== AKU TERLAMBAT ! ==

7.7K 58 5
                                    

            Kesejukkan dibawah pohon rindang membuat hatiku tenang, langit terlihat biru cerah. Aku bisa merasakan rumput yang basah di punggungku, aku suka itu. Nyaman sekali rasanya berada di wilayah yang tenang. Burung-burung gereja berkicau riang, bertengger pada dahan pohon yang terlihat rapuh. Sejenak aku memejamkan mata, menikmati suasana damai di pagi hari. Gemersik rating-ranting pohon, hembusan angin semilir membelai pipiku dengan lembut. Kemudian aku menoleh ke kanan dan melihat sosok gadis cantik yang kuimpikan selama ini. Dia tidur disampingku, menatapku seakan kita sudah kenal lama dan dekat. Senyumannya, matanya yang coklat gelap, rambutnya yang hitam legam, aku suka bibir tipisnya yang agak kemerahan. Tangannya terasa lembut membelai poni rambutku yang coklat terang. Kupejamkan mata untuk menikmati suasana surga yang lama tidak kurasakan. Entah datang dari mana, terdengar suara gaduh yang sangat mengganggu suasanaku. Suara itu semakin lama semakin terdengar keras dan brutal.

            “BROWN! bangun bray... udah jam delapan pagi ini!” lalu ketukan pintu kembali terdengar brutal.

            Aku benci dengan orang ini, tapi biar bagaimanapun dia tetap sahabatku, ya, sahabat, ingin sekali aku mencekiknya pagi ini. Terpaksa aku bangun dengan mata masih setengah terbuka. Mataku terasa berkerak dan kering, rupanya kotoran mengering di sekitar mataku. Aku mulai mengumpulkan tenaga sambil mencari-cari dimana terakhir kalinya aku menaruh gelas berisi air, owh, rupanya air setengah gelas sudah menungguku di meja belajar. Dengan malas aku berjalan menuju meja belajar lalu mencelupkan telunjuk dan jari tengahku kedalam gelas. Airnya agak dingin, kuusapkan kemata kanan dan kiriku.

            “Iya bentar, sabar...” suaraku terdengar serak dan malas. Aku berjalan kepintu untuk menunjukkan bahwa beberapa nyawa tampaknya sudah kembali padaku dan cermin disamping pintu terlalu jujur, aku terlihat kusam dan berantakan, keterlaluan. Aku membuka pintu dan dugaanku benar, “Apaan sih loe Fee, pagi-pagi udah berisik kayak dipasar, seneng udah ganggu mimpi gue?”

            Nama aslinya Reza Fahlevi, namun aku memanggilnya Coffee. Dia keturunan jawa tulen, coklat, alis tebal dan logat bicara yang aneh, tentu saja dia sahabatku. Pagi ini dia memakai kaos kesayangannya yang agak usang, dia melipat kedua lengan di dadanya dan menatapku dengan tatapan tak percaya. “Waduh, ancur banget loe Bro sekarang udah jam delapan dan loe masih...”

            Sekarang aku tersadar sepenuhnya dan mulai panik. “APA?! JAM DELAPAN? kenapa baru bilang sekarang, gue bakalan telat kalau begini caranya Fee... Payah loe!”

            Lantas aku panik dan segera meninggalkan kamar kostku, menyusuri lorong panjang lalu menuruni tangga yang agak sempit menuju kamar mandi dibawah. Lima kamar mandi luar dan semuanya dibawah. Sebelum aku sampai ke kamar mandi, aku harus menyusuri lorong yang lumayan lebar dan melewati beberapa pintu kamar yang kelihatannya terkunci rapat. Pintu paling pojok lorong tepat berhadapan dengan kamar mandi, Mba Wini – pemilik kost – baru saja selesai mengunci pintu kamarnya, kemudian dia mengernyitkan alis ketika aku melewatinya dan gerakan tangannya terhenti ketika hendak menggigit rotinya sembari menatapku tak percaya. Aku berhenti ketika didepan pintu kamar mandi, heran ada apa dengan Mba Wini yang seakan aku mem-pause gerakannya.

            “What’s wrong with me?” aku menaikkan alis sebelah.

            Mba Wini tertawa sembari berjalan mundur menjauh beberapa langkah lalu  merubah posisi berdirinya dengan gaya yang aneh, seperti hendak melompat tapi gagal, “Pagi ini doraemon-nya lucu banget, Brown!” berlagak gemas lalu kembali tertawa.

            Aku langsung melihat seluruh tubuhku, ternyata aku hanya mengenakan celana boxer bertema “doraemon”. Ya, tentu saja aku masih menyukai karakter kartun ini semenjak masih di sekolah dasar hingga sekarang. Aku lupa kalau ini kost campuran bukan khusus laki-laki dan penghuninya para jomblo akut. Ini bukti kesekian kalinya aku pikun akan habitatku. Dimana handukku?

== BROWN ! ==Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang