sama yang ini?

Voment nya ga lupa kan ya?

Love, ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang