== CINEMA XXI ==

720 15 3
                                    

Siang ini tampaknya kebisingan selalu mewarnai suasana di kantin kampus. Aku duduk dipojok kantin bersama dengan beberapa teman dekatku. Disamping kiriku, Coffee dan Dimas berseteru tentang girlband asal Korea yang saat ini sedang booming di YouTube. Tidak ada yang menarik, seakan-akan Coffee tidak setuju dengan pendapat Dimas bahwa Seo Hyun lebih cantik dari Yuri, menurutku keduanya terlihat mirip.

Didepanku ada Juni dan Juli, mereka gadis kembar yang sibuk bergosip tentang Presiden Senat yang baru-baru ini di wawancarai oleh salah satu tv swasta. Muda, tampan, cerdas dan berwibawa, mereka terus mengulangnya seperti kaset rusak. Disamping kananku, Gilang terlihat semangat, dia menunjukkan sulap koin kuno yang sudah dikuasainya. Saat dia mulai melempar koin itu, aku melihatnya berputar di udara. Ketika aku menebak, Gilang menunjukkan koin yang mendarat dipunggung tangannya, posisi koin itu tidak berubah tetap  sisi gambar garuda. Dugaanku salah.

            Coffee mulai terdengar tidak sabar, “Brown, menurut loe Yuri atau Soe Hyun?” kedengarnya butuh pembelaan.

            “Pasti Seo Hyun lah, dia lebih tinggi dan sexy ya gak, Brown? Gue pengen banget pacarin dia!” Dimas merasa menang dan status jomblonya yang berkarat membuatnya terus berkhayal.

            Membosankan, “Jawaban gue sama aja, dua-duanya mirip.” kemudian aku meneguk minuman soda kaleng.

            Mereka terlihat kecewa seolah-olah aku yang memenangkan kompetisi ini. Sekarang jam tanganku sudah menunjukkan pukul dua, berarti sudah satu jam aku menunggu Kyuna. Kemarin malam aku menelponnya dan menunggu disini, Coffee ingin mengajak Kyuna pergi jalan-jalan tapi terlalu takut untuk memulainya. Apa sebutannya disini? Mak Comblang? Kenapa bukan Pak Comblang? sebutan ini terlalu aneh bagiku.

            Handphoneku berdering dan nama Kyuna tertera dilayar tanda panggilan masuk. Dia mengatakan kalau hari ini tidak bisa keluar, organisasi BEM di fakultasnya seolah-olah kompak menghalangi pertemuannya dengan Coffee hari ini. Aku tidak tega melihat Coffee berubah murung, aku sudah membuat rencana B untuk kegagalan rencana Coffee.

***

            Sekarang aku sudah berada dikamar kost Coffee, tempat ini masih buruk tidak seperti kamarku yang rapi. Dibelakang pintu, beberapa jaket dan celana jeans kotor tergantung berantakan, kasurnya bahkan terlihat mengerikan, entah kapan terakhir kalinya Coffee membawa seprai itu ke laundry sebelah, mungkin tiga bulan yang lalu. Televisinya bertaburan bungkusan snack dan kulit kacang, tidak ada pengecualian untuk lantai dan dibawah lemarinya. Hidupnya mengenaskan, dia benar-benar butuh pendamping hidup yang ekstra rajin merawatnya.

            Aku menendang beberapa bungkusan snack lalu duduk di kasurnya, “Kamar loe masih hukum rimba ya? Hebat banget masih bisa tidur ditempat begininan, makin hutan aja kamar loe!”

            Coffee hanya tertawa, “Semalem gue habis perang sama tv, filmnya bikin gue kesel, Brown. Masa cewek secantik Dian Satro dicium sama Rangga! Harusnya sama gue.”

            “Sakit loe ya?!” aku melempar beberapa kulit kacang kearah Coffee yang sedang mengganti baju dan celana jeansnya, “Eh, emang loe mau ajak Kyu kemana sih?”

            Coffee mengambil celana jeans hitam yang di gantung dibelakang pintu, “Tadinya sih mau gue ajak ke Ragunan, jalan-jalan murah gitu. Eeh, malah gagal total, ya salam.” kemudian memakai jeans, “Brown, tadi loe bilang punya plan B, apaan coba? loe kira mission imposible?”

            “Udah ikut aja, mumpung ‘kun-kun’ belum kecapekan.”

            “Jiaaahhhh, pakai acara rahasia-rahasiaan segala. emangnya Tom Cruise ngasih misi apaan? Nyari target buat dipacarin atau sewa pembantu sexy buat gue?” lalu memakai jaket hoodie-nya.

== BROWN ! ==Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang