"Duh, kok lama banget sih," ujar Reina yang saat ini duduk didepan toko buku.
Suasana sejuk dan angin menghembuskan nafasnya untuk menemani Reina yang sedang duduk sendiri menunggu sahabatnya. Cukup ramai, namun tak seramai hati Reina. Reina merasa sendiri dalam keramaian tersebut.
Sebuah kantung plastik berisi beberapa buku pelajaran yang ia beli tadi, kini dibacanya seraya menunggu Zahra kembali.
Buku yang ia beli mengenai pelajaran saat ini yang lumayan sulit. Ia menyempatkan untuk membeli buku di sela sela kesibukannya mengerjakan tugas yang sudah menggunung. Padahal ini baru beberapa minggu masuk sekolah, namun tugas sudah menumpuk. Tapi itulah tugas seorang pelajar, untuk belajar.
Reina mengintip jam ditangannya yang menunjukan pukul 8.30 malam. Ia sudah melewati batas waktu yang Vanny berikan padanya.
"Duh udah jam segini, Zahra mana sih kok lama banget diwc nya..," Reina mulai resah, Zahra sudah cukup lama meninggalkan Reina. Dari saat Reina memilih buku dan kini sudah lama menunggu.
"Itu.. itu Zahra? Kok keluar dari kafe sih?," Reina pun menyipitkan matanya untuk melihat jelas disebrang jalan. Terlihat Zahra baru saja keluar dari sebuah kafe, untuk apa? Ia izin pada Reina untuk ke WC. Tapi mengapa ia keluar dari kafe?
"Heh Rei, udah selesai beli bukunya?," tanya Zahra dengan tanpa rasa bersalah.
"Kok kamu keluar dari kafe sih? Kan tadi bilangnya mau ke wc?," sambil berdiri Reina berbalik tanya. Zahra bingung harus menjawab apa, namun saat ia melihat jam kecil ditangan kirinya. Ia pun mendapat ide untuk mengelabui Reina.
"Heh Rei, udah jam delapan lima puluh. Ayo pulang ntar lo dicariin sama mama lo," ujar Zahra dengan memasang wajah panik.
"Masa? Ya udah ayo pulang, aku takut mama ku marah," ujar Reina seraya jalan terburu buru dan dahului Zahra. Zahra pun merasa senang bisa mengelabui Reina agar dia tidak berbohong.
"Eh Rei, kok gua ditinggalin sih," ujar Zahra sambil berlari mendekati Reina.
**
"Hei Reina" sapa seorang laki laki yang berada dibelakang Reina yang saat ini sedang berjalan dikoridor. Reina pun refleks membalikan badannya.
Saat melihat wajah laki laki tersebut, raut wajah Reina berubah. Matanya terbelalak, dan kakinya berjalan cepat menuju kelasnya juga meninggalkan laki laki tersebut.
Begitu cepatnya ia berjalan, orang orang disekitarnya pun memandangnya aneh. Ketika sampai dikelas pun Reina masih dengan raut wajah yang sama. Zahra yang melihatnya pun begitu heran.
"Rei, lo kenapa?," tanya Zahra.
"Ng..ngga papa kok," jawab Reina dengan berusaha menutupi.
"Cerita aja kali, dari pada lo pendem," saran Zahra yang menarik Reina untuk bercerita.
"Hm.. dia.. kok sekolah disini ya?," tanya Reina bingung juga membingungkan Zahra.
"Dia siapa?,"
"Itu.."
"Itu? Itu siapa Rei?," Zahra masih belum paham dengan yang diucapkan Reina.
"Ri..ri..ri," ucap Reina terbata.
"Riri? Siapa Riri?," Zahra bertanya tanya.
"Ri..ric..ric" bibir Reina tidak bisa berkata.
"Ric..ric..," ucap Zahra sambil mengingat seseorang.
"Ric..oooo.. Ricoo?," Zahra menebak sebuah nama. Mata Reina kini terbelalak untuk yang kedua kalinya, dengan jari telunjuk dibibirnya.
"Sssttt,"
"Emang kenapa? Cieee..," ledek Zahra dengan wajah yang memerahkan wajahnya.
"Kok dia disini sih? Sejak kapan?," tanya Reina bingung.
"Lo aja gatau apalagi gue Reii,".
**
"Hei Rei" seseorang pun menepuk pundak Reina yang cukup membuatnya syok.
"Ya ampun ka, ngagetin aku aja," ucap Reina dengan polosnya.
"Lagi ngapain?," tanyanya.
"Ini ka lagi makan," ia pun ikut bergabung dengan Zahra dan Reina duduk dikantin.
"Oh, eh maaf itu ada..," meski hampir setiap sore ia bermain basket, tangannya yang lembut pun memegang dagu dan mengusap sisa makanan yang berada disisi bibir Reina. Reina terdiam. Zahra yang melihatnya cukup terbelalak dan terdiam melihat yang dilakukan Rega pada Reina.
"Gilaaak, so sweet banget lu ka," ucap Zahra dengan raut wajah yang sama.
Reina yang tersadar pun dengan cepat mengelap dengan tisu yang berada dihadapannya.
"Ma..maaf.. gue ga ada maksud," ucap Rega.
Rupanya disudut lain, ada seseorang yang melihat kejadian tadi dengan raut wajah yang melebihi Zahra.
Dia terkejut dengan yang dilakukan Rega tadi. Pasalnya, wajah Reina dan Rega cukup dekat. Begitu dekat, bagai kedua mata yang bersandingan.
Mereka bertiga pun bercakap cakap begitu akrabnya. Dihadapan mereka pun tersedia beberapa cemilan untuk menemani cakap cakap mereka.
Tak lama, ada seorang wanita yang menghampiri mereka dan merusak suasana.
"Akrab banget," ucapnya dengan wajah sewotnya.
Rega yang mendengarnya pun langsung membalikkan tubuhnya. Saat melihat wanita tersebut, firasat Rega mengatakan akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan siapa pun kecuali hanya wanita tersebut.
"Ngapain lo disini?," tanya Rega berbisik dan memegang lengan bagian atas wanita tersebut.
"Suka suka gue dong ini kan kantin," jawabnya dengan sewot -lagi-.
"Gue ga mau lo bikin keributan disini, mending lo pergi," ujar Rega berbisik -lagi-.
Zahra dan Reina terdiam, mengapa Rega berbisik pada wanita tersebut. Mereka bukanlah patung yang tidak bisa apa apa.
Wanita tersebut pun pergi setelah Rega berbisik padanya. Zahra dan Reina kembali terdiam, pasalnya wanita tersebut tidak seperti biasanya. Ia menurut pada apa yang diucapkan Rega.
"Kak, dia kenapa? kok pergi gitu aja, biasanya sebelum pergi dia bikin keributan dulu," ucap Zahra sambil melumatkan cemilan yang ada didalam mulutnya.
"Zahra, makanannya ditelen dulu baru ngomong. Nanti kalo ga ditelen keselek loh," ucap Reina dengan menaruh telapak tangannya dipundak Zahra. Zahra membalas ucapan Reina dengan senyuman yang lebar.
Setelah memberi senyuman pada Reina, Zahra pun melihat Rega yang pandangannya tidak lari dari wajah Reina.
"Kak!," ucap Zahra sambil menggebrakan meja dan itu cukup mengagetkan Rega juga Reina.
"Hah? Apaan?," ucap Rega spontan.
"Cieee.. mandangnya jangan lama lama kaliii," ledek Zahra sambil menyenggol pundak Reina dari belakang.
"Ih apaan sih Raa," ucap Reina dengan blushing diwajahnya.
*****
Hai, author balik lagi nihh.
Maaf ya karna lama updatenya.
Aut lagi sibuk sama sekolah.
Banyak tugas.
Banyak kegiatan.
Banyak kerkom.
Banyak event.
Dan banyak ngomong😅.
#sosibukbgtyaaBaca teruss yaa jangan lupa tap bintangnya 👇,
Salam bang Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Reina
Teen FictionHari hari yang biasa Reina jalani kini sudah tidak seperti dulu lagi. Hidupnya diusik oleh wanita yang menyukai Rega si "The Most Wanted" dan juga ketua basket. Banyak wanita yang mendekati Rega, tetapi mereka semua mengurungkan niat untuk mendekati...